Obsessi Tuan Billionaire
...Anggap kalian sedang menonton drama Korea, drama China, atau telenovela bergenre affair....
Prolog...
^^^Jakarta, Indonesia^^^
Hampir semua dokter-dokter spesialis di rumah sakit pernah bertemu dengan putra pewaris tahta R-build group yang satu ini.
Kaesang Narendra Wardhana, ia keturunan laki-laki pertama dari anak laki-laki pertama yang biasanya di sebut putra mahkota.
Setidaknya itulah tradisi dari keturunan Mas Rafael, lelaki keturunan Jawa - Italia.
Dalam ruangan khusus, beberapa dokter masih menjajal terapi dengan segala cara pada Kaesang.
Pertanyaan yang mereka ajukan setiap kali pertemuan adalah, apakah Tuan muda sudah bisa merasakan sesuatu? dan selalu Kaesang jawab dengan gelengan kepala polos.
Alula Humaira sang ibunda mendengus pelan, sendu pilu raut wajahnya mengetahui putra tampannya memiliki kekurangan dan tidak kunjung usai, padahal jika di lihat dari kondisi tubuh Kaesang, anak itu terlihat baik-baik saja.
Hampir dua puluh satu tahun setengah usia Kaesang, indera perasanya masih belum juga berfungsi dengan normal.
Lidah Kaesang hanya mampu merasa dingin dan panas saja, tapi untuk pengecapan rasa asam, asin manis dan lainnya belum jua bisa.
Terlebih, penyakit demensia Kaesang pun masih berlanjut sampai saat ini. Kendati banyak kekurangan, Kaesang tumbuh dengan sangat baik.
Kaesang memang terbilang mengejutkan, terkadang mengalami demensia tapi ada beberapa hal yang tidak pernah bisa dia lupakan.
Di atas kursinya Kaesang melamun, kembali ia mengingat kejadian langka saat dirinya masih berusia tiga setengah tahun.
Flashback on...
"Hiks hiks."
Suara tangisan yang terdengar membuat Kaesang kecil menoleh pada gadis cantik itu.
Dilihat dari tingginya, ia berusia sekitar tujuh tahunan, berambut lurus dan panjang, kulit putih bersih.
Mengenakan pakaian serba pendek gadis itu terisak sesenggukan.
Kaesang mengamati situasi, sepertinya anak gadis itu sendirian tanpa ayah dan ibunya.
"Apa kau menangis?" tanyanya.
Gadis bernama lengkap Laluna Kasih itu menatapnya. "Memangnya aku terlihat seperti sedang tertawa?"
Kaesang menghela napas, mungkin setiap perempuan sama, yaitu sejenis dengan ibunya yang selalu berteriak dan ketus.
"Tidak," geleng Kaesang. Ia kemudian melompat untuk bisa duduk di sisi gadis itu.
"Menurut kakak, apa alasan orang menangis?" setelah cukup lama terdiam Kaesang kembali bertanya.
"Mereka punya alasan sendiri-sendiri untuk mengeluarkan air matanya. Memangnya kamu tidak pernah menangis?" kerutan di kening Luna tertampil.
Kaesang menggeleng. "Seingat ku tidak! Aku tidak punya alasan untuk menangis, Mami Papi sangat menyayangi ku, semua yang aku minta juga selalu mereka turuti. Aku tidak punya kesempatan menangis," jelasnya.
"Memangnya kamu tidak pernah terjatuh sampai berdarah dan menangis?"
Lagi, Kaesang menggeleng. "Aku punya banyak pengawal, punya banyak pengasuh, mereka semua tidak pernah membiarkan aku sendiri apa lagi terjatuh."
"Aneh!"
"Aku juga bosan dengan kehidupan ku yang selalu diikuti orang-orang Papi ku," angguk Kaesang.
Luna tergelak. "Kau bahkan masih terlalu kecil untuk merasa bosan dengan kehidupan mu! Bagaimana dengan ku yang sudah tujuh tahun?"
"Tapi Mami bilang, sebosan apa pun dengan kehidupan ini, tetap tersenyum supaya awet muda," nyengir Kaesang.
"Kalo begitu aku tidak mau tersenyum. Aku bosan kalo harus awet anak-anak!"
"Hihi." Kaesang menutup mulutnya dengan cekikikan lucu.
"Tapi kamu lumayan menghibur ku," dengan sedikit kesulitan Luna membuka kotak makan transparan tiga susun miliknya.
Beberapa jenis bekal makan siang tertata rapi di dalamnya. Ada gimbap, potongan buah mangga, dan juga ayam geprek pedas.
"Sebagai gantinya, aku kasih kamu bekal makan siang ku," Luna menyodorkan satu gimbap pada Kaesang yang lantas menerima.
"Terima kasih."
"Sama-sama" nyengir Luna. "Makan lah," tambahnya.
Kaesang mengangguk, perlahan ia memagut gimbab pemberian gadis itu. Betapa matanya membulat sempurna tatkala lidahnya merasa hal yang berbeda.
Rasa yang asing dan tidak pernah sekalipun ia kenal sebelumnya. "Rasa apa ini?" tanyanya serius.
Luna mengernyit. "Serius tidak tahu?" tanya baliknya.
Kaesang mengangguk. "Kaes tidak pernah bisa tahu rasa dari makanan yang Kaes makan. Itu lah kenapa Kaes di rumah sakit ini sekarang."
Luna manggut-manggut oh. "Itu perpaduan antara rasa nasi yang di bungkus dengan rumput laut, ada sosis, timun, telur, wortel, brokoli di dalamnya sebagai isian, makanya rasanya gimbap itu lebih dominan manis gurih."
"Oh," Kaesang manggut-manggut.
"Yang ini pasti kau tahu kan rasanya," Luna meraih satu gimbap yang dia cocol dengan saos sambal kemudian menyuapkannya pada mulut Kaesang.
Detik berikutnya, Kaesang berteriak sambil menolak. "Ah, ini Kaes tidak suka, ini terlalu panas di lidah ku!"
Luna tertawa geli. "Ini pedas namanya."
"Oya?" Kaesang mengibaskan tangannya demi mengipasi bibirnya. "Apa kakak mau meracuni ku?"
Luna tergelak. "Baiklah, aku minta maaf, sekarang kamu minum ini," ia membuka botol minum berisi teh manis kemasan.
"Ah," desah Kaesang lega. "Ini Kaes suka! Apa nama rasanya?" tanyanya lagi.
"Manis."
"Uaahhh, Kaes menyukainya. Ini rasanya seperti senyum kakak." Banyol Kaesang dan keduanya tergelak renyah bersamaan.
Flashback end...
Kaesang mendengus. "Jadi ke mana perginya Kakak cantik itu?" gumamnya.
...----------------...
^^^Surabaya, Indonesia^^^
Gadis cantik yang saat ini duduk di dalam mobil mewah mengkilap bernama lengkap Laluna Kasih.
Hari ini dia resmi di tukar dengan banyaknya dollar di puluhan koper hitam. Sangat mahal untuk harga seorang wanita, setidaknya itu menurut Mike Lorenzo yang terbiasa menjerat cinta wanita dengan tipu daya.
Kali ini Lorenzo harus membeli Laluna karena gadis itu masih perawan, ia sudah resmi menikahi Laluna untuk di jadikan istri yang ke sekian kalinya.
Mike tampan meski usianya tidak lagi muda, tubuh berpawakan tinggi bidang nan gagah perkasa, sudah kaya raya dengan predikat Presdir Casanova.
Hera nama dari ibu tiri gadis malang yang terjual. Senyum seringai selalu tertancap ngeri di antara sudut bibirnya.
