Bukan Pebinor

Bagaimana bisa satu lelaki menikahi kakak beradik sekaligus?

Ingin rasanya Kaesang berontak dan merebut Luna dari Mike, tapi masih ada Lira yang perlu dipikirkan keberadaannya.

Bisa saja Mike membawa Lira setelah tahu Luna adiknya, sebab diam-diam terdapat jiwa psikopat dari lelaki berjambang itu.

Kaesang, Amas dan Derry hanya bersembunyi di balik jendela kamar Luna saat ini.

Mike meraih jaket Luna untuk dipakaikan pada gadis itu. "Kita pulang, aku yang akan merawat mu di rumah," ajaknya.

"Aku tidak mau!"

"Luna!"

Luna tajam menatap Mike. "Kau tahu? Aku masuk rumah sakit karena istri pertama mu Mike, dia yang memberikan aku racun mematikan! Apa kau mau membuat ku mati di tangannya?" tukasnya.

Mike terkekeh kecil. "Kamu lupa? Aku masih punya banyak rumah untuk mu," entengnya.

Hal yang membuat Luna tak habis pikir, Mike tahu kecurangan Lanie namun tak sedikitpun berusaha menghukumnya atau sekedar kaget dan menegur.

"Sebenarnya apa yang kamu pertahankan dari istri pertama mu, Mike?" tanya Luna. "Kalau kau mencintainya, kenapa harus menikah lagi dan lagi?" tambahnya.

Mike mencondongkan tubuhnya agar bisa mendekati wajah Luna. "Apa pun itu, kau sudah menjadi milikku Luna," bisiknya.

Dari balik jendela Kaesang beranjak geram, lantas Amas dan Derry menahan pundak pemuda itu.

"Bos," peringat Derry.

"Tapi dia membawa Luna ku." Kaesang gusar, Luna di bawa Mike dengan menggunakan kursi roda beserta perawat khusus.

"Beraninya dia membawa kekasih ku!"

"Tapi Mike suaminya, sementara Bos hanya bergelar Pebinor di sini," celetuk Amas.

Kaesang mengernyit. "Kau pikir bisa menikahi wanita bersaudara? Lira belum tiada Mas!" ketusnya.

"Kami tahu. Tapi kita harus bertahan dulu Bos, sampai kita berhasil menyembuhkan Nyonya Lira, dan mengambilnya dari Mike," ucap Amas.

"Argh!" Pukulan Kaesang mendarat pada kaca jendela. "Aku bukan Pebinor kalian dengar, mereka tidak sah menikah!" pungkasnya.

Amas dan Derry tertawa, menurut mereka gelar perebut istri orang tetap saja Pebinor, terlepas dari sah atau tidaknya pernikahan Mike dan Luna, Kaesang hadir setelahnya.

"Kami percaya Bos Tuan muda bukan Pebinor," ujar Derry. "Tapi kita perlu sabar."

Berwajah dingin Kaesang melangkah keluar diikuti ke dua asistennya, sepertinya ia perlu membatalkan semua agendanya demi bisa memantau Luna kekasihnya.

Kriiiiiing...

"Luna." Kening terkerut tipis, ada apa ini? Luna menelepon secara tiba-tiba. Segera Kaesang mengangkatnya.

"Hmm, ada apa?" sapanya cemas.

📞 "Jemput aku Kaes, sekarang aku sembunyi di parkiran basement, bawa aku pergi dari Mike, ku mohon Kaes, pokoknya aku nggak mau terus terjebak cengkraman Mike."

Mendengar permintaan panik Luna, Kaesang berlari cepat. "Tunggu di sana," katanya.

📞 "Baiklah."

Sontak, Amas dan Derry mengikuti langkah lari sang Tuan. "Ada apa lagi Bos?"

"Luna melarikan diri dari Mike, kita jemput dia sekarang! Jangan sampai orang-orang Mike lebih dulu menemukannya!" sengal Kaesang.

...----------------...

Luna membungkam mulutnya sendiri, memeluk kakinya yang tertekuk, ia berjongkok meringkuk di sisi ban mobil mewah yang entah milik siapa.

"Ke mana larinya Nona Luna? Kenapa cepat sekali?" kata-kata kesal dari orang-orang Mike terdengar di sisi kanan mobil.

Luna bertahan di posisinya, dengan harapan Kaesang lebih cepat menjemputnya tanpa diketahui siapa-siapa.

