Masa depan, lima abad kemudian.
Bunyi ponsel berdering kencang membuat tidur Titan terganggu. Ia meraih ponselnya yang ada di atas nakas dan melihat panggilan dari asistennya Revo.
"Apakah kamu tidak tahu saat ini pukul berapa, hah?"
Bentak Titan yang merasa mimpinya terasa aneh karena ia merasa dirinya seorang raja di dalam mimpi itu.
Di tambah lagi, asistennya Revo adalah pengawalnya dulu.
"Kenapa mimpi itu terasa nyata bagiku."
"Maaf Master....! Menganggu tidur anda. Baiklah. Besok pagi saja kita bahas." Revo menutup ponselnya buru-buru sebelum di semprot tuannya.
Titan mencoba mengingat wajah cantik gadis yang menjadi ratunya di dalam mimpi itu. Ia langsung bangkit dan melukis wajah wanita itu.
Titan memang hobi melukis dan fotografer. Walaupun sebenarnya dia adalah seorang mafia. Usai melukis wajah cantik seorang gadis dalam mimpinya, kini Titan melanjutkan lagi tidurnya.
Mimpi yang sama kembali terjadi walaupun setting sudah berbeda di mana ia dan gadis itu berada di suatu taman di penuhi bunga teratai.
Wilder meminta gadisnya untuk duduk di tepi danau yang dipenuhi bunga teratai. Ia menyihir untuk menghadirkan perlengkapan untuk melukis sang kekasih.
Dibawah lukisan itu ia menuliskan sebuah kalimat indah.
Cinta adalah misteri yang menggairahkan jiwa hingga menjangkau di setiap sudut hati yang tidak akan pernah berubah.
Kalimat yang cukup puitis. Wilder menggulung lukisan itu dan memberikannya pada Reina.
Reina menerimanya dengan senang hati. Keduanya kembali ke kastil dan Reina menyimpan lukisan itu di dalam lemarinya.
Ia tidak berani memajang lukisan itu karena gaya pakaiannya yang setengah bugil.
Tidak terasa sinar matahari pagi yang menyusup masuk di sela gorden kamar yang tidak begitu tertutup rapat, menyilaukan mata sang penghuni kamar yang enggan untuk bangun karena sedang menikmati percintaan panas dalam mimpinya.
Titan meraba di sebelah sisinya yang dikiranya masih berada di dalam mimpinya.
"Akhhhhkkk...sial..! Kenapa aku terjebak lagi dalam mimpi yang sama." Umpat Titan saat berhadapan dengan kenyataan.
Iya baru ingat semalam ia sedang melukis wajah gadis dalam mimpinya dan Titan tersenyum saat melihat lukisan itu ternyata wajah gadis cantik yang baru bercinta dengannya masih sama.
Titan menulis kata-kata yang diingatnya pada lukisannya.
"Andai saja aku bisa menemukan gadis itu, aku akan segera melamarnya. Reina... semoga mimpi itu jadi kenyataan sayang.
Aku tidak akan jatuh cinta pada gadis manapun sampai aku bisa bertemu denganmu di masa depan ini." Gumam Titan lirih.
Titan beringsut ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Pagi itu ia sudah bersiap berangkat ke perusahaannya untuk mengikuti meeting pagi ini.
Tidak lama Revo sudah datang menjemput Titan yang sedang berjalan menuju asistennya itu.
"Pagi master...!"
Revo membuka pintu mobil untuk Titan yang segera masuk ke mobilnya.
Baja hitam mengkilap itu melintas bersama mobil lainnya hingga berhenti di perempatan lampu merah.
Saat mobilnya berhenti, mobil sebelahnya berhenti beriringan dengan mobilnya.
Seorang gadis sengaja membuka jendela mobilnya dan melihat ke arah Titan yang juga menatapnya.
Sepertinya gadis itu sedang mengusap air matanya menghindari tatapan dari pria sebelahnya. Gadis memakai seragam sekolah.
Titan menatap lama wajah gadis itu sambil mengingat sesuatu. Tepat lampu merah itu berganti lampu hijau, Titan baru mengingat gadis itu yang ada di dalam mobilnya.
Namun sayang mereka berbeda arah. Mobil Titan berbelok ke kiri sedangkan mobil gadis itu berbelok ke kanan.
