8. Pencarian

Zara dan ibunya tidak lagi kembali ke istana neraka tuan Jeremy. Keduanya memilih menetap di kediaman Titan atas permintaan Titan sendiri demi keamanan dan kenyamanan keduanya.

Pagi itu, Zara tidak lagi kembali ke sekolahnya karena sedang magang di perusahaan milik Titan. Gadis yang mengambil jurusan bisnis ini berangkat bersama Titan ke perusahaan.

Titan melirik penampilan Zara yang terlihat sangat cantik dengan balutan blazer dan bawahan celana panjang berwarna pink membuat gadis ini terlihat lebih dewasa dari usianya.

Titan yang tidak bisa melakukan apapun pada Zara saat ini karena keduanya belum menyatakan perasaan mereka masing-masing.

Walaupun baru dua hari tinggal di rumah Titan namun keduanya masih bersikap wajar.

"Apakah aku harus memulai duluan bahwa aku menyukainya? dengan cara menceritakan mimpi itu?" Batin Titan.

"Apakah hubungan kami hanya sebatas ini saja, tanpa ada ikatan apapun?" Batin Zara.

"Zara....!"

"Master...!"

Keduanya saling membuka suara dalam waktu bersamaan membuat Revo sedikit melirik kedua makhluk di belakang sana yang menyimpan perasaan mereka masing-masing mengulum senyum.

Keduanya saling menatap dan tersenyum." Katakan apa yang kamu inginkan Zara...!"

"Apakah Master sendiri yang akan menentukan posisiku di perusahaan itu, saat aku mulai magang nanti?" Tanya Zara.

"Kamu bekerja di ruangan ku sebagai sekretaris ku. Tugasmu akan dijelaskan oleh Revo." Ucap Titan terlihat datar.

"Tapi, bagaimana dengan pendapat keempat temanku jika anda menempatkan aku tidak sama dengan mereka?"

"Mereka magang di perusahaan cabang bukan di perusahaan utama."

"Terus bagaimana kalau tuan Nathan akan melacak keberadaan ku di perusahaan anda setelah mengetahui dari pihak sekolah?"

"Itu urusanku menghadapi bajingan itu dan tugasmu fokus dengan magang mu dan jangan memikirkan bajingan itu lagi, kamu mengerti, Zara?"

"Baiklah master. Terimakasih ..!"

Benda mewah itu memilih parkir di tempat khusus untuk master. Ketiganya masuk ke lift rahasia menuju lantai tiga puluh di mana mereka tidak melewati para karyawan yang biasa menyapa master dan Revo begitu tiba di perusahaan.

Titan melakukan ini semata-mata ingin melindungi wanitanya yang saat sedang di incar oleh anak buahnya Nathan.

Walaupun begitu, Revo tetap mengabarkan resepsionis bahwa master mereka sudah berada di perusahaan jika ada relasi yang ingin bertemu.

Begitu tiba ruang kerja milik master, Zara dibuat terkagum-kagum dengan gaya interior yang ada di dalam ruang kerja milik Titan.

Titan memilih lantai atas yang biasa di sebut rooftop. Ruang kerja itu tersambung dengan taman yang di tengahnya ada air mancur dan kolam renang. Ada juga tempat istirahat untuk bersantai dan meja makan.

Mata Zara yang di suguhkan dengan pemandangan indah dan meja kerjanya di hadapkan ke taman.

"Zara....!" Panggil Titan saat Zara masih menikmati suasana di belakang ruang kerja milik Titan.

"Iya master."

"Itu meja kerja kamu. Saat ada tamu jangan menanggapi mereka dan fokus pada tugasmu kecuali aku yang meminta.

Jika ada tamu yang membuatmu syok, tetap di tempatmu dan percayakan semuanya padaku karena aku yang akan mengurusnya, kamu paham...?"

Titan sudah mengantisipasi jika Nathan atau anak buahnya akan datang menganggu gadis ini.

Revo datang memberikan berkas yang akan di kerjakan oleh Zara. Revo memberikan bimbingan kepada Zara agar gadis ini tidak membuat kesalahan karena ini menyangkut perusahaan besar.

"Jika kamu tidak paha jangan sungkan bertanya pada saya maupun master karena pekerjaanmu berhubungan langsung dengan laporan keuangan perusahaan ini. Kalau sudah selesai serahkan kepadaku atau master!" Ucap Revo diangguki oleh Zara.

Semuanya fokus pada tugas mereka masing-masing. Titan terlihat serius menatap laptopnya dengan membuka berbagai file.