Kendati ingin sebuah kekayaan yang instan, sekitar 19 tahun yang lalu Hera menikah dengan Rizman, duda kaya beranak satu.
Satu tahun lalu Rizman meninggal dan mau tidak mau Hera harus merawat Laluna, putri dari almarhum suaminya yang di gegerkan telah bangkrut.
Ternyata tidak sia-sia dia sabar mengurus Laluna sedari masih anak-anak, setelah dewasa Laluna berhasil dia jual dengan harga yang bombastis tinggi.
Hera mendadak kaya raya karena anak tiri yang sudah lama tak dia inginkan keberadaannya.
Sedari tadi Laluna hanya diam dengan kedataran muka yang hampir tanpa ekspresi. Diam tanpa penolakan bahkan tanpa kesedihan atau pun kemarahan.
Mike terpesona dengan kecantikan Laluna setelah pertemuan tidak sengaja saat ia mengunjungi makam ayahnya dan Laluna pun berada di kondisi yang sama.
Mike yakin ini tidak kebetulan. Laluna adalah jodoh dari Tuhan teruntuk dirinya. "Kau istriku Luna."
Tak ada sahutan apa pun dari bibir Laluna, di atas jok penumpang bagian belakang gadis itu terus menatap ke arah jendela.
Bangunan kota Surabaya mulai blur saking cepatnya laju mobil yang ia tunggangi.
Mike menempelkan ujung telunjuknya pada pangkal hidung Laluna lalu turun ke bawah dan mengenai bibir sensualnya.
Gadis itu melirik kecil namun terasa mencekam bagi pria Casanova ini.
"Aku baru saja datang bulan, mungkin Minggu depan baru selesai, jadi, lebih baik tidak dulu menyentuh ku."
Ya Tuhan, selama hidupnya, Mike baru mendapatkan wanita yang berani berkata protes seperti Laluna. Dia pikir, semua wanita sama, akan takluk pada pesonanya.
"Dengar Mike, aku masih perawan, dan aku hanya ingin memberikan keperawanan ku kepada laki-laki yang aku cintai, tapi bagaimana aku bisa menyerahkan diri ku padamu? Aku saja baru mengenal mu malam ini."
Mike meredup tatapan. "Apa ada laki-laki lain yang kau cintai?" curiganya.
"Tidak ada," geleng Laluna.
"Pernah ada?"
"Tidak pernah," Laluna kembali menggeleng.
"Berarti jika aku bisa membuat mu jatuh cinta, apa aku laki-laki pertama yang kau cintai?"
Kedua bahu Luna terangkat. "Mungkin."
Mike membisu dengan pikir yang menyelami sikap acuh gadis itu. Kali ini wanitanya sangat berbeda, bukan wanita seperti istri istri yang ia kumpulkan dalam istananya.
"Bagaimana cara ku membuat mu jatuh cinta? Aku sendiri belum tahu apa hal yang kamu sukai dan tidak kamu sukai," kata Mike.
"Aku tidak memiliki kesukaan yang khusus, aku sangat sederhana, aku hanya tidak suka di paksa, aku ingin menyerahkan diri kepada pria yang aku cintai saja, karena bagiku sentuhan seorang suami sangat suci."
Setelah cukup lama terdiam menimbang, Mike kembali membuka suara dengan lantangnya keyakinan.
"Seperti halnya Massimo yang berhasil membuat Laura jatuh cinta sebelum 365 hari, aku hanya perlu waktu satu bulan untuk membuat mu jatuh cinta padaku," tambah Mike.
Laluna mengangguk. "Aku harap, kamu juga tidak ingkar dari janji mu seperti karakter Massimo."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ina Karlina
ok lanjut masih penasaran 😁😁
2024-10-25
0
nuraeinieni
aq mampir thor
2024-11-06
0
Ma Malikha
ikutan baca ya kak Pashaaa.... 😍😍😍😍
2024-10-23
0