Reyhan memencet bel rumah, beberapa saat kemudian,Nadin membuka pintunya.
"Eh Rey,ayo masuk nak!" ucap Nadin, mempersilakan menantunya itu untuk masuk ke dalam.
"Dira bagaimana keadaan Tante,apa kaki nya masih sakit?" tanya Reyhan.
"Kayaknya sih tadi udah nggak apa apa,gih masuk aja ke kamar nya,paling juga dia habis mandi sore jam segini." ucap Nadin.
"Emang nya nggak papa kalau Rey masuk ke kamarnya Tante?" tanya Reyhan.
"Nggak papa dong,kamu kan suaminya,kamu tuh lucu ah,sana masuk!" Nadin heran dengan menantunya ini.
Reyhan pun langsung berjalan ke arah kamar Nadira,namun ketika ia ada di depan pintu kamar, Reyhan bingung harus bagaimana, karena ia baru pertama kali nya,ingin memasuki kamar istrinya.
Saat Reyhan baru saja ingin mengetuk pintu, tiba-tiba kamar pun terbuka, Reyhan sangat terkejut ketika Nadira masih menggunakan handuk nya, Nadira cepat cepat menutup pintu nya kembali.
Nadira kira, yang mengetuk pintu adalah mama nya, karena yang ia tahu mama nya yang ada di rumah, sedangkan papa nya belum pulang karena kerja lembur.
"Kenapa kau kesini?" Nadira panik,ia berdiri di balik pintu.
"Aku ingin melihat keadaan mu, makanya aku ke sini,tapi tadi kata Tante Nadin,aku disuruh langsung ke kamar mu." jawab Reyhan.
"Tunggu saja di ruang tamu,nanti aku menyusul!" ucap Nadira.
"Baiklah." ucap Reyhan.
("Kenapa jantungku berdegup kencang seperti ini, Nadira sangat terlihat berbeda tadi,aku sangat terkejut, walaupun aku tak bisa berbohong kalau aku sangat menginginkan nya.") batin Reyhan.
Reyhan memegang dadanya sambil berjalan,ia pun kembali ke ruang tamu,namun ternyata Nadin masih berada di sana,ia pun heran kenapa Reyhan balik lagi.
"Kenapa Rey?" Nadin heran.
"Reyhan nunggu si sini aja tan." ucap Reyhan.
"Ya sudah,kamu duduk yah,Tante juga mau ke kamar mandi,kalau kamu mau minum ambil aja yah,anggap aja rumah sendiri." ucap Nadin.
"Iyah Tante." Reyhan mengangguk.
Nadin pun berjalan menuju kamar nya, meninggalkan Reyhan yang masih terkejut dengan kejadian tadi.
Sementara Nadira,ia masih panik,ia memegang dadanya yang masih dag-dig-dug.
"Duh,Kenapa jadi dag-dig-dug gini,kenapa Reyhan pake ke sini segala sih,aduh mana aku cuma pake handuk lagi." Nadira tampak nya sangat panik.
Setelah cukup tenang, Nadira pun langsung memakai bajunya Setelah itu ia langsung ke ruang tamu untuk menemui Reyhan.
Saat sudah berada di ruang tamu,Nadira duduk di sofa yang berada di depan Reyhan,ia terlihat gugup saat berhadapan dengan nya.
"Maafkan aku soal tadi,aku tidak bermaksud apa apa." Reyhan tak enak karena mungkin Nadira tak nyaman dengan kejadian tadi.
"Nggak papa,bukan salah kamu juga kok,aku kira tadi mama yang mengetuk pintu, makanya aku langsung buka." ucap Nadira.
"Eemm bagaimana keadaan mu sekarang,apa kakinya masih sakit?" Reyhan mengalihkan pembicaraan nya.
"Nggak kok,udah nggak sakit lagi." ucap Nadira.
Saat mereka sedang mengobrol, terdengar suara adzan Maghrib dari mesjid, karena tiba-tiba di luar hujan, Reyhan pun meminta izin untuk sholat Maghrib di sana.
"Eemm aku boleh nggak,ngikut sholat Maghrib di sini, soalnya di luar hujan." ucap Reyhan.
"Eemm boleh,di sana musholla nya, tempat wudhu nya juga di deket sana kok." Nadira menunjukkan tempat nya.
