17. Dibuat Gila

Mendengar keadaan Nathan baik-baik saja, membuat Titan tidak puas untuk menyakiti lagi Nathan untuk membuat Nathan bisa di kurung di rumah sakit jiwa.

Nathan sebenarnya masih trauma dengan kejadian dua hari lalu. Ia selalu meminta pelayannya untuk menemaninya di kamar sampai ia terlelap.

Pagi itu, Nathan bersiap-siap untuk bekerja. Ia sendiri bekerja di bagian staf kepresidenan. Saat hendak memilihkan dasi yang ingin dipakainya, tiba-tiba dasi itu sudah melayang sendiri menghampirinya dengan posisi seperti seseorang sedang memakaikan dasi untuk dirinya.

Manik abu Nathan terbelalak sambil mundur beberapa langkah untuk menggapai pintu keluar, namun dasi itu berhasil masuk ke lehernya.

Titan melilit dasi itu ke lehernya Nathan sambil menariknya seperti kambing. Nathan yang merasa tercekik menggulingkan badannya ke lantai. Di saat itu, ayahnya masuk ke kamarnya Nathan melihat putranya memegangi lehernya seakan menarik dasinya agar terlepas dari lehernya, namun Titan makin mengencangkan tarikannya membuat wajah Nathan Nathan makin merah karena kehabisan oksigen.

"Nathan ...! Nathan...!"

Presiden berusaha membantu putranya yang seperti kerasukan setan. Titan melepaskan dasi itu agar Nathan bernafas lega.

Nathan menghirup oksigen sebanyak mungkin seperti stok oksigen di dunia ini hanya tersisa sedikit untuknya.

"Ada apa denganmu Nathan ? Kenapa kamu merasa tercekik seperti itu?" Tanya presiden melihat putranya seperti orang yang sudah tidak waras menurutnya.

Nathan segera bangkit lalu menghembuskan nafasnya dengan gusar. Ia memperhatikan ayahnya yang masih menunggu penjelasan darinya.

"Ayah ...! Aku tidak mau lagi tidur di kamar ini. Sepertinya kamar ini punya kekuatan magis atau roh jahat yang seakan sedang menghukum diriku." Ucap Nathan sambil memegang lehernya yang terasa masih sakit.

"Berapa tahun kamu tidur di sini? Mengapa sekarang baru mengeluhkan hal aneh tentang dirimu. Ayah rasa kamu saat ini sedang berhalusinasi." Ucap ayahnya terlihat tidak percaya begitu saja pada putranya.

"Apakah ayah kira aku sedang berbohong kepada ayah? Mulai besok aku ingin kembali ke rumah pribadi kita atau aku ingin tinggal di apartemen pribadiku." Ucap Nathan lalu keluar meninggalkan ayahnya yang hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Titan merasa sangat puas mengerjai putra pertamanya persiden itu. Sementara Nathan masih memikirkan hal aneh yang terjadi kepadanya usai menyuruh anak buahnya untuk menembak Titan tapi malah yang terkena tembakan itu adalah Zara.

"Apakah itu adalah hantunya Zara yang sedang menakuti atau menyiksa diriku? Kalau itu benar, aku ingin wanita itu harus mati ditangan ku." Ucap Nathan yang sudah ada di ruang kerjanya.

Sementara itu, di ruang kerjanya presiden, Titan sedang mencari arsip rahasia yang berhubungan dengan korupsi yang dilakukan oleh presiden itu untuk ia ungkapkan ke media.

Arsip yang berserakan itu dibiarkan saja oleh Titan karena ia sudah mendapatkan informasi penting dari beberapa file yang ia buka di laptop miliknya presiden.

"Akhirnya aku mendapatkan rahasia mu , tuan presiden. Ternyata banyak sekali aset negara yang kamu diperjualbelikan demi keuntungan pribadimu." Ucap Titan yang sudah mengcopy file laporan rahasia itu.

Untuk membuat ruangan itu kembali terlihat rapi, Titan hanya menyihirnya dengan tongkat sihirnya.

...----------------...

Titan kembali ke rumah sakit untuk melihat istrinya yang masih belum siuman juga. Kini ia meminta ibu mertuanya untuk meninggalkan mereka berdua.

"Sebaiknya mommy pulang saja, biar Titan yang menjaga Zara!" Ucap Titan yang terlihat bahagia.

