Keadaan Zara yang terluka karena peluru yang menembus punggungnya membuatnya tidak sadarkan diri saat ini. Rasa dendam Titan pada Nathan tidak lagi bisa ditolerir.
Dengan tongkat sihirnya, ia ingin membalas dendamnya pada bajingan itu dengan membayar kesakitan yang sama yang dialami oleh istrinya.
Tapi membunuh Nathan agar pria itu cepat mati rasanya terlalu mudah bagi Titan. Ia ingin mempermalukan Nathan dan ayahnya sekaligus di tambah seorang lagi suami tidak jelasnya nyonya Milan, ibu mertuanya Titan.
Titan mulai melakukan penyelidikan atas korupsi presiden dan putranya yang sudah melakukan konspirasi dengan beberapa pengusaha ternama dan juga telah menjual beberapa pulau perbatasan di wilayah negara itu.
"Aku akan membuat kalian harus membayar apa yang telah kalian lakukan pada istriku. Kamu bahkan belum sempat melakukan malam pertama kami, tapi kalian dengan tega merenggut semuanya." Gumam Titan lirih.
Tapi ia ingin membuat mental Nathan menjadi gila terlebih dahulu dengan menakut-nakuti Nathan dengan sihirnya. Setelah menitipkan istrinya pada mertuanya Titan segera menghilang menuju ke istana di mana Nathan sedang beristirahat di kamarnya sambil meneguk minuman whisky sour kesukaannya.
Musik instrumental itu menenangkan pikirannya. Tiba-tiba ia merasakan ada yang merebut gelas minuman dari tangannya membuat ia tersentak dan segera membuka matanya.
"Siapaaa....!" Bentuknya sambil melihat di sekitarnya dan ternyata hanya gelas yang melayang di kamarnya.
"Tidak ...tidak ..ti..dak." Apakah aku sedang bermimpi saat ini?" Tanya Nathan sambil mengucek matanya.
"Ternyata ini bukan mimpi, tapi kenapa gelas itu tiba-tiba melayang?" Lirih Nathan berusaha meraih gelasnya karena ia merasa saat sedang mabuk.
Saat tangannya mampu meraih gelas yang melayang itu, tiba-tiba gelas itu menumpahkan minumannya ke wajahnya membuat Nathan segera bangkit karena matanya terasa sangat perih.
"Berengsek...!" Apa yang terjadi?"
Nathan mencoba berjalan menuju kamar mandi sambil berpegangan untuk bisa mencapai wastafel kamar mandi. Ia pun segera membasuh matanya yang terasa sangat perih.
Baru saja ia ingin meraih handuk kecil untuk mengusap wajahnya, handuk itu malah menghampiri sendiri dirinya membuat Nathan merasa ia bukan mimpi maupun mabuk.
Tubuhnya terlihat gemetar ketakutan. Bukan hanya itu tangannya bergerak sendiri untuk meninju kaca wastafel itu hingga pecah. Bonggol tangannya mulai mengalir darah segar. Bukan hanya itu, gelas bening yang ada di sisi meja wastafel diraihnya lalu dibenturkan ke kepalanya sendiri hingga membuat darah segar itu mulai lolos membasahi wajahnya.
Dadanya di tendang berkali-kali oleh Titan hingga darah itu muncrat dari mulutnya. Penyiksaan yang dirasakan olehnya saat ini benar-benar menyakitkan. Puas menganiaya Nathan secara gaib, Titan meninggalkan Nathan yang sudah semamput.
Pelayan yang baru masuk membawa makanan ringan untuk tuannya tersentak melihat wajah tuannya bersimbah darah dengan tangan yang mengalir darah segar membuat pelayan itu segera menghubungi dokter.
"Lukanya tuan sangat serius, kenapa kita tidak bawa saja tuan ke rumah sakit?" Ucap Pelayan Willy.
"Tapi kita harus beritahu presiden tentang keadaan tuan Nathan atau kita yang akan mendapatkan masalah." Ujar George.
"Setidaknya kita bertindak cepat sebelum tuan kehabisan darah. Tapi, kenapa tuan Nathan menjadi gila seperti ini sampai menyakiti dirinya sendiri?" Keluh Willy.
Rupanya Titan diam-diam menghubungi ambulans untuk menjemput Nathan yang saat ini sedang berdarah. Kedua pelayannya heran dengan kedatangan petugas ambulans yang ditemani oleh beberapa pengawal presiden ke kamar Nathan.