Begitu juga Zara dengan laporan keuangannya. Untuk sesaat keduanya tidak saling menganggu satu sama lain.

...----------------...

Nathan mendatangi langsung sekolah milik Zara bersama dengan ayah dari Zara untuk mencari keberadaan gadis itu.

Tuan Walker merasa bangga didatangi oleh putra dari presiden ini. Wajah Nathan tampak tertekuk sambil menelisik setiap sudut ruang kepala sekolah.

"Ada yang bisa saya bantu tuan...?" Tanya tuan Walker seperti penjilat.

"Di mana kelas Zara? apakah gadis itu masuk sekolah hari ini..?"

"Untuk siswa tingkat akhir, tidak tidak ada aktifitas belajar mengajar karena untuk tiga bulan ke depan mereka sedang magang di setiap perusahaan sesuai dengan jurusan mereka masing-masing, tuan." Ucap tuan Walker.

"Di perusahaan apa Zara magang?"

"Perusahaan JK corporation."

"Terimakasih...!" Nathan langsung meninggalkan ruang kerja kepala sekolah menuju mobilnya.

Tuan Walker hanya memandang bengong kepergian Nathan yang dianggapnya sangat tidak sopan.

"Cih..! Apakah posisimu akan bertahan sebagai putra presiden jika setahun lagi negara ini akan menyingkirkan manusia berhati kerdil seperti kalian, berengsek...!"

Umpat tuan Walker yang muak dengan sikap arogan tuan Nathan padanya.

Setibanya di perusahaan milik Titan, Nathan juga begitu congkak, melewati sekuriti dan resepsionis menuju pintu lift.

Ia hanya mencegat salah satu cleaning servis yang sedang membersihkan ruang lift untuk menanyakan ruang kerjanya Titan.

"Tunjukkan ruang kerja bos perusahaan ini...!" Titah Nathan.

"Baik Tuan." Ucap cleaning servis itu langsung menekan angka 30.

Sementara itu, resepsionis sudah lebih dulu mengabari Revo tentang kedatangan tuan Nathan.

Revo terbelalak dan langsung memberitahukan bosnya itu untuk bersiap-siap menyambut kedatangan tuan Nathan.

Titan menyihir meja kerja dan juga Zara agar tidak terlihat oleh Nathan saat masuk ke ruang kerjanya. Ia kembali bersikap biasa sambil menunggu kedatangan Nathan.

Tidak lama kemudian, Nathan membuka kasar pintu itu tanpa permisi pada yang punya perusahaan.

Wajah Titan menunjukkan sikap tidak sukanya pada Nathan yang semena-mena terhadap orang lain.

Zara yang melihat wajah Nathan sangat syok. Ia hanya bisa menegang di tempat duduknya sambil meremas celananya dengan tubuh yang sudah gemetar ketakutan.

"Apakah seperti ini sikapmu bertamu ke tempat orang lain? Apakah itu membuat anda terlihat terhormat tuan Nathan?"

Sindir Titan terlihat sinis.

"Aku ingin menjemput wanitaku." Ucap Nathan tanpa basa basi.

"Wanita siapa yang anda maksud tuan Nathan...?" Tanya Titan pura-pura tidak tahu.

"Tentu saja Zara, kekasihku." Ucap Nathan.

"Oh gadis itu...? Setahu saya dia mengundurkan diri untuk tidak magang di sini tanpa memberitahu kami alasan pengunduran dirinya." Ucap Titan terlihat santai.

"Aku tidak percaya begitu saja dengan perkataanmu." Bantah Nathan.

"Itu urusanmu dan silahkan cari sendiri setiap lantai di perusahaan ini jika kamu merasa penasaran pada gadismu itu. Jika kamu berbuat onar di perusahaan ku, maka aku tidak segan menendang mu dari perusahaan ini." Ancam Titan.

"Apakah kamu tidak tahu sedang berurusan dengan siapa, hah?" Bentak Nathan.

"Kau hanya seorang putra presiden yang sangat manja dengan memanfaatkan nama besar ayahmu untuk menindas orang lain.

Jika ayahmu tidak lagi dipilih menjadi presiden, kau tidak lebih dari sampah masyarakat yang menjijikkan.

Jadi bagiku, kau bukan siapa-siapa karena setelah kedudukan ayahmu tergeser, kamu tidak memiliki apapun untuk bertahan hidup."

Sarkas Titan wajah membuat Nathan memerah menahan malu.

Degggg ..

"Kauuu ....!"

Terpopuler

Comments

Nyonya Gunawan

Nyonya Gunawan

Bagus titan sekli" orang sprti itu hrus di ksh pelajaran..

2023-02-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!