Mengetahui putra mahkota akan menikahi seorang putri dari selir Raja, Louis membuat ratu Amora begitu murka.
"Hancurkan gadis itu sebelum ia di sahkan oleh prince menjadi seorang ratu. Aku tidak ingin darah wanita selir mengotori singgasana raja."
Titah ratu Amora yang masih menyimpan kecemburuannya pada selir raja Louis.
"Baik yang mulia." Ucap menteri urusan dalam istana dengan penuh kelicikan.
Sementara itu, pangeran Wilder yang saat ini sudah tinggal bersama dengan sang kekasih menikmati kehidupan percintaan mereka hampir setiap saat.
"Ayo bersiaplah sayang! Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat." Ucap Wilder ketika keduanya usai mandi bersama.
"Kita mau ke mana...?"
"Itu sebuah kejutan. Aku ingin kamu memakai gaun yang sangat indah untuk mendampingiku hari ini." Pinta Wilder.
"Baiklah yang mulia." Goda Reina.
Sekitar setengah jam kemudian, Reina sudah keluar dengan penampilan yang begitu memukau membuat sang pangeran hanya bisa berdecak kagum.
Keduanya berangkat dengan jalur cepat tentunya jalan yang mereka lalui dengan ilmu sihir pangeran Wilder.
Keduanya naik kereta kencana menuju sebuah gereja di mana sudah ada pastor yang menunggu untuk menikahi keduanya.
Reina tampak bahagia karena sang pangeran tidak mengingkari janjinya.
"Apakah kamu ingin.....-"
"Iya sayang. Aku akan menikahimu karena kau adalah ratu di negeri ini." Ucap Wilder.
"Tapi bagaimana dengan istana? mereka akan menentang mu." Ucap Reina cemas.
"Mereka adalah urusanku. Urusanmu adalah saat ini harus menjadi milikku." Ucap Wilder.
Reina tersenyum sambil menganggukkan kepalanya menyetujui pernikahan ini.
Dengan sumpah ikrar pernikahan di ucapkan keduanya sebagai pasangan suami-istri.
Cincin pernikahan di sematkan oleh pasangan ini diikuti ciuman sesaat lalu memberi hormat pada pastor yang telah menikahkan mereka.
Keduanya kembali lagi ke kastil dengan perasaan bahagia. Dalam perjalanan keduanya tidak segan untuk berciuman di atas kereta kencana hingga keduanya tiba lagi di istana.
Walaupun sudah bercinta sebelumnya, bagi pasangan ini tidak ada jenuhnya dengan percintaan panas mereka.
Baru saja pergulatan itu di mulai, gedoran pintu dari luar sana menganggu ritual percintaan panas pasangan ini.
Prince menyihir manusia di luar sana menjadi kaku hingga bisa menuntaskan hasratnya pada sang istri.
Reina mengulum senyumnya melihat tingkah suaminya yang tidak bisa terganggu dengan hal sekecil apapun.
"Sayang...! Bagaimana kalau itu penting?"
"Kamu lebih penting daripada urusan tidak jelas diluar sana. Aku sedang menikmati milikmu yang tidak bisa menghentikan aku begitu saja.
Di dalam sini terus menerus menarik milikku. Dan aku sulit untuk melepaskannya." Ucap Wilder apa adanya namun istrinya merasa bahwa itu hanya candaan.
Usai menuntaskan hasratnya, Wilder menemui Ziro yang masih kaku di tempatnya. Wilder membebaskan pengawalnya itu dan menanyakan keperluannya.
"Prince....! Anda di minta untuk istana untuk menerima penobatan sebagai raja. Raja Piter dan ratu Amora sedang menanti anda di istana."
Ucap Ziro sambil menyerahkan surat perintah untuk prince.
"Jangan pernah membawa wanita mu ke istana karena ayah dan ibumu tidak mengakui wanita itu sebagai istrimu apa lagi menjadikan dia sebagai ratu di negeri ini."
Tulis raja Piter dalam surat itu namun tidak di indahkan sana sekali oleh Wilder.
"Beritahu ayah dan ibuku kalau aku siap menjadi seorang raja." Ucap Wilder tegas.
"Baik prince!"
Keberangkatan prince Wilder ke istana tidak sendirian. Ia memboyong istrinya yang akan menjadi ratunya untuk bersandingan dengannya di singgasana.
...----------------...