Kedua pelayan itu mundur untuk memberikan ruang kepada petugas ambulans untuk mengevakuasi Nathan ke rumah sakit.
...----------------...
Dalam sekejap, Titan sudah kembali ke rumah sakit setelah puas menganiaya Nathan. Nyonya Milan menatap wajah Titan yang terlihat menahan amarahnya membuat ibu mertuanya ini menanyakan keadaan menantunya itu.
"Kamu dari mana saja Titan? Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya nyonya Milan cemas karena beberapa malam ini Titan tidak bisa memejamkan matanya karena terus menunggu Zara yang belum sadar juga usai operasi pengangkatan peluru di tubuhnya.
"Aku hanya mencari angin segar mommy." Ucap Titan sambil mengecup pipi istrinya.
"Apakah pelaku penembakan itu adalah orang-orang suruhan Nathan , Titan?" Tanya nyonya Milan memberanikan diri.
"Permainan mereka terlalu licik hingga mereka tidak tersentuh oleh hukum, tapi aku bersumpah untuk membuat keluarga itu hengkang dari istana negara dengan mempermalukan mereka. Rakyat akan tahu kelicikan mereka yang sudah membuat rakyat sengsara." Ucap Titan membuat nyonya Milan begitu takut.
"Mommy berharap kamu tidak usah berurusan dengan mereka Titan. Lebih baik fokus mengurus Zara agar Zara tidak lagi menjadi korban kebengisan bajingan Nathan itu."Ucap nyonya Milan.
"Aku ingin mengirim Nathan ke masalalu hingga ia tidak pernah bisa kembali lagi." Ucap Titan yang ambigu membuat nyonya Milan hanya bengong tidak mengerti arah pembicaraannya Nathan.
"Emang kamu bisa mengirim Nathan ke masalalu? Bagaimana caranya, Titan?"
"Oh, lupakan saja mommy! Aku hanya ngelantur. Aku ingin istirahat sebentar mommy dan tolong jangan buka pintu itu kecuali perawat dan dokter!" Ucap Nathan.
Nathan membuat lingkaran untuk mereka agar terjaga dari orang-orang yang hendak menyakiti mereka. Nyonya Milan merasa kalau Titan sedang menyembunyikan Titan sesuatu.
"Apakah menantuku memiliki kekuatan yang tidak aku ketahui?" Batin nyonya Milan sambil menatap wajah lelah menantunya yang sudah bernafas stabil menyusuri alam mimpi.
Keesokan paginya, berita tentang putra presiden mulai menghiasi layar televisi. Nathan mengaku kalau dirinya sedang di keroyok oleh orang memiliki ilmu hitam.
Sontak saja pengakuannya ini membuat para awak media membuat tanda tanya besar karena kehidupan saat ini semuanya terlihat nyata dan jelas bukan lagi seperti masalalu yang memiliki kekuatan mistis dan orang percaya itu.
Di jaman sekarang, manusia hidup di dunia serba digital. Siapa yang mau percaya akan hal itu apalagi sekelas putra presiden yang memiliki pemikiran kekinian yang harus menggunakan logika untuk mengambil sebuah analisa dalam suatu kasus.
"Apakah anda yakin Tuan, kalau itu adalah perbuatan makhluk halus?" Tanya wartawan saat Nathan sudah berada di depan pintu lobi rumah sakit.
"Sesuatu yang tidak bisa kamu lihat tapi bisa kamu rasakan, apakah itu bukan perbuatan makhluk halus?" Nathan terlihat geram pada wartawan yang meragukan pernyataannya.
"Bagaimana bisa tuan diserang oleh makhluk halus sementara mereka tidak memiliki dendam dengan Tuan? Apakah mereka sejenis drakula atau vampir tuan?" Tanya wartawan lagi membuat Nathan bergidik karena ia tidak ingin melihat wujud asli dari makhluk itu.
Iapun meminta pelayannya untuk cepat pergi dari situ dari pada mendengar pertanyaan wartawan yang membuat mentalnya terlihat makin sakit.
Titan tersenyum melihat wajah ketakutan Nathan saat ditanya tentang drakula.
"Aku belum puas bermain-main dengan dirimu Nathan!" Batin Titan sambil menyeruput kopinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Nyonya Gunawan
Wow..wow..nathan bisa gila itu..
Lum seberapa itu nathan psti akan kaget lo dia di kirim ke dunia masa lalu..
2023-02-14
3