Pengaduan

Jakarta, adalah tempat di mana Mike tengah duduk di atas sofa luxury sembari menyesap black cofee kesukaannya.

Rayden Mas Rafael, lelaki yang sedang Mike hadapi sore ini.

Dikelilingi oleh orang-orang kepercayaan, keduanya membicarakan kerja sama antar perusahaan.

Seharusnya Kaesang sendiri yang hadir di sini untuk urusan ini.

Berhubung Mike masih keponakan Bastian, yang notabennya tangan kanan Rayden, kali ini Rayden turun tangan.

"Kenapa Om Rafael sendiri yang datang ke sini, Kaesang ke mana?" setelah cukup lama mengobrol, Mike baru berani menanyakan itu.

Pria paruh baya itu terkekeh. "Sibuk, akhir akhir ini, Kaesang lagi sibuk ke luar kota," jawabnya.

"Benar, Kaesang bolak balik ke Bandung untuk selingkuhannya!" Suara itu berasal dari gadis cantik yang tiba-tiba muncul.

Rayden, Bastian dan Mike menoleh ke arah yang sama, di mana Valerie tegak berdiri di sisi meja mereka. "Valey," tegurnya.

"Hiks," isak Valerie, gadis itu menangis setelah berani mengatakan kebenaran pahit yang ia ketahui.

"Kamu di sini?"

"Hiks," jawaban Valerie masih sama, hanya seputar tangisan saja.

Melihat itu Bastian bangkit dari duduknya. Bukankah tidak seharusnya Valerie ada di tempat ini? "Nona, sebaiknya Nona,"

"Sebaiknya Valey bicara dari awal, Om!" potong Valerie, Bastian mengernyit. "Om tidak tahu kan, siapa selingkuhan Kaesang?"

Valerie beralih pada Mike. "Istri Om Mike!" bebernya.

"Apa?" Bak mendengar petir di siang bolong, Mike berdiri tegak dengan keterkejutannya.

Valerie tergelak sumbang. "Kenapa, kaget, itu karena Om Mike, nggak bisa jaga istri sundal Om!" tuduhnya.

"Valey," Alula Humaira menegur. Ibunda Kaesang baru saja hadir di tengah-tengah mereka. "Sudah Tante bilang jangan ganggu Om Rafael," ketusnya.

Sebelumnya Valerie sendiri yang bertanya pada Alula mengenai keberadaan ayah Kaesang.

Setelah mendapatkan jawaban dari calon mertuanya, gadis itu bertekad untuk menyatroni tempat VVIP ini.

"Tapi Om Rafael perlu tahu Tante, Kaes selingkuh sama istri muda Om Mike!" tampik Valerie.

"Apa?" kejut Alula, bulatan matanya menunjukkan betapa tersentaknya wanita mungil nun cantik itu. "Jangan ngada-ngada kamu Valey!" pekiknya.

Selama hidupnya, Kaesang putranya tak pernah bermain-main dengan wanita.

Alula saja perlu waktu yang lama untuk membujuk Kaesang agar mau bertunangan dengan Valerie, rasanya mustahil jika Kaes kesayangannya selingkuh.

Valerie berapi-api menangis. "Sumpah Tante, Valey serius, Valey nggak bohong, Valey liat sendiri, Valey sering diam-diam mengawasi Kaesang, dia bolak balik ke Bandung karena ada simpanannya di sana!" tudingnya.

"Jaga bicaramu Valey," tegur Rayden.

Valerie beralih pada Rayden. "Valey bisa buktiin sendiri, dari pada menuduh Valey berbohong, lebih baik, Om dan Tante geledah kamar Kaesang di hotel Bandung, di sana Kaesang menyimpan wanita sundal yang matre itu!" cetusnya.

Mike mengepal erat tangannya, jika di telaah lebih dalam, pantas saja orang-orangnya tak mampu menemukan di mana Luna.

Rupanya ini alasannya, Luna berada di bawah perlindungan Tuan Billionaire.

Secara alami Valerie menangis. "Apa nggak cukup wanita sundal itu menjadi istri dari pria kaya raya seperti Om Mike? Sekarang sundal pelakor itu menggoda Kaesang ku, Valey sakit hati Om, Tante, hiks!" adunya.

"Luna," Mike yang sedari tadi hanya berdiam diri, lelaki itu mulai menyeletuk.

"Maaf atas kelancangan ku Om, tapi aku harus membuktikan ucapan calon menantu Om itu tidak benar," ujarnya lantas pergi.

"Pi." Alula meraih lengan besar suaminya, raut cemas tak mampu ia tutupi. ""Kita juga perlu membuktikannya Pi," pintanya.

"Hmm," gumam Rayden. Segera semua orang keluar dari tempat itu, menuju masing-masing mobil mewahnya.

Bandung, kota yang akan mereka tuju secara bersama-sama.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***