Kedatangan putra mahkota di sambut dengan tarian dan upacara adat kerajaan.
Saat prince turun dari kereta kencana bersama dengan putri Reina, menjadi keriuhan di kalangan istana yang sedang menyaksikan kedatangannya.
Baru saja pasangan ini melangkah, keduanya di cegat oleh para pengawal istana yang berwajah bengis.
"Biarkan kami masuk!" Titah pangeran Wilder.
"Maaf prince..! Hanya anda yang diperkenankan untuk masuk ke ruang penobatan tidak dengan wanita ini." Ucap panglima kerajaan.
"Kalau begitu aku akan kembali ke kastil dan aku tidak menerima penobatan ini..!" Ancam Wilder.
"Anda tidak boleh menjadikan wanita ini sebagai ratu anda kecuali seorang selir." Ucap menteri.
"Aku sudah menikahinya dan dua adalah ratu pertama dan terakhir selama aku hidup." Ucap prince Wilder.
Semuanya terdiam. Perdebatan yang menegangkan itu membuat suasana hati Reina makin terpojok.
Pangeran Wilder mengeratkan pegangannya pada tangan istrinya seakan mengatakan tidak perlu kuatir selama aku di sisimu.
Raja dan ratu akhirnya mengalah dan meminta keduanya masuk untuk menerima penobatan.
Prince dengan gagahnya masuk dengan tatapan datar namun tidak mengurangi pesona dan kharismatik nya membuat para putri bangsawan tidak melepaskan pandangan mereka walaupun tatapan itu berangsur sinis melihat wajah cantik Reina yang lebih cantik dari semua para Putri bangsawan yang awalnya di pilih menjadi ratu negeri ini yang akan di angkat salah satu dari mereka menjadi istrinya prince Wilder atau raja Wilder.
Penobatan itu akhirnya di lakukan sesuai protokol kerajaan. Namun ada rencana besar di balik pengangkatan ratu yang akan mendampingi raja Wilder.
Saat memasuki acara makan bersama sebagai peresmian penobatan Raja, sepasang kekasih ini saling menyuapi makanan dan minuman.
"Aku telah menempati janjiku kepadamu sebagai istri dan sekaligus ratu di negeri ini ratu Reina."
Ucap Raja Wilder lalu mengajak istrinya berdansa usai menikmati hidangan tersebut.
Seakan sedang menantikan momen dramatis yang sesaat lagi akan terjadi, ibu suri Amora menatap wajah cantik menantunya itu dengan wajah tegang karena mereka ingin melihat kematian tragis ratu Reina.
Ratu Reina merasakan tubuhnya mengalami reaksi racun hingga ia jatuh dalam pelukan suaminya dengan batuk darah.
"Uhuk..uhuk ..!" Darah segar itu menyembur dari mulutnya. Lehernya seakan tercekik saat ini.
"Reinaaaa....!" Panggil raja Wilder dengan perasaan syok yang luar biasa.
"Aku mencintaimu suamiku. Aku akan menemui mu di kehidupan yang akan datang." Ucap Reina dengan suara lirih.
"Tidak...aku tidak akan membiarkan kamu pergi sendiri. Kita akan pergi bersama-sama dan cinta kita akan di Persatukan dalam mahligai pernikahan tanpa ada yang menghalangi lagi cinta kita."
Ucap Raja Wilder lalu meminum racun mematikan yang ada di kalungnya yang sudah ia siapkan sebelum berangkat ke istana karena ia sudah menduga rencana licik kedua orangtuanya yang akan mengkhianatinya.
"Tidak ada gunanya aku menjadi raja di negeri ini tanpa kamu ratuku. Keduanya berpelukan erat dan meregangkan nyawa bersamaan.
"Cepatlah selamatkan putraku....!" Teriak ratu Amora yang tidak ingin kehilangan putranya.
Seorang tabib istana memeriksa keadaan raja Wilder namun nadinya sudah tidak berdetak.
"Maaf yang mulia...! Raja Wilder sudah meninggal dunia yang Mulia...!" Ucap tabib istana membuat ratu Amora pingsan.
Alih-alih ingin menyingkirkan menantunya malah janji cinta sejati raja Wilder dan ratu Reina sehidup semati di buktikan di hadapan para keluarga kerajaan istana dan juga rakyatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Nyonya Gunawan
Mantap ceritanya thor..
2023-02-03
1