Lagi-lagi ibu mertuanya mencurigai menantunya. Titan terlihat penuh misteri. Ia tidak pernah mengatakan apapun setiap kali ia meninggalkan istrinya. Sementara ia juga tidak pernah muncul di perusahaan.

"Baiklah Titan. Kalau begitu mommy pulang dulu. Kalau terjadi apa-apa dengan Zara, tolong kabari mami." Ucap nyonya Milan.

"Di luar sudah ada Revo yang akan mengantarkan mommy ke rumah kakek. Hati-hati Mommy!" Ucap Titan.

"Kamu juga sayang. Jaga putriku agar para penjahat itu tidak datang menganggu kalian." Ucap nyonya Milan.

"Tidak akan terjadi lagi Mommy!"

"Bagus."

Titan mendekati istrinya." Jika tongkat sihir ini bisa menyembuhkan mu, maka aku akan mencoba melakukannya Zara." Gumam Titan lalu keluarkan tingkat sihirnya.

Ia ingin mencoba melakukannya untuk menyembuhkan luka pada istrinya dengan begitu Zara bisa cepat pulih. Benar saja, ketika tongkat itu diarahkan ke tubuh Zara yang sakit, ternyata luka Zara cepat sembuh dan Zara juga seketika mulai sadar dari komanya.

Titan tersenyum haru saat tahu tongkat sihir itu bisa menyembuhkan istrinya.

"Andai saja aku tahu kalau tongkat ini lebih cepat membuat kamu siuman, aku akan melakukannya sedari awal sayang." Ucap Titan lalu memeluk istrinya.

"Titan! Kenapa aku bisa berada di sini? Tanya Zara setelah tubuhnya merasa kembali bugar.

"Kamu tertembak di hari pernikahan kita sayang. Saat itu kamu spontan menjadikan tubuhmu sebagai tameng untuk melindungi aku. Kenapa kamu melakukan itu Zara?" Tanya Titan.

"Karena aku sangat mencintaimu Titan. Aku tidak ingin kamu terluka. Jika aku yang terluka kamu masih bisa menjagaku, tapi jika kamu yang terluka atau mati, maka mereka dengan mudah akan mengambil aku dari sisimu dan itu yang takutkan." Ucap Zara dengan alasan yang sangat masuk akal.

"Kamu memang cerdas tapi kamu juga sangat bodoh. Aku benci dengan pengorbanan mu untukku. Jika terjadi sesuatu kepadamu, aku tidak akan memaafkan diriku, Zara." Ucap Titan sambil menangis menempelkan keningnya ke kening istrinya.

"Aku tidak akan mati kecuali bersamamu, Titan. Bukankah kita ini akan bersatu' kembali setelah kehidupan kita yang sebelumnya tidak bisa bersatu?" Tanya Zara.

"Jadi, kamu juga mengalami mimpi yang sama seperti aku alami, sayang?" Tanya Titan.

"Iya Titan. Mimpi yang terjadi pada beberapa abad yang lalu di mana kita berdua adalah pasangan Raja dan ratu." Ucap Zara.

"Astaga....! Kenapa kamu tidak mengatakan lebih awal kalau kamu mengalami mimpi yang sama denganku."

"Karena aku sedang menunggu momen yang tepat untuk mengatakan kepadamu saat kita melewati malam pertama kita." Ucap Zara.

"Tapi kamu belum lulus sekolah sayang Aku ingin kamu lulus sekolah baru kita bisa melakukannya." Ucap Titan bijak.

"Kamu sangat pengertian sekali Titan. Aku sangat mencintaimu Titan." Ucap Zara.

Baru saja kebahagiaan itu muncul, tiba-tiba terdengar huru-hara dari luar sana membuat Titan segera waspada. Iapun mengendap untuk melihat keadaan di luar dengan meminta istrinya untuk tidak bersuara.

"Titan..! Aku takut sayang!" Ucap Zara sambil menangis.

"Tenanglah sayang, kamu aman bersamaku." Ucap Titan lalu mengeluarkan tongkat sihirnya dan langsung membuat suatu benteng pertahanan seperti gelembung udara raksasa untuk melindungi diri mereka dari serangan musuh.

Pintu kamar inap milik Zara di dorong paksa oleh orang-orang bersenjata mencari keberadaan Zara dan ternyata mereka tidak bisa melihat Zara dan Titan yang masih berada di dalam kamar itu.

"Ke mana pasangan itu? Bukankah tadi dokter bilang mereka masih ada di dalam sini?" Tanya anak buahnya Nathan kebingungan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!