Bagaimana pun Mike tak boleh mengetahui hubungannya dengan Kaesang, atau rencana mengambil dan mengobati Lira gagal total.

Puk...

"Hhh," Luna berjingkrak mendapati tepukan lembut di pundak sebelah kirinya.

"Ssstt," desis pemuda itu. Luna melotot rupanya tangan Kaesang yang membungkam mulutnya.

"Kita lewat sini," ajak Kaesang,

"Emmh," angguk Luna, mereka menuju arah lain dengan berjalan membungkuk, mobil mobil yang berderet menjadi tameng baginya.

Sampai di mobil milik Kaesang, secara beruntun keduanya masuk. "Huh," keluh Luna lega.

"Jalan," titah Kaesang.

Derry segera melajukan mobilnya, di depan sana Mike dan antek-anteknya masih celingukan mencari Luna.

Kaesang membuka jaket jeans wash miliknya, lantas menutupkannya pada wajah dan kepala kekasihnya, sontak Luna menyungkur pada belahan bidang pria itu.

Setelah berhasil melewati Mike dan orang-orangnya, Kaesang membuka secuil jaket yang menutupi wajah cantik Luna.

Luna mendongak menatapnya, tak mau sia-sia Kaesang memangkas jarak untuk mendaratkan pagutan lembut.

Di balik jaket jeans wash itu, bibir keduanya bersatu, bagian tak bertulang sama-sama membelit lawannya.

Suara kecapan-kecapan terdengar bersamaan dengan sedikit desah kecil yang Luna gumam kan.

"Astogehh," gerutu Amas, ia memutar bola matanya. Lihat saja kelakuan sepasang kekasih itu, seperti dunia milik berdua.

"Ekm ekm, ingat mati ingat sakit," sindir Derry.

Mendengar teguran Derry dan Amas, Luna melepas bibir Kaesang, ia lantas keluar dari jaket kekasihnya dan berpaling ke arah jendela dengan rona merah di wajahnya.

Bibir yang basah ia usap sendiri. Inikah cinta pertama? Luna baru pernah merasakannya. Di mana ia terus terhipnotis ketika manik hijau itu menginginkan sesuatu.

Tersenyum simpul Kaesang memakai kembali jaket miliknya, kemudian setelah itu, tangannya menggenggam jemari-jemari lentik wanita itu.

Sesekali ia kecupi jemari Laluna kasih, tak peduli Amas dan Derry berkata dengki.

Jomblo akut tahu apa soal cinta?

"Jadi kita mau ke mana Bos?" Di sepertiga perjalanan Amas bertanya. Beruntung jalanan tidak begitu macet.

Kaesang menatap Luna yang kemudian memandangnya. "Aku tidak mungkin pulang ke rumah Mama, Kaes. Atau orang-orang akan tahu siapa aku, dan secepatnya Mike akan mendengar berita kepulangan anak ke dua Mama," ujarnya.

"Kalo begitu kita ke hotel di Bandung saja. Dari sana kamu bisa berbolak-balik ke kamar Kak Lira mu," usul Kaesang.

Luna mengangguk. "Baiklah, terima kasih sebelumnya, terima kasih atas semua bantuan bantuan mu Kaes," ucapnya.

"Tidak gratis," nyengir Kaesang. "Sudah sejauh ini aku bantu, sekarang bayar jasa ku."

Luna mengernyit. "Kamu sudah kaya raya bukan?" tanyanya ketus. Rupanya Kaesang benar-benar tidak tulus membantunya.

"Aku sudah kaya, tapi ada yang belum pernah aku miliki, makanya aku minta kamu bayar dengan sesuatu yang tidak pernah aku miliki," kata Kaesang.

"Kau," tukas Luna melotot. Dia silangkan tangannya menutupi dada miliknya. "Kamu mau aku tidur dengan mu, begitu?"

Uaaahhh, terima kasih yang setia di sini, terharu akooh, 😭

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SYUKURLH LUNA BSA KABUR DARI MIKE...

2024-03-24

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

INI MIKE APA KEYAKINANNYA KAFIR ATAU MUSLIM...???

2024-03-24

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

DALAM HUKUM ISLAM HARAM,, SALAH SATU HRS DICERAI DLU BARU BOLEH TURUN RANJANG ATAU NAIK RANJANG..

2024-03-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!