Sweetie

Luna telah cantik dengan kimono tipisnya. Baru saja wanita itu keluar dari kamar mandi, lengan kekar merengkuh perutnya dari belakang.

Luna menghela napas. Tusukan benda tumpul terasa mengganjal pada ke dua bongkahan bulat miliknya.

"Malam Sayang," bisik Mike.

Seperti biasanya, Luna menoleh tanpa ekspresi. Dia lihat senyum Mike sangat manis, wangi maskulin juga merasuki indera penciumannya.

"Aku mau tidur Mike," seolah masih marah dengan insiden di dalam mobil, Luna berdalih.

"Aku minta maaf soal tadi, mungkin terlalu banyak wanita di masa lalu ku, tapi itu bukan hal yang penting, sumpah aku mau memulai kisah cinta bersama mu," kata Mike.

"Ahh," Luna terpejam saat menggeliat kecil begitu jambang tipis Mike menggores ceruk lehernya.

"Kita coba lagi Yank," pelan-pelan, tangan Mike mengelus paha mulus gadis itu.

"Aku masih belum siap Mike,"

Mike mendongakkan wajah Luna dengan menarik rambut gadis itu ke bawah.

"Di mobil kamu sudah sangat menikmatinya Sayang," bisiknya. "Aku lelah bersabar," sambungnya. Gigitan kecil lantas ia berikan pada leher gadis itu.

"Mike," desah Luna terpejam.

Luna harus apa, nyatanya Mike suami sahnya, dan mungkin ini salah satu resiko yang perlu dia ambil saat memutuskan untuk menjadi istri Mike.

"Percayalah, setelah tahu rasanya, kamu akan menyukainya," timpal Mike. Keduanya berjalan tak beraturan menuju ranjang super king.

Satu persatu Mike tarik tali kimono yang mengikat pinggang ramping Luna, hingga tersingkap kain penutup di bagian bawah wanita itu.

Napas Luna kacau balau saat gelenyar candu telah Mike berikan lewat kecupan di lehernya, rupanya menolak sentuhan nikmat Mike cukup sulit.

Kriiiiiing...

"Angkat Mike."

Mike terkekeh. "Jangan coba-coba mengalihkan perhatian ku Sayang, malam ini kita menjadi satu," bisiknya parau.

Mike remas sebelah dada Laluna seiring dengan kecupan beringas di area leher.

"Mike," Luna tercampak membal ke atas permukaan ranjang, masih dalam kondisi terbungkus rapi, Mike menindih gadis itu.

"Emmh," gesek Mike, sengaja Mike memancing gairah cinta istrinya dengan gerakan-gerakan pemula. "Gimana? Suka?"

"Ini tidak lucu Mike," geleng Luna.

Kriiiiiing...

"Lebih baik angkat dulu!" ketus Luna. Mike menurut untuk meraih ponsel dari sisi bantal, namun tidak berarti aksi bibirnya pun selesai.

📞 "...."

"Ahh!" desah serak Luna bersamaan dengan suara cemas setengah antusias yang Mike dengar dari seberang telepon.

📞 "...."

"Apa?"

Sontak Mike menghentikan gerakan nikmat yang baru mulai merajamnya, cukup lama ia bergeming di atas wajah Luna dengan masih mendengarkan suara dari seberang telepon.

"Ada apa Mike?" Luna mengernyit saat sang suami bangkit dari tubuhnya.

"Aku angkat dulu Sayang," benar-benar hanya itu saja yang Mike katakan sebelum keluar dari kamar miliknya.

Luna merasa hal itu janggal, segera ia bangkit dari ranjangnya demi mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan mengikuti langkah kaki pria matang itu.

"Siuman?"

Dari celah pintu yang terbuka, diam-diam Luna mendengarkan percakapan suaminya.

Luna menjadi lebih penasaran, untuk yang pertama kalinya ia menangkap raut aneh dari wajah pria casanova itu.

Sebenarnya apa yang membuat Mike berhenti menikmati kegiatan intimnya? apakah sepenting itu informasi yang Mike dapatkan?

Terlihat Mike juga celingukan. "Nyonya mu siuman, kamu serius?" ucapnya setelah memastikan keadaan sekitar aman.

Mata Luna mendelik penuh. Nyonya? Siuman? Siapa Nyonya yang Mike bicarakan? Apakah di sini, ada Nyonya lagi selain Lanie? Mungkin kah itu Lira?

"Dua hari lagi, kamu bawa Nyonya mu ke hotel lain saja, ingat, jangan sampai Lanie tahu soal ini, aku datang besok pagi," Mike berbisik kembali.

"Jangan sekali-kali bawa Nyonya mu ke hotel atau villa ku, atau Lanie akan tahu. Jadi lebih baik, bawa Nyonya mu ke salah satu hotel R-build group di Bandung saja, privasi di sana lebih terjamin," pungkas Mike.

Luna seperti mendapatkan sebuah titik yang mungkin akan mengarahkan dirinya kepada harapan terang. "Hotel, R-build group Bandung?"

...----------------...

Di atas kursi kebesarannya, Kaesang berputar-putar malas. Pikiran mengalut setelah insiden yang terjadi di malam pertunangannya.

Seratus eskrim coklat late telah Kaesang cicipi, sialnya tak ada satu pun yang bisa dia cecap manisnya.

Dua hari telah berlalu, bahkan meski ke tiga asistennya tidak ikut mengabadikan momen itu, Kaesang masih saja mengingat betapa manis ciuman pertamanya.

Kaesang sampai memberikan nama Sweetie sebagai panggilan gadis misterius yang belum dia ketahui namanya itu.

"Aku masih belum paham, kenapa tiba-tiba lidah Bos bisa berfungsi? ini aneh bukan?" imbuh Derry.

"Kenyataannya seperti itu!" secara ketus, Kaesang berujar geram. "Eskrim yang ku jilat dari bibirnya, manis, bahkan lebih manis dari teh kemasan waktu itu."

Amas menyengir. "Atau jangan-jangan Bos mulai messum, gimana nggak manis coba, Bos mencicipi secara langsung dari bibir seorang gadis."

"Haha," Virza tergelak renyah. "Kayaknya sih begitu, coba saja Bos cicipi eskrim stroberi dari bibir Nona Valerie, mungkin lebih nikmat lagi," usulnya.

"Betul," Amas setuju.

Kaesang terdiam seperti linglung. "Apa iya aku messum?" tanyanya, tapi mungkin usulan Virza lumayan akan dia coba.

"Kalau begitu, malam ini juga kalian atur saja pertemuan ku dengan Valey," titahnya.

"Di mana ketemuannya?" sahut Amas.

"Bukannya Nona Valerie sudah pulang ke Bandung? kan dia kuliah di sana," tambah Derry.

"Sekalian saja ketemu di hotel R-build Bandung, lagian lama juga kita tidak cek hotel-hotel di Bandung," kata Kaesang.

"Ok."

...----------------...

Malam kembali terlarut, seperti yang sudah direncanakan, Kaesang mengikuti saran dari ke tiga asistennya.

Biarkan malam ini menjadi malam yang panjang baginya dan Valerie. Mungkin ciuman kali ini juga akan terasa manis.

Hotel milik R-build group lah yang dia jadikan sebagai tempat bernaung saat ini.

Mengenakan pakaian kasual serba hitam ketat, Kaesang sengaja menunggu Valerie tepat di depan pintu luxury room miliknya.

Ilustrasi

"Kaes," gadis berlebel tunangannya datang, membawakan cipika cipiki untuknya.

Kaesang menyambut senyum Valerie, bibir melebar namun tanpa ekspresi lebih.

Entah saja, meski Valerie sangat cantik malam ini, Kaesang masih merasa tidak ada yang spesial dari tunangannya.

"Apa kabar?" tanyanya.

Tak canggung, Valerie menjatuhkan kepala pada pundak Kaesang. "Aku kangen, untung kamu dateng Kaes," ujarnya.

Valerie juga mengecup bibir Kaesang dua kali, yang mana membuat pria muda itu tidak lagi basa-basi.

Bukankah tujuan Kaesang ke sini memang untuk ini? Sebuah ciuman yang mungkin akan bisa membuatnya merasakan manis.

Kaesang tersenyum kecil kemudian membelenggu tubuh ramping Valerie pada permukaan dinding.

"Kamu nakal Valey," Kaesang menundukkan wajahnya untuk menyambar setangkup bibir gadis itu.

Valerie terdiam menerima dengan lapang.

Di tengah kecapan-kecapan dalamnya, Kaesang terus menyelami rasa demi rasa yang ingin dia cecapi.

Ngomong-ngomong di mana rasa yang kemarin? Bahkan sampai satu menit berikutnya, dua menit berikutnya, tiga menit berikutnya, ...

"Aw, Kaesang!" Valerie memekik setelah melepas pertautan bibinya. "Kamu menyakiti ku, sebenernya kamu bisa ciuman enggak sih?" tanyanya ketus, bahkan terlihat marah.

Kaesang mengusap bibir miliknya, lalu memijat dahinya. "Sorry, aku keterlaluan," ucapnya.

Valerie mendengus. "Ya enggak apa-apa sih kalo kamu mau main kasar, aku tahu, ada beberapa orang yang menyukai cara itu, tapi bukan begitu cara mainnya Kaes!"

Merutuk ketus, Valerie melangkah masuk ke dalam ruang luxury miliknya.

Di depan pintu, Kaesang masih menghela napas baratnya, ia masih cukup bingung dengan kejadian baru-baru ini.

Sebenarnya ada apa dengan dirinya? Kenapa tidak secuil pun dia bisa mencecap manis seperti saat dia mencium gadis yang dia sebut Sweetie?

"Kaesang, ngapain masih di luar?!"

Teriakan Valerie yang terdengar dari dalam membuat Kaesang melenguh kecil sebelum membalikkan badannya.

Dari sini Kaesang berpikir, sepertinya kebaikan-kebaikan yang ibunya bicarakan tentang Valerie, salah besar.

Brakkk....

"Maaf,"

Kaesang terperangah, gadis cantik yang baru-baru ini sering melintas di pikirannya, berjalan terburu-buru di hadapannya.

"Sweetie," tak mau menyia-nyiakan kesempatan, segera Kaesang memutar kembali haluan tubuhnya.

Langkah panjangnya mengayun mengikuti arah perginya gadis itu. Sejurus kemudian, lengan gadis itu pun berhasil diraihnya.

"Tunggu Sweetie."

Nyambung di part berikutnya....

Terpopuler

Comments

Denzo_sian_alfoenzo

Denzo_sian_alfoenzo

owlh aq jd gtu ceritanya lyra nya sekarat dy mlh nemu kembaran lyra semoga aja mike kagak dol y remnya kn berabe klo kakak adik d embat smua 😅

2024-01-21

2

Pragya Ayundari

Pragya Ayundari

woah lira

2023-12-14

0

🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋

🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋

kalo jodoh pasti bertemu, meskipun jodohmu masih jadi istri orang 😂

2023-10-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!