Tuan muda?

Sampai di gedung berlogo R-build group, Mike dan Luna turun dari mobil mewah berjenis Limosin.

Keduanya melangkah beriringan menapaki permukaan karpet merah yang tergelar di sepanjang jalan.

Tiba di dalam, pria paruh baya bernama Bastian menyambut kedatangan Mike dan Luna.

Di sanalah Mike memperkenalkan istri barunya pada paman Casanovanya. Sejauh ini Luna masih menikmati pesta dan perkenalannya.

Tak lama dari itu, acara penyematan cincin pun dilangsungkan. Orang-orang elit termasuk Mike dan Luna beramai ramai menyaksikan penyatuan sementara itu.

Rayden Mas Rafael nama pemilik gedung megah ini, lelaki berdarah Jawa Italia itu menuntun putranya untuk menyematkan cincin pada jemari manis seorang gadis.

Gadis itu bergaun putih panjang dengan pundak terbuka. Manis, cantik, lugu, Valerie masih berusia 20 tahun, mahasiswi sastra.

Sedang di sisinya, pemuda berusia 21 itu bernama lengkap Kaesang Narendra Wardhana. Entah kenapa, Luna tertarik untuk menatap wajah laki-laki itu.

Mike mendekat. "Nama pemuda tampan itu Kaesang. Dia Presdir R-build group yang sekarang, kau tahu, dia bahkan masih berusia 21 tahun, belum juga lulus S1 sudah duduk di kursi presiden direktur, Kaesang luar biasa bukan?"

"Kaesang?" Luna seperti tidak asing dengan nama itu, tapi mungkin hanya kebetulan saja.

Acara berjalan cukup lancar hingga penyematan cincin pun selesai. Para tamu beralih ke tengah-tengah ballroom untuk memulai dansa bersama masing-masing pasangannya.

"Sayang, ..." Mike tersenyum menatap wajah cantik istri barunya.

"Hmm?"

"Mau berdansa dengan ku?" Tawar Mike, uluran tangan disambut apik oleh wanita itu.

"Boleh."

Mereka berjalan beriringan menuju pasangan dansa lainnya. Mike memanggil satu orang bodyguard untuk menjaga tas clutch milik Laluna.

...----------------...

^^^Di sudut tempat lainnya.^^^

Tak seperti orang yang baru saja bertukar cincin pertunangan, Kaesang berdiri tegak tanpa sedikitpun ekspresi bahagia.

Sebagai pemuda pengidap demensia dan mati indera perasa, Valerie sang tunangan mau menerima dengan apa adanya.

Bukannya bahagia, Kaesang justru mengalami kegelisahan yang entah kenapa.

"Ambilkan aku minuman." Kaesang memijat kepalanya, ia bahkan sudah melupakan apa saja syarat yang Valerie katakan beberapa waktu lalu.

"Ini Bos." Pria bernama Derry menyodorkan satu gelas air putih padanya.

Derry asisten pertama Kaesang yang bertugas merekam seluruh aktivitasnya supaya dikemudian waktu Kaesang mampu kembali mengingat apa saja kegiatannya.

Di sela tegukan telak, manik hijau Kaesang tertuju pada tas clutch milik seseorang.

Tas kecil berwarna hitam yang dia lihat di balik punggung seorang bodyguard.

Secara seksama Kaesang amati gantungan manis yang tersemat di ujung resleting tas mungil itu.

"Jam saku ku."

"Ada apa Tuan?" Derry bertanya penasaran. Ini ekspresi lain yang pernah Kaesang usung di hadapannya.

"Kamu tahu orang-orang itu siapa?" Kaesang menunjuk ke arah pria yang ia maksud.

Derry mengikuti arah pandangan sang tuan muda. "Setahuku, mereka orang-orang Mike Tuan muda."

"Mike siapa?"

"Mike salah satu konglomerat di negara ini, dia keponakan Tuan Bastian, asisten pribadi Tuan besar." Derry harus banyak menjelaskan supaya Kaesang bisa mengingatnya.

"Lalu menurut mu, pemilik tas itu siapanya? Adiknya? Atau anaknya?" Kaesang kembali memastikan, setahunya di negara ini jarang ada konglomerat yang masih muda.

Derry menggeleng. "Aku masih belum tahu, Mike punya anak atau tidak, tapi setahu ku istri ke dua rahasia Mike bernama Lira, itu pun aku dengar karena kebetulan Mike mengenalkannya pada Tuan Bas, tepat di hari ulang tahun Tuan muda yang ke dua puluh." Ujarnya.

"Oh." Kaesang manggut-manggut. "Yah, mungkin pemilik tas itu adik perempuan Mike."

...----------------...

Di tengah ballroom sana, Laluna dan Mike menyatukan kedua tangannya. Mereka berdansa bahkan kening pun silih bertaut dengan mata yang terpejam.

"Aku tidak akan pernah menyerah membuat mu jatuh cinta pada ku Luna." Bibir Mike tersenyum kala mengatakan itu.

"Bagaimana kalau ternyata aku tidak bisa membalas cinta mu?"

"Mungkin aku terpaksa harus menggunakan kekuatan dan kewenangan ku. Karena untuk melepas mu, itu mustahil."

Mike dan Laluna saling membuka mata. Keduanya berpandangan dari jarak dekat. Embusan napas yang bertabrakan mereka rasakan.

Baru saja bibir Mike mengikis jarak, gadis itu memilih memeluk suaminya sambil membisikkan sesuatu. "Aku mau ke toilet Mike."

Mike terkekeh. "Aku antar?"

"Tidak perlu," Luna menggeleng. "Aku bisa sendiri, tenang saja, aku tidak mungkin lari dari suami setampan dirimu."

"Baiklah, hati-hati," Luna mengangguk seraya melepaskan genggamannya, ia melangkah menuju seorang bodyguard yang membawa tas clutch miliknya. "Tas ku."

"Silahkan Nyonya." Luna meraihnya kemudian membawanya ke suatu tempat.

Langkahnya cantik, derapnya teratur, syal hitam masih menutupi pundak mulusnya, bersamaan dengan ayunan kaki jenjangnya, belahan di paha kerap tersingkap seksi.

Brakkk... Byur...

Luna membulatkan mata terkesiap, sontak ia memindai sekujur tubuhnya, dan yah air minum berwarna merah menodai gaunnya.

Gadis kecil berusia tujuh tahun itu menganga terkejut. "Maaf Nona, Bulan nggak sengaja."

"Tidak apa," Luna bergegas meraih tisu dari atas meja prasmanan lantas menyapukannya pada gaunnya.

"Beneran deh, Bulan nggak sengaja." Luna tersenyum menatap gadis cantik itu. "Aku tahu Sayang."

"Bulan!" Pemuda seumuran gadis itu tiba-tiba datang bertanya.

Luna mengamati, jika di lihat-lihat mereka sangat mirip, mungkin keduanya kembar sepasang, Luna tersenyum kecil menatap keduanya.

"Lu ngapain di sini Bulan? Papi sama Mammi udah nyariin kamu tuh."

Bulan beralih pada Luna. "Nona cantik, ini eskrim untuk mu," sodornya.

Luna menggeleng. "Tidak, aku tidak makan es, ..."

"Kata Papi, saat berbuat salah Bulan harus minta maaf dengan serius, eskrim ini sangat berarti bagi Bulan, nah sekarang ini untuk mu Nona."

Bulan memaksa Luna menerima eskrim pemberiannya sebelum kemudian ia berlari pergi bersama saudara kembarnya.

"Hey..." Luna mendengus. "Ya Tuhan, dimana aku harus membuangnya? Anak-anak itu benar-benar," rutuknya.

Sejenak Luna menoleh ke kanan dan kiri mencari sesuatu untuk membuang eskrim monasnya.

Tak tahu harus membuang kemana, Luna membawa serta eskrim coklat late itu ke tempat yang ingin dia tuju.

Bukankah akan ada banyak tong sampah di toilet sana?

Langkahnya berlanjut sampai seorang wanita berpakaian pelayan sengaja menghadang jalannya.

"Nona."

Luna berhenti langkah, sejenak ia menatap pakaian wanita itu, rapi tanpa celah. "Yah, ada apa?"

Sebenarnya ada apa dengan malam ini? Kenapa perjalanannya ke toilet saja harus banyak sekali aral melintang?

"Anda di tunggu Tuan muda kami, mari ikut saya, Tuan muda sudah menunggu di ruangannya," ucap wanita pelayan itu.

"Tuan muda?" Siapa lagi Tuan muda yang dimaksud? Luna benar-benar tidak mengerti.

📣 Besok Axel & Lilyana up dua bab sekaligus yaaa, ....

Terpopuler

Comments

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Kaesang langsung gerak.... gercep....☺️☺️☺️☺️☺️👍👍

2025-03-04

0

Yuyu sri Rahayu

Yuyu sri Rahayu

teman kecilmu luna yang ngasih jam saku

2025-01-19

0

Sweet Girl

Sweet Girl

adiiknya Kaesang.

2025-01-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!