"Eemm kita sholat bareng yuk?" ucap Reyhan gugup.
"Sama aku?" Nadira menunjuk ke arah nya.
"Iyah,memang nya kenapa?" tanya Reyhan.
("Duh,gue kan jarang banget sholat, walaupun mungkin gue tau sedikit dikit,tapi kayaknya gue malu deh.") batin Nadira.
"Ayo! sudah kewajiban aku kan buat jadi imam kamu." ucap Reyhan yang sudah berdiri, Nadira pun mengangguk, kemudian ia mengikuti Reyhan.
Nadira memperhatikan Reyhan yang sedang berwudhu, Reyhan tampak semakin tampan saat terkena air wudhu, apalagi ketika ia memakai peci, membuat siapa saja akan merasa adem saat melihat wajah tampan nya.
"Ayo, giliran mu untuk berwudhu,aku tunggu di dalam yah." ucap Reyhan.
"I-iyah." Nadira pun langsung mengambil wudhu, Setelah itu ia mengikuti Reyhan ke dalam.
Nadira memakai mukena nya,ia sangat terlihat cantik saat tertutup seperti itu, Reyhan sampai tersenyum melihat Nadira yang seperti sedang salah tingkah.
"Kenapa,aku jelek yah pake mukena?" tanya Nadira.
"Cantik." ucap Reyhan sambil tersenyum.
Nadira pun langsung tersipu malu,pipinya terlihat kemerahan, melihat Nadira yang seperti nya malu, Reyhan pun mengalihkan pandangannya,ia berdiri lalu mulai menjalankan kewajiban nya.
Ini adalah pertama kalinya mereka sholat bersama setelah pernikahan nya,namun entah kenapa Nadira merasa nyaman ketika mendengar suara Reyhan yang melantunkan surat alfatihah saat menjadi imam shalat nya.
Diam diam,Nadin memperhatikan keduanya saat sedang menjalankan sholat,Nadin tersenyum melihat Reyhan yang menjadi imam untuk anaknya.
("Sepertinya tidak ada yang kebetulan di dunia ini, sepertinya Reyhan memang seorang imam yang terbaik yang Allah pasangkan untuk putriku,semoga saja dia bisa merubah Dira menjadi seorang wanita yang lebih baik,aku yakin Reyhan akan memberi pengaruh baik pada Dira, dia adalah gambaran suami idaman,suami untuk dunia dan akhiratnya putriku.") batin Nadin.
Setelah melihat nya,Nadin pun kembali pergi dari sana,ia tak mau kalau sampai ia ketahuan mengintip mereka sedang melakukan kewajiban sholat nya.
Setelah selesai sholat, Reyhan menengok ke belakang. "Mau ngaji bareng?" tanya Reyhan.
("Aduh gimana nih,aku kan gak bisa ngaji,bisa malu kalau Reyhan tau aku nggak bisa ngaji,") batin Nadira.
"Aku dengerin kamu ngaji aja,nggak papa kan?" ucap Nadira ragu.
"Ya udah,sini deketan!" ucap Reyhan,Nadira pun menurut.
Reyhan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, Nadira yang mendengar kan nya merasa merinding, Reyhan benar benar mempunyai suara yang indah ketika sedang mengaji, membuat hati Nadira menjadi sejuk dan damai ketika mendengar nya.
("Dia memang lelaki yang sempurna,aku sampai sampai tak melihat kekurangan darinya,dia memang sosok lelaki idaman.") batin Nadira.
"Shodakallahuladzim." Tiba tiba Reyhan tersenyum ke arah Nadira,ia mengulurkan tangannya.
Nadira pun mengambil tangan Reyhan dengan sedikit gugup, kemudian ia mencium tangan suaminya itu,setelah itu Reyhan mencium kening Nadira dengan sedikit lama.
Nadira sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Reyhan, walaupun sebenarnya ia merasa nyaman saat Reyhan mencium keningnya dengan lembut.
"Tidak apa apa kan?" ucap Reyhan takut kalau Nadira keberatan, Nadira pun hanya mengangguk.
Nadira merasa hidupnya menjadi lebih terarah,entah kenapa,ia sangat bahagia saat ini,ia sangat bahagia ketika Reyhan melakukan kewajiban nya menjadi seorang imam untuk nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments