Semuanya langsung berlari mengelilingi lapangan, sesekali Reyhan dan Nadira saling melirik, walaupun Nadira selalu memalingkan pandangannya saat di lihat oleh Reyhan.
("Kenapa sih Reyhan ngelihatin mulu,gue kan jadi susah fokus kalau kayak gini,mana gue lemes lagi ini,aduh.") batin Nadira.
Saat Nadira sedang berlari,tiba tiba kakinya tersandung,sampai akhirnya ia pun terjatuh ke tanah.
"Dira!" Reyhan langsung berlari ke arah Nadira.
Terlihat Nadira di bantu berdiri oleh kedua sahabatnya,namun ternyata kaki Nadira keseleo sehingga ia tidak bisa berdiri.
Saat Reyhan menghampiri Nadira,ia pun langsung mengangkat tubuh Nadira lalu membopong nya. "Pak,saya izin bawa Dira ke UKS!" ucap Reyhan kepada pak Andre.
"Iyah silahkan!" pak Andre pun mengizinkan.
Semua mata tertuju pada Nadira yang di gendong oleh Reyhan, semua murid tak ada satu pun yang kembali berlari, mereka sedang terpaku dengan apa yang terjadi.
"Kenapa kalian malah diam? ayo lanjutkan!tapi ingat! lebih pokus dan berhati-hati,biarkan saja Dira di bantu oleh Reyhan ke UKS." pak Andre memberikan instruksi.
"Ya tuhan, apakah masih ada stok laki laki seperti dia, karena kalau hanya Reyhan seorang,pasti terlalu banyak saingan nya, apalah aku,yang hanya wanita biasa ini.?" ucap Desi yang masih melongo.
"Desi,kenapa kamu masih berdiri di sana?, lihat teman teman mu sudah kembali berlari!." pak Andre mengagetkan Desi.
"I-iyah pak." ucap Desi gugup,ia pun langsung berlari mengejar teman teman nya.
Sedangkan di dalam UKS, Reyhan merebahkan tubuh Nadira ke atas bad,ia pun meluruskan kaki Nadira.
"Aw." Nadira terlihat kesakitan.
"Mana yang sakit?" ucap Reyhan terlihat khawatir.
"Aku nggak papa,kenapa kamu gendong aku kayak tadi, semua orang pasti sedang membicarakan kita." Nadira takut semua orang akan curiga.
"Aku khawatir sama kamu, terus apa aku harus membiarkan mu begitu saja,aku tidak setega itu Ra, apalagi kau adalah istri ku,aku harus melindungi mu." Reyhan menjelaskan.
"Sttttt,jangan pernah bicara seperti itu di sekolah,kamu paham kan." Nadira melihat sekeliling, sambil menempelkan jari telunjuk nya di bibir Reyhan,saking paniknya.
Reyhan menurunkan tangan Nadira dari bibir nya, kemudian ia memegang tangan tersebut. "Aku cuma khawatir sama kamu." Reyhan menggenggam tangan Nadira.
"Lepaskan,sudah ku bilang,jangan seperti ini di sekolah,kenapa kau tak paham juga?" Nadira semakin panik saat tangannya di genggam oleh Reyhan.
"Ya sudah maaf kan aku." Reyhan pun melepaskan tangannya.
"Sekarang aku mau keluar,aku sudah tidak apa-apa, lagian tidak ada yang luka, sebaiknya kau tak usah memperlakukan ku seperti tadi!" Nadira pun turun dari bed.
("Duh,kenapa kaki nya sakit sih, perasaan nggak luka sama sekali.") batin Nadira.
Nadira kembali naik lagi ke atas bed, karena ia merasa kaki nya sakit.
"Sakit kan? makanya jangan bandel,tunggu sebentar!" Reyhan memegang kaki Nadira.
"Mau ngapain?" Nadira panik.
"Udah diem aja,jangan bergerak,tahan sedikit yah,ini akan sedikit sakit." Reyhan memperingati.
Reyhan mencoba untuk mengobati Nadira,saat di tempat tinggal Sebelumnya,ia sudah belajar bagaimana cara membenarkan kaki yang keseleo seperti yang terjadi pada Nadira.
"Aw, sakit Rey!" Nadira menarik pundak Reyhan, sehingga wajah Reyhan mendekat ke arah wajah nya.
("Kenapa jantungku berdegup kencang,ah kenapa jadi seperti ini.") batin Nadira.
"Awas!" Nadira mendorong tubuh Reyhan.
Reyhan pun menghembuskan nafasnya." Sekarang coba berdiri,pelan pelan tapi,mau aku bantu?" ucap Reyhan.
"Nggak usah,aku bis sendiri." Nadira pun berdiri pelan pelan.
("Eh Iyah, beneran nggak sakit lagi,kok bisa yah, padahal tadi sakit banget.") batin Nadira.
"Udah nggak sakit lagi kan?" Reyhan tersenyum melihat Nadira yang seperti kebingungan.
"Enggak,makasih!" ucap Nadira ketus.
"Kok bilang makasih nya gak ikhlas gitu sih?" Reyhan menggoda Nadira.
"Udah ah,ayo kita ke lapangan lagi,gak enak sama lain." ucap Nadira.
"Kamu istirahat aja di sini,biar aku yang kembali ke sana!" Reyhan masih khawatir.
"Nggak papa,ayo!" Nadira pun berjalan.
"Tapi,kamu nanti jangan berlari yah,kamu cuma ngelihatin aja,biar aku yang minta izin sama pak Andre,kaki kamu kan baru di benerin, kalau langsung di pake lari,nanti tambah sakit." Reyhan berbicara sambil berjalan di samping Nadira.
Nadira menghentikan langkahnya. "Iyah bawel." Nadira pun langsung melanjutkan langkahnya.
Reyhan tersenyum saat Nadira berkata seperti itu, walaupun ia terlihat kesal,namun Nadira mau mendengarkan nya.
("Ku anggap kata itu adalah Panggilan sayang untuk ku.") batin Reyhan,ia pun segera mengejar Nadira yang sudah jauh darinya.
"Kaki kamu udah nggak papa?" tanya pak Andre.
"Nggak papa pak,tadi sudah di obati sama Reyhan." ucap Nadira ragu.
"Ya sudah,tapi sepertinya kaki kamu tadi keseleo, sebaiknya kamu tidak usah ikut olahraga dulu,kamu duduk aja di sini, ngelihatin apa saja yang kita pelajari,oke." pak Andre mengerti kondisi Nadira.
"Ba-baik pak." ucap Nadira,ia pun duduk di sana.
"Rey,tangkap bola nya!" ucap pak Andre saat Reyhan baru saja bergabung dengan teman-teman.
Hari ini semua murid belajar basket, Nadira hanya melihat mereka dari pinggir lapangan.
Reyhan sepertinya Tampak mahir memainkan bola basket tersebut,gaya nya terlihat sangat keren saat memasukan bola ke dalam ring, membuat para cewek-cewek bersorak kegirangan saat Reyhan melompat seperti pemain bola basket yang hebat.
"Semangat ayang,wah ternyata dia hebat banget,eemm keren banget sih." Desi bertepuk tangan melihat Reyhan bermain.
"Semangat Rey!" ucap Suci yang juga terpesona dengan permainan teman baru nya itu.
("Reyhan memang seorang laki-laki yang serba bisa,dia hebat.") batin Suci.
Sementara Nadira,dia hanya memperhatikan Reyhan saat bermain,ia pun tak menyangka ternyata laki laki yang sudah sah menjadi suaminya itu,bisa melakukan apapun di luar dugaan nya.
("Dia terlihat lebih keren saat berkeringat seperti itu,") batin Nadira.
"Aku mikirin apaan sih." gumam Nadira,saat ia sadar dengan ucapan nya.
"Oke semuanya,kita istirahat sebentar yah,nanti giliran tim perempuan,nanti tim laki laki memberikan dukungan saja." ucap pak Andre.
Dua sahabat Nadira langsung menghampiri nya saat melihat Nadira Sedang duduk di pinggir lapangan sendiri.
"Ra,loe nggak apa apa kan?" tanya Desi cemas.
"Nggak,gue cuma di suruh istirahat aja, soalnya kaki gue tadi baru di benerin." ucap Nadira.
"Hah, Reyhan,bisa benerin kaki yang keseleo?" tanya Susi.
"Kayaknya sih gitu, soalnya sekarang udah nggak terlalu sakit lagi." ucap Nadira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments