"Hei, kalian lagi ngobrolin apa sih, kayaknya serius banget." Arfan datang membawa tiga wadah popcorn.
"Nggak,kita cuma lagi bahas pelajaran tadi aja di sekolah, Reyhan masih belum ngerti soalnya dia kan baru pertama masuk sekolah." Nadira pura pura tersenyum.
"Oh, tenang aja Rey,Dira ini pinter banget,dia juara satu di kelasnya,jadi kalau ada yang belum ngerti kamu bisa tanyain dia,lagian rumah kalian dekat kan,jadi bisa tuh belajar bareng." ucap Arfan.
"Iyah,lain kali gue pasti tanya ke Dira,kalau ada yang belum paham." ucap Reyhan.
Mereka pun langsung masuk ke dalam bioskop, Nadira pun duduk di tengah tengah mereka, Reyhan yang lagi lagi melihat tangan mereka berpegangan pun merasa risih melihat nya.
"Ra,aku boleh duduk di tengah gak, soalnya aku takut kalau nonton film horor,mana di sebelah ku bangku nya kosong lagi." ucap Reyhan pura pura ketakutan.
("Nih orang banyak banget sih alasannya,lama lama jadi kesel gue,apa gue kerjain aja yah dia,eemm boleh juga nih.") batin Nadira.
"Oh boleh Silahkan,eemm gak papa kan sayang." ucap Nadira tersenyum ke arah Arfan.
"Iyah boleh." ucap Arfan,ia sama sekali tidak curiga dengan mereka, karena memang Arfan tau nya Reyhan itu sepupunya jadi tidak masalah walaupun mereka berdua berdekatan.
"Eemm sayang,aku mau di suapi." ucap Nadira,ia sengaja terlihat mesra di depan Reyhan.
"Iyah sini aku suapi." ucap Arfan.
Reyhan sepertinya malah semakin panas saat keduanya saling bergiliran menyuapi,ia merasa risih berada di tengah-tengah mereka.
"Eemm aku ke toilet dulu sebentar yah." ucap Reyhan.
("Rasain loe,makanya jangan cari masalah sama gue.") batin Nadira.
"Ra,sepupu kamu lucu juga yah,masa laki laki takut sama film horor." ucap Arfan.
"Nggak tau tuh,aku juga belum tau banyak sih tentang dia, soalnya kan kita baru ketemu." ucap Nadira,ia tak mau Arfan curiga,jika nanti ia menanyakan soal Reyhan.
"Oh gitu, pantas saja kalian sepertinya kurang akrab." ucap Arfan.
"Yah gitu lah,mungkin karena baru kenal aja." ucap Nadira.
"Eh eh film nya udah mulai tuh." ucap Arfan menunjuk ke layar besar di depan nya.
Arfan dan Nadira sedikit heran karena dari tadi Reyhan belum juga kembali, apalagi sebentar lagi film juga akan selesai,ia takut terjadi apa-apa, karena Reyhan baru pertama kali ke Jakarta,jadi dia belum hafal tempat di kota tersebut.
"Ra,kok Reyhan belum balik juga sih,atau mungkin dia kesasar,mana film nya udah mau abis lagi,kalau dia ilang gimana?" ucap Arfan cemas.
"Ya udah sebentar lagi kan film nya selesai,kita cari aja dia di luar,siapa tau dia lagi nunggu di mana gitu, soalnya tadi kan dia bilang takut sama film horor." ucap Nadira tak mau ambil pusing.
"Iyah juga sih,bisa jadi." Arfan mengangguk angguk kan kepalanya.
Mereka berdua pun menunggu film selesai,tanpa mereka sadari ternyata jam sudah menunjukan pukul 18.30, karena tadi mereka masuk ke bioskop sekitar kurang lebih pukul setengah enam sore.
Saat film yang mereka tonton sudah tamat, mereka pun keluar dari bioskop untuk mencari keberadaan Reyhan,saat mereka mencari nya,mata mereka tertuju pada seorang pria yang sedang duduk di tempat duduk yang di sediakan di mall tersebut.
