Usai menyatakan perasaannya cintanya pada Zara, Titan terlihat salah tingkah sendiri. Keduanya duduk di atas ranjang yang sama sambil menyaksikan film kesukaan mereka tapi pikiran mereka terbang entah ke mana.
Jantung Zara merasakan degupan yang sangat keras seakan degupan itu berbunyi nama Titan.
"Perasaan apa ini?" Tanyanya sambil meremas jari jemarinya sendiri.
Titan mendekati Zara menarik dalam dekapannya dan membenamkan wajahnya Zara di dada bidangnya.
"Apakah kamu menyukaiku, Zara?" Tanya Titan sambil mengusap punggung Zara.
"Tidak...! Aku tidak menyukaimu..!" Zara sengaja menjeda perkataannya.
Ia mendongakkan wajahnya menatap wajah tampan Titan.
"Tidak apa sayang kalau kamu tidak siap...-"
"Aku sangat mencintaimu Titan!" Ucap Zara membuat Titan meraup dagu lancip itu dan melabuhkan ciumannya di sana.
Keduanya saling berpelukan dan berciuman semakin dahsyat tapi tidak ingin melakukan hal yang lebih jauh mengingat Zara masih usia sekolah.
Titan ingin menjaga wanitanya sebaik mungkin dan berharap mereka bisa melakukannya saat sudah menikah. Mungkin bagi budaya mereka se*s bukanlah hal yang tabu namun prinsip yang lebih menuntut Titan untuk memuliakan wanitanya.
Keduanya saat ini tidur bersama sambil berpelukan. Melupakan apa yang terjadi hari itu dan mempersiapkan apa yang akan terjadi hari esok.
Titan tidak ingin membuat Zara terganggu dengan pemberitaan media yang saat ini gencar mencari ia dan ibunya.
Zara membangun kepercayaan dihatinya bahwa bersama dengan Titan semuanya akan baik-baik saja.
Sementara di luar sana fitnah keji yang dilayangkan tuan Jeremy dan tuan Nathan yang ingin membuat citra nyonya Milan dan putrinya Zara dengan tuduhan telah membawa dokumen negara yang di curi dari kediaman presiden. Sesuatu yang tidak masuk akal demi sebuah keserakahan dan ambisi untuk memiliki kedua wanita beda generasi itu.
Asistensi Revo terlihat geram atas kebiadaban Nathan yang melakukan segala cara agar Zara kembali kepadanya.
"Bagaimana dengan keadaan besok, kalau master dan nona Zara berangkat ke perusahaan jika sepanjang jalan melakukan operasi penggeledahan setiap mobil pribadi yang melintas di jalan utama yang aksesnya menuju perusahaan milik master." Gumam Revo berusaha memejamkan matanya.
...----------------...
Pagi itu, Zara yang sedang mempersiapkan diri berdandan secantik mungkin membuat Titan yang sedang berdiri menunggu gadis itu kelar.
"Sayang....tidak ada yang melihatmu saat kamu masuk ke perusahaan. Mengapa kamu dandan secantik itu?"
Tanya Titan yang terlihat cemburu jika kekasihnya ini akan dilihat oleh Asistennya Revo karena hanya pria itu yang dibolehkan untuk menatap wajah Zara seperti seorang putri kerajaan Inggris.
"Aku hanya menyenangkan mata bos ku sekaligus kekasihku. Apakah tidak boleh atau kamu memang tidak suka, sayang?" Tanya Zara dengan lirikan menggoda sambil mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum manis pada Titan.
"Cih...! Kau sangat pintar membangkitkan gairahku. Jangan salahkan aku jika aku bisa menggempur mu sebelum kamu lulus sekolah." Ucap Titan.
"Tidak sekolah pun aku juga akan menjadi istrimu, jadi kenapa harus takut jika kamu ingin bercinta denganku sayang? Bukankah perusahaan itu adalah milik calon suamiku?" Goda Zara makin mendekati Titan dengan satu jarinya yang sudah menarik resleting celana panjang Titan.
"Sayang ..! Apa yang kamu lakukan..?" Tanya Titan saat jemari lembut Zara sudah menyusup masuk membebaskan benda perkasa itu dari boxer miliknya Titan.
Wajah Zara terlihat syok melihat besar dan panjang milik Titan yang membuat darahnya berdesir menghangat hingga liurnya tercekat namun genggaman lembutnya mulai membelai indah daging keras itu.