"Revo... Revo.... Revo...!" Pinta Titan untuk menghentikan mobilnya namun permintaan Tuannya itu diabaikan karena mereka sedang melintas di persimpangan.
"Master.....! Ini sangat berbahaya karena bukan tempat penghentian mobil."
Ucap Revo santai namun tidak dengan Titan yang ingin mencatat nomor plat kendaraan gadis itu namun yang dia ingat hanya dua angka di depannya.
"Sepertinya aku tidak salah dengan penglihatan ku kalau gadis itu adalah Reina yang ada di mimpiku." Batin Titan.
"Master...! Kenapa anda meminta aku menghentikan mobil tadi di perempatan?"
"Sudahlah....! Kamu telah merusak impianku. Aku hampir mendapatkan gadis itu tapi kau malah mengacaukannya."
Titan membuang kekesalannya sambil mengalihkan wajahnya ke luar jendela.
"Maafkan aku master...! Aku hanya ingin menjadi warga negara yang baik untuk mentaati peraturan lalu lintas."
Ucap Revo membela diri.
"Tapi cintaku tidak mengenal dengan aturan itu. Aku sudah kehilangannya. Bagaimana bisa aku menemukannya lagi." Gumam Titan membuat Revo tidak mengerti.
Titan melirik jam tangannya menandai jam yang sama yang akan ia tunggu di lampu merah ini. Tapi ia juga baru ingat kalau gadis itu memakai seragam sekolah yang tidak lain adalah almamater sekolahnya dulu.
"Astaga bukan itu SMA mercusuar island yang ada di pinggir danau."
Titan tersenyum penuh kemenangan kala bisa menemukan jejak petunjuk tentang gadis cantik yang ada dalam mimpinya.
Lagi-lagi Revo dibuat bingung dengan sikap aneh masternya yang nampak sedih dan bahagia dalam waktu bersamaan.
Selama ini Master begitu sulit membentuk lekukan menawan itu di hadapan siapapun apa lagi terhadap wanita kecuali ibu dan neneknya yang bisa menikmati lekukan yang bisa memperlihatkan barisan giginya yang putih dan rapi.
Kesempurnaan wajah tampan Titan yang selalu menjadi sapaan mentari pada pada para kolega perusahaannya yang tidak lain para wanita yang tidak sedikitpun kecewa walaupun sang pangeran tidak pernah tersenyum pada mereka sama sekali.
"Apa yang membuat Master tersenyum? apakah ada hubungannya dengan wanita yang telah mencuri hatinya?"
Batin Revo sambil mengendarai mobilnya yang sesaat lagi akan memasuki area perusahaan milik Titan.
"Revo....! Atur pertemuan aku dengan kepala sekolah mercusuar island...!"
Titah Titan sambil melangkah gagah menuju pintu lift khusus untuknya dan Revo yang langsung menuju ruang kerja pribadi mereka.
"Untuk apa kita ke sana Master?" Tanya Revo.
"Ajukan persyaratan perekrutan tenaga kerja dari sekolah itu untuk perusahaan kita sebagai siswa magang."
"Tapi, bukankah dulu mereka pernah mengajukan diri sebagai tempat magang di perusahaan kita tapi anda menolaknya."
Revo menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
"Berikan persyaratan yang cukup tegas untuk sekolah itu untuk tidak main-main saat magang.
Kedisplinan para staff kita diterapkan juga pada mereka dan aku tidak terlalu butuh banyak siswa magang kecuali lima yang terbaik dari sekolah itu dan aku yang akan menentukan sendiri siswa yang layak untuk bekerja di perusahaan kita."
Ucap Titan menyeringai licik kala ia mendapatkan ide untuk menemukan sendiri putri Reina yang sangat mirip dengan gadis yang ia temui di perempatan lampu merah.
"Baik Master. Aku akan mengatur pertemuan anda dengan kepala sekolah alumni tempat anda sekolah dulu. Tapi kapan anda akan berkunjung ke sana?" Tanya Revo..
"Besok...!"
Duaaarrr....
"Hahhhh.....?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Nyonya Gunawan
Suka" lach mo pertemuanny kpan nmanya jg bos..🤣🤣
2023-02-04
1