Pelarian

Dalam ruangan khususnya, Kaesang dan beberapa asisten pribadinya, menapak mondar-mandir dengan menggoreskan gusar di wajahnya.

"Momen kali ini jangan sampai kamu rekam Derry, atau Tuan besar akan marah besar setelah itu," Amas menyeletuk, ia asisten ke dua Kaesang.

"Ya Tuhan," Kaesang mengusap dahi, matanya mengerling cincin yang melingkar di jemari manisnya. Apa ini? dia bahkan melupakan status pertunangannya.

Derry menggeleng. "Nggak, sumpah barusan aku shock, aku sampe lupa merekam kejadiannya," ujarnya berapi-api.

Derry lah saksi hidup yang menangkap peraduan erotis, bibir sang Tuan bersama wanita cantik.

"Bagus lah kalo begitu, palingan setelah satu dua hari Tuan muda lupa kejadian ini. Dia kan tidak bisa mengingat momen lebih dari satu dua hari," imbuh Virza.

Secara bergantian, Kaesang menatap ke tiga asisten personalnya. "Itu mustahil, aku bahkan mengingatnya setelah bertahun-tahun lamanya!" cetusnya.

"Bos pernah ketemu cewek bohay itu sebelumnya?" sela Virza bertanya.

Kaesang mengangguk. "Yah, dulu, mungkin aku masih sangat kecil," jawabnya.

"Bagaimana bisa begitu? Bos bahkan melupakan kejadian kemarin sore!" tepis Virza.

"Kita tunggu saja, mungkin kali ini Tuan akan melupakannya," timpal Amas. Derry dan yang lainnya mengangguk setuju.

...----------------...

Mengusung raut was-was Luna kembali mendatangi suaminya. Mike tersenyum bagaikan suami yang sangat setia sementara dirinya berkhianat.

"Kamu terlalu lama di toilet, aku cemas," sambut Mike, tangannya meraih pinggang ramping Laluna seraya mendaratkan kecupan ringan di kening.

Ekspresi wajah berubah, tatkala mengendus aroma lain dari tubuh istrinya. "Ada parfum seseorang yang tertinggal di gaun mu Baby?" tanyanya.

"B-benarkah?" ia mengendus-endus lengannya sendiri, yang mana memang masih ada wangi milik Kaesang.

Luna terhenyak mengingatnya, beberapa saat lalu ia dan Kaesang bergumul, bertumpuk, bagaimana tidak tertinggal aroma Kaesang padanya?

"Ada yang bisa kamu jelaskan?" Mike seolah menuding meski tatapan masih lembut.

"Mungkin di toilet ada yang menyemprotkan parfum, lalu tidak sengaja mengenai ku. Maaf, lama Mike, tadi gaunku terkena cipratan air minum anak kecil," kilah Luna.

Sekali lagi Mike mengecup kening istrinya. "It's Ok Honey, aku hanya cemas," ucapnya.

"Kamu lapar Mike?" Luna mengalihkan pembicaraan.

Mike membetulkan kain scarf yang menutupi pundak mulus istrinya, sedari tadi kecantikan dan kemolekan Laluna selalu menjadi pusat perhatian.

"Kita di undang makan di meja khusus, jadi sekarang kita ke sana, setelah itu kita pulang."

"Baiklah," angguk Luna, dia merangkul sebelah lengan Mike lalu mengikuti langkah kaki pria gagah itu.

...---------------...

 

Pukul 23.00

Mobil hitam mengkilap itu melaju cepat, perjalanan malam lumayan lancar, tak ada jeda macet seperti saat siang hari.

Di atas joknya, Laluna duduk bersisian bersama suaminya. Sedari tadi, ia hanya diam, pikiran mengalut setelah mengalami situasi yang cukup rumit.

Pelik memang, baru saja akan memulai penyelidikan soal Lira, ia sudah terlibat insiden ciuman pertama bersama pria asing.

Jangan sampai Mike tahu kejadian itu, atau gagal semua rencana matang yang sudah dia susun dengan sangat rapih.

Mike bukan orang yang akan memaafkan bilamana dia tahu. Mike casanova setengah mafia yang akan menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan semua hama dalam hidupnya.

Meski nyatanya ciuman pertamanya berhasil mengguncang hatinya, Luna tak mau Mike mengusirnya sebelum berhasil menggapai tujuannya.

"Dari tadi kamu diam, apa aku salah padamu Yank?" pertanyaan berbisik Mike yang memecah keheningan.

Luna menggeleng. "Tidak Mike, aku memang tidak menyukai bicara, jadi tolong jangan terus curiga," jawabnya.

"Aku menyayangi mu. Itu yang membuat aku terus khawatir padamu," sambung Mike.

Seksama, Luna menatap wajah Mike, jika dilihat dari gelagat baiknya seharusnya tak ada hal yang perlu dia curigai dari lelaki itu, semuanya mulus tanpa cacat.

"Bagaimana dengan Kak Lanie?"

"Apa aku harus menceraikannya untuk membuktikan betapa besar cinta ku padamu?"

Luna mengernyit, sebagai makhluk perasa yang disebut wanita, hatinya cukup berdesir saat gombalan maut ala Mike merajam sanubarinya.

"Beri aku sedikit waktu untuk membalas perasaan mu," katanya.

"Baiklah," Mike menipis jarak hingga Luna tersudut pada kaca jendela mobilnya. Satu kecupan lembut mendarat pada bibir Laluna.

Keduanya saling menatap. Luna merasa aneh, dalam satu malam dia mendapat dua bibir lelaki tampan.

"Mike."

"Hmm?"

"Kamu mau apa?"

"Menawarkan kenikmatan padamu," jemari Mike turun kepada belahan yang terdapat pada paha Laluna.

Tangan nakal itu menyelusup masuk ke dalam dan menyentuh CD milik Luna.

Tak cukup dengan serangan itu, Mike menenggelamkan wajahnya pada bola kenyal yang tersuguh di hadapannya.

"Ough," Luna memejamkan matanya, sentuhan asing itu begitu nikmat, geli ini baru pertama kali Luna rasakan.

"Tunggu Mike," Luna menggeleng, mendorong dan menatap Mike dari ketipisan jaraknya.

"Apa lagi?"

Mike memutar jemarinya, dari balik CD Luna tangan Mike bermain-main secara perlahan, lihat saja nanti permainan ini akan membuat Luna penasaran.

"Ahh," dera napas Luna yang bergemuruh mulai terdengar kacau. "Mike," lirihnya.

Seketika wajah predator Mike terlihat, ia mengigit bibir bawahnya menikmati setiap perubahan ekspresi Laluna. Geliat tubuh gadis itu, seakan-akan sedang menikmati putaran jemarinya.

"Aw, Emmh, Mike, hentikan," perlahan gerakan tubuh Luna membangkitkan semangat bercinta Mike.

Mike arahkan bibirnya menyentuh leher jenjang wanita itu. Uluran indera perasa mulai menari-nari di area sana.

"Jangan begitu Mike."

Menguyel, mencium, menghirup, bibir Mike mendekati telinga. "Terus beri aku desah mu Sayang. Suara mu, wajah mu, tubuh seksi mu, aku mencintai mu, Lira."

Mata Luna membulat, seketika ia terjaga di tengah desahnya. Sebuah sebutan mesra Mike yang barusan tercetus, membuatnya mengingat apa tujuannya datang ke Jakarta.

"Siapa?"

Kedua tangan Luna mendorong tubuh Mike hingga menjauh. Sejenak Mike menatap sorotan visus Luna.

"Apanya?"

"Barusan kau memanggil ku Lira, siapa dia? sebenarnya kamu anggap aku siapa Mike?" berapi-api Luna menuding.

Mike menggeleng. "Bukan siapa-siapa. Mungkin aku hanya salah meracau saja," kilahnya.

Dari gelagatnya, Luna yakin Mike tulus mencintai Lira, lalu kenapa dan ada apa dengan kakaknya? "Apa aku hanya pelarian mu saja Mike?" tanyanya.

Wajah Mike terlihat tersudut.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

UNTUK SAAT INI MSH AMAN KSUCIAN LUNA, GK TAU KDEPANNYA....

2024-03-24

1

erinatan

erinatan

seruuu

2024-03-08

1

Denzo_sian_alfoenzo

Denzo_sian_alfoenzo

aduhhhh suka 😍🥵🥵🥵🥵🥰

2024-01-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!