Titan yang baru kali ini berhadapan dengan wanita, merasa sangat gugup melihat bagaimana sosok cantik ini menggodanya.
Zara memulai memasukkan benda panjang itu ke dalam mulutnya sambil memaju mundurkan kepalanya untuk menghangatkan daging lembut itu membuat tubuh Titan makin gemetar hingga menekan kepala Zara memperdalam permainan mulut kecilnya itu.
"Sayang ...!" Serak Titan menikmati permainan mulut gadisnya.
"Sayang...! Di percepat sayang ..! Aku tidak kuat lagi."
Pinta Titan yang ikut mengayunkan tubuhnya dan seketika itu Titan mampu melepaskan gairahnya dengan cairan kenikmatan yang muncrat.
Titan menarik tubuhnya Zara dan memagut bibir gadis itu hingga keduanya berciuman semakin liar dan rakus.
Ciuman itu berhenti saat mendengar ketukan keras pada pintu kamar Titan.
"Tuan ...! Apakah anda sudah siap ..?" Teriak Revo dari luar.
Titan merapikan lagi celananya dan keluar menemui Revo.
"Bersiaplah sayang...! Kita berangkat sekarang." Ucap Titan.
"Hmm ..!"
Tidak lama kemudian, keduanya sudah berada di dalam mobil yang sudah melaju kencang.
Titan mengeluarkan tongkat sihirnya untuk membuat mobil milik mereka tidak terlihat oleh petugas yang sedang berjaga di jalanan.
Zara yang melihat itu, baru mengerti kalau kekasihnya memang memiliki kekuatan sihir.
Titan tersenyum melihat wajah Zara yang menatapnya takjub.
"Apakah tongkat ini yang menyebabkan kamu terlihat tenang, sayang?" Tanya Zara.
"Iya sayang," Keduanya kembali berciuman hingga tidak terlihat oleh Revo yang sedang menyetir mobilnya dengan tenang.
Revo yang belum tahu jika Masternya memiliki kekuatan terlihat takut saat polisi sedang melakukan pemeriksaan sepanjang jalan tapi tidak menahan mereka yang sedang melintas di bagian kanan jalan.
"Mengwi mereka tidak menahan mobil kami? Apa yang terjadi dengan mereka?"
Tanya Revo merasa sangat lega karena menganggap mereka aman dari pemeriksaan.
Setibanya di perusahaan ketika masuk ke dalam pintu lift khusus, Revo mengungkapkan perasaannya leganya pada Titan.
"Master..!"
"Hmm...!"
"Sepertinya mobil kita saja yang tidak diperiksa oleh petugas polisi padahal apa yang mereka cari ada pada kita." Ucap Revo percaya diri.
Titan dan Zara saling berpandangan sambil tersenyum penuh arti. Tangan keduanya yang saling bertautan seakan sedang menertawakan kepolosan Revo saat ini.
"Itu karena kamu bersikap tenang dan tidak memancing kecurigaan polisi." Balas Titan.
"Tapi saat aku menjemput tuan, malah mereka memeriksaku."
"Oh, berarti karena mobilmu sudah di periksa membuat kamu tidak lagi di periksa. Itu sama saja membuang waktu mereka karena kamu dianggap aman." Sahut Titan.
"Baguslah. Aku sudah muak dengan negara ini yang begitu sewenang-wenang pada rakyatnya demi kepentingan pribadi mereka. Apakah negara ini milik mereka apa..!" Umpat Revo.
Pintu lift itu terbuka dan ketiganya hendak ke ruang kerja mereka masing-masing. Tapi baru saja beberapa langkah, tiba-tiba ada telepon masuk dari resepsionis.
"Maaf tuan, ada putra presiden sedang menuju ke atas." Ucap Molly.
"Apakah mereka menanyakan tentang master?"
"Pria angkuh itu bahkan tidak menganggap kami ada di sini. Dia langsung ke atas di antar sekuriti."
"Master ada tuan Nathan menuju ke sini." Ucap Revo gugup dengan jantungnya mau melompat keluar.
"Tenanglah Revo! Zara aman bersamaku." Ucap Titan.
Zara sudah tidak terlihat lagi oleh Revo membuat lelaki berusia tiga puluh tahun ini menelisik setiap sudut karena ia baru saja melihat Zara berdiri sebelah Masternya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Nyonya Gunawan
Revo..revo..Suatu saat kmu psti tau rahasia mereka..😁😁
2023-02-08
1