Terlihat Reyhan Sedang memainkan ponselnya sambil sesekali tersenyum sendiri,mungkin seperti nya dia lagi video call bersama seseorang yang tak tau itu siapa.
"Tuh Reyhan,yuk kita samperin." Arfan menarik tangan Nadira.
"Rey,loe dari mana aja kita nyariin dari tadi." ucap Arfan.
Saat mereka datang, Reyhan baru saja mematikan sambungan telepon nya,entah itu dari siapa tak ada yang mengetahui nya.
"Maaf,tadi aku cari cari mushola di sekitaran sini, untung aja ketemu,aku abis selesai sholat magrib,maaf yah kalian nyariin." ucap Reyhan berkata jujur.
"O-oh abis sholat." Arfan memegang tengkuk nya.
Arfan merasa tertampar dengan perkataan Reyhan,karena selama ini ia tidak pernah melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim,mungkin karena pengaruh lingkungan dan juga kurang didihkan nya kedua orang tua yang sibuk mengejar karir nya.
("Reyhan abis sholat,kenapa gue jadi gugup gini yah pas denger itu.") batin Nadira.
"Ya udah kita langsung pulang aja yuk,udah malem juga soalnya,nanti kapan kapan kita main bareng lagi." ucap Arfan.
"Ya udah ayo." Reyhan berdiri dari posisi duduknya,lalu ia berjalan mengikuti arah dua orang di depannya.
Untuk saat ini Reyhan tak mau terlalu mengekang Nadira seperti tadi, karena sepertinya Nadira akan semakin melunjak jika Reyhan terlalu jelas menjauh kan dia dari Arfan.
Mulai saat ini, Reyhan akan dengan sabar menunggu Nadira supaya ia sendiri yang akan jatuh cinta padanya tanpa harus merusak kebahagiaan nya bersama Arfan.
Karena Reyhan tau walaupun ia sudah menjadi suami Nadira,tapi ia tahu bahwa pernikahan nya ini bukan di dasari atas nama cinta,jadi wajar jika Nadira tak ingin diperlakukan seperti tadi.
Reyhan akan sangat menghargai Nadira,jika memang ia gagal mengambil hatinya, karena menurut nya,cinta itu tentang keikhlasan bukan keinginan.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih satu jam lamanya, mereka sampai di depan rumah Nadira,saat mobil Arfan terparkir di depan rumah Nadira,Nadin dan Surya keluar dari dalam rumah nya.
"Kalian udah pulang?" ucap Nadin sambil tersenyum.
"Udah Tante,eemm Arfan langsung pulang yah Tan,udah malam soalnya." Arfan mencium tangan orang tua Nadira.
"Gak mampir dulu?" ucap Reyhan.
"Nggak,gampang nanti kapan kapan." ucap Arfan.
"Ya udah,hati hati yah." ucap Reyhan sambil tersenyum.
"Kalau udah sampe rumah, kabarin yah!" ucap Nadira.
"Iyah,bay sayang." Arfan berbisik ke telinga Nadira.
Nadira pun hanya membalas nya dengan senyuman, karena ia tahu ada orang tuanya dan Reyhan di sana.
"Reyhan,Dira,masuk dulu ke dalam,om mau bicara!" ucap Surya.
"Iyah om." Reyhan mengikuti Surya dari belakang,di ikuti oleh Nadin juga Nadira.
Mereka semua duduk di sofa ruang tamu, Surya menatap ke arah Nadira.
"Ra,apa sekarang kamu masih berhubungan dengan Arfan?" tanya Surya.
Nadira hanya mengangguk sambil menunduk,ia bingung harus menjawab apa.
"Putuskan Arfan besok juga,papa nggak mau kamu masih berhubungan sama dia Sedang kan kamu sudah memiliki suami." ucap Surya.
"Tapi pah,Dira harus bicara bagaimana sama Arfan, karena selama ini kan hubungan kita baik baik aja,dia pasti curiga kalau Dira tiba-tiba putusin dia tanpa sebab." ucap Nadira mencari alasan agar ia tak memutuskan Arfan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments