Mengirimkan Makanan

KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

💐 HAPPY READING 💐

“Setidaknya aku mau resmi di tembak, untuk jadi pasangan.” Ucap Indri lagi, dan itu juga membuat Rico tersenyum dan langsung bangkit mendekati Indri, dengan tiba - tiba melingkarkan tangannya di pinggang ramping wanita itu.

“Mas Rico -“

“Indri,” panggilnya, membuat kalimat Indri terhenti, dan merasa merinding sendiri mendengar panggilan Rico yang terlalu dekat dengan telinganya.

“Maukah kamu menjalin hubungan serius denganku?” Tanya singkat dan padat.

“Ehmmm -“

“Aku tidak menerima penolakan, dan aku anggap jawabannmu ini adalah yang terbaik.” Ucapnya lagi, memutus jawaban Indri.

Jawaban yang dia buat sendiri, dan harusnya pertanyaan tidak usah dia beri, karena dia tidak menerima sebuah jawaban. Dan harusnya pertanyaan tadi di ganti saja dengan sebuah pernyataan.

“Ehmmm, makan malam sudah siap.” Ujar Indri, berusaha keluar dari pelukan Rico. Karena jujur saja dia merasa tidak nyaman dengan hal ini.

Rico tersenyum, karena dia tahu jika Indri sedang malu - malu dengan dirinya. Lalu dia memilih untuk duduk kembali di meja makan, membiarkan Indri menyelesaikan masakannya, biar segera bisa di hidangkan.

“Oh ya, Indri kamu bilang kamu sedang kuliah Hukum, apakah sudah lulus?” Tanya Rico, mencoba mencari topik di dalam kesenjangan mereka.

“Hemm, belum, masih semester 7,” jawabnya, mengingat kalau dia sampai saat ini belum menyelesaikan kuliahnya itu.

“Masih nunggu apa lagi?” Tanya Rico lagi, namun Indri hanya tersenyum sambil memperlihatkan masakannya yang sudah ada di dalam wadah.

“Makan malam sudah siap.” Serunya, dan langsung meletakannya di atas meja.

Rico tersenyum penuh antusias. “Waahhhhh, enak nih kayanya.” Tungkasnya, sambil melihat satu persatu makanan yang di bawah oleh Indri ke meja makan.

Indri tersenyum karena Rico yang terlihat sangat menghargai masakannya sampai seantusias itu menunggu masakannya.

“Malam ini, aku masaknya simple sih, ayam saos mentega, udang saus padang, sayur spinach dan juga telur.” Ucapnya memperkenalkan masakannya pada Rico.

“Banyak banget makananya, emangnya kita berdua saja bisa habis?” Tanya Rico, merasa tidak yakin dengan porsi makannya malam ini.

Karena tadi dia juga sudah menyemil buah, dan minum banyak. Dia tidak yakin akan makan malam banyak.

“Memangnya kebanyakan? Terus gimana dong?” Tanya Indri panik. Karena dia hanya masak sesuai porsi yang tertulis di Resep saja, dia tidak tahu apakah porsi itu banyak atau tidak dia benar - benar tidak mengukurnya.

Rico mengambil piring, dan mulai meuangkan makanan seperlunya yang akan dia makan. Begitupun dengan Indri, yang bahkan dia sudah mengambil banyak dari porsi makannya yang biasa.

“Masih banyak banget lagi sisanya, gimana dong?” Tanya Indri dengan panik.

Rico terlihat berpikir untui sejenak. “Hemm, karena makanan ini belum kita sentuh, kayanya bungkus saja deh, kirim ke rumahnya kak Raisa, biar dia juga bisa ngerasain dan nilai masakan kamu.” Jawab Rico memberikan solusi untuk Indri.

“Ahhhh, enggak mau, malu, nanti gak enak gimana?” Indri merasa ragu untuk menyajikan makanan itu kepada orang lain.

Rico mengambil sendok, dan mulai memakan makananya yang ada di piring. Dia mencoba masakan Indri untuk malam ini. “Ini enak kok, enak banget malah, kak Raisa gak akan nyesel kalau nyobain. Percaya deh, jangan Insecure gitu sama masakan sendiri.” Rico memberikan semangat untuk Indri, agar tidak insecure atau merasa masakananya dia tidak layak untuk orang lain.

“Beneran?” Tanya Indri, meyakinkan jawaban Rico, namun Rico hanya diam saja dan kembali menyendokan nasi dan makanan lain masuk ke dalam mulutnya.

Indri langsung tersenyum dan bergegas untuk membungkus makanan - makanan itu, lalu mengirimnya ke rumah Raisa menggunakan Go send.

Tetapi, ketika dia balik ke dapur, wajah Rico terlihat cemberut. “Kenapa?” Tanya Indri bingung, dengan raut wajah Rico yang tiba - tiba berubah.

“Makanan aku habis, tapi aku masih mau.” Jawabnya, dengan wajahnya yang di buat sesedih mungkin.

Indri langsung tertawa, sambil menggelengkan kepalanya pelan. “Hahahha kirain kenapa,” balasnya, lalu duduk di kursi sebelah Rico.

“Nih, bagi sama aku, belum ada aku makan kok, aku juga lagian tadi ambilnya kebanyakan.” Ujarnya, membagi makananya dan menuangkan sebagian porsinya pada Rico yang di terima dengan senang hati.

“Makasih ya.” Ucap Rico, lalu kembali melanjutkan makan malamnya yang sempat terhenti karena makananya habis.

“Sama - sama.” Balas Indri, juga ikut memakan makan malamnya.

Dia sudah lumayan lapar, karena sejak tadi sibuk memasakan makanan terbaik malam ini.

Dan bahkan di dalam hatinya juga merasa sangat dag dig dug, menunggu respon Raisa yang akan menilai masakannya.

****

Di sisi lain, Raisa yang juga sedang makan malam bersama dengan suami dan anak - anaknya. Tiba - tiba mendapatkan sebuah kiriman masakan dari seseorang yang katanya kiriman dari Rico.

Membuat Raisa langsung menelpon Rico untuk memastikannya lagi, kalau kiriman itu benar - benar dari dia.

Khawatirnya, dia dan keluarganya sudah terlanjur makan, tetapi ternyata adiknya itu tidak mengirimkan. Itu terlalu bahaya, takut ada apa - apa dengan perut keluarganya.

“Bagaimana?” Tanya Willi, ketika istrinya sudah menutup telponnya.

“Kata Rico, ini masakan dari Indri, karena kebanyakan jadi di kirim ke sini, suruh kita nilai masakannya enak atau enggak.” Jawab Raisa, memberitahu suaminya jika makanan itu sudah aman untuk di makan.

“Bi, tolong makanan ini di panasin, dan hidangkan juga di meja ini.” Pinta Raisa pada pembantu yang lewat.

Raisa hanya tersenyum melihat meja makannya yang padahak masih penuh dengan masakannya. “Indri siapa?” Tanya Willi, merasa asing dengan nama itu. Apa lagi nama itu berkaitan dengan adik iparnya.

“Indri, kayanga nama pacaranya Rico deh.” Jawab Raisa, mengingat - ingat jika adiknya saat ini sedang bersama dengan pacaranya.

“Uhhhukkk, uhhukkk.” Willi langsung tersedak, saat dia makan dan mendengar jawaban istrinya yang mengatakan jika adik iparnya itu sedang memiliki pacar.

“Sayang, apaan sih, minum - minum.” Ujar Raisa, memberikan suaminya segelas air putih, agar makanan yang nyangkut di tenggorokannya bisa turun.

Willi langsung menerima segelas air itu dan langsung meneguknya. “Kamu kenapa sih? Dengar Rico punya pacar malah kaget gitu, sampi tersedak.” Protes Raisa, beranggapan jika suaminya terlalu lebay.

“Ya jelas kaget lah, Rico sudah punya istri, dan kamu tahu adik kamu sedang mengkhianati istrinya, tapi malah kamu dukung.” Balas Willi, tidak habis pikir dengan sikap Raisa yang seharusnya melarang adiknya berbuat salah, tapi malah mendukungnya.

Raisa mengerucutkan bibirnya maju, mendengar kalimat suaminya. Namun obrolan mereka terhenti sejenak karena pembantu itu mengangarkan makanan yang sudah mereka panaskan ke meja makan mereka.

“Ehm, bi, Yuna sudah selesai makan, tolong di angkat Bi, dan mandiin dia ya, baru pakaikan baju tidur.” Pinta Raisa pada pembantu itu, agar putri kecilnya tidak mendengar obrolan antara papah dan mamahnya.

“Baik Nyonya.” Balasnya, dan langsung mengangkat Yuna dan membawanya ke kamanya di atas.

*To Be Continue. **

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*

*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*

Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘

**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*

*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*

Terpopuler

Comments

Alea Wahyudi

Alea Wahyudi

Indri semangatt ya dapetin hati Rico sm kak raisa

2023-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 Mendarat di Bali
2 Pesta Malam di Bali
3 Rencana Varel
4 Pria Asing
5 Pergi Ke Bandung
6 Mencari Titik Terang
7 Keharmonisan Keluarga
8 Pagi Hari di Bandung
9 Liburan di Awal Pagi
10 Liburan Telah Usai
11 Rencana Berhasil
12 Menikmati Peran Cosplay
13 Mencari Keberadaan Rico
14 Hasutan Raisa
15 Undangan Makan Raisa
16 Mengirimkan Makanan
17 Pesan Singkat Dari Rico
18 Hubungan Antara Ririn dan Varel
19 Membagi Tugas
20 Rencana Buruk Roma
21 Mulai Mencurigai
22 Makan Siang Bersama
23 Janji Rico Untuk Indri
24 Mencari Solusi dalam Masalah
25 Kekasihku atau Istriku
26 Dinner Romantis
27 Menolak Menjadi Pelakor
28 Pertengkaran Rico dan Indri
29 Mendatangi Orang Tua Indri
30 Pilih Aku Atau Dia?
31 Janji Manis
32 Amarah Keluarga Rico
33 Hasil Testpack
34 Tidak Bisa Meninggalkannya
35 Kehilangan Seseorang Yang Terkasih
36 Hilangnya Sebuah Harapan
37 Berbalik Membela Indri
38 Kunjungan Bima dan Raisa
39 Pelengkap Kehancuran
40 Permintaan Untuk Menikah Sirih
41 Penolakan Rico
42 Tuntutan Ririn
43 Sebuah Pencerahan
44 Penikahan Sirih
45 Saudara Tiri
46 Seseorang Dari Masa Lalu
47 Tuduhan Yang Menyakitkan
48 Kepergian Indri
49 Playing Victim
50 Anak laki - laki Yang Lain
51 Kebenaran Yang Terungkap
52 Kebusukan Risa Terungkap
53 Bertemu Vino
54 Memohon Maaf
55 Kehilangan
56 Hukuman Yang Layak
57 Masih Diabaikan
58 Kondisi Rico Yang Sebenarnya
59 Bertemu Dengan Erwin
60 Perasaan Rico Sebenarnya
61 Rujukan ke Jakarta
62 Perpisahan dengan Indri
63 Apakah Kita Keluarga?
64 Berserah Pada Sang Pencipta
65 Teruslah Membencinya
66 Ketahuan Vino
67 Kekhawatiran Banyak Orang
68 Sedikit Memahami Perasaanya
69 Keadaan Semakin Memburuk
70 Kakak Yang Baik
71 Datang Ke Jakarta
72 Belajar MengIkhlaskan
73 Penyesalan Seorang Ayah
74 Kedatangan Indri
75 Penyesalan Bima
76 The End Reincarnation
77 Reincarnation a Stupid Boy
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Mendarat di Bali
2
Pesta Malam di Bali
3
Rencana Varel
4
Pria Asing
5
Pergi Ke Bandung
6
Mencari Titik Terang
7
Keharmonisan Keluarga
8
Pagi Hari di Bandung
9
Liburan di Awal Pagi
10
Liburan Telah Usai
11
Rencana Berhasil
12
Menikmati Peran Cosplay
13
Mencari Keberadaan Rico
14
Hasutan Raisa
15
Undangan Makan Raisa
16
Mengirimkan Makanan
17
Pesan Singkat Dari Rico
18
Hubungan Antara Ririn dan Varel
19
Membagi Tugas
20
Rencana Buruk Roma
21
Mulai Mencurigai
22
Makan Siang Bersama
23
Janji Rico Untuk Indri
24
Mencari Solusi dalam Masalah
25
Kekasihku atau Istriku
26
Dinner Romantis
27
Menolak Menjadi Pelakor
28
Pertengkaran Rico dan Indri
29
Mendatangi Orang Tua Indri
30
Pilih Aku Atau Dia?
31
Janji Manis
32
Amarah Keluarga Rico
33
Hasil Testpack
34
Tidak Bisa Meninggalkannya
35
Kehilangan Seseorang Yang Terkasih
36
Hilangnya Sebuah Harapan
37
Berbalik Membela Indri
38
Kunjungan Bima dan Raisa
39
Pelengkap Kehancuran
40
Permintaan Untuk Menikah Sirih
41
Penolakan Rico
42
Tuntutan Ririn
43
Sebuah Pencerahan
44
Penikahan Sirih
45
Saudara Tiri
46
Seseorang Dari Masa Lalu
47
Tuduhan Yang Menyakitkan
48
Kepergian Indri
49
Playing Victim
50
Anak laki - laki Yang Lain
51
Kebenaran Yang Terungkap
52
Kebusukan Risa Terungkap
53
Bertemu Vino
54
Memohon Maaf
55
Kehilangan
56
Hukuman Yang Layak
57
Masih Diabaikan
58
Kondisi Rico Yang Sebenarnya
59
Bertemu Dengan Erwin
60
Perasaan Rico Sebenarnya
61
Rujukan ke Jakarta
62
Perpisahan dengan Indri
63
Apakah Kita Keluarga?
64
Berserah Pada Sang Pencipta
65
Teruslah Membencinya
66
Ketahuan Vino
67
Kekhawatiran Banyak Orang
68
Sedikit Memahami Perasaanya
69
Keadaan Semakin Memburuk
70
Kakak Yang Baik
71
Datang Ke Jakarta
72
Belajar MengIkhlaskan
73
Penyesalan Seorang Ayah
74
Kedatangan Indri
75
Penyesalan Bima
76
The End Reincarnation
77
Reincarnation a Stupid Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!