KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Setelah berhasil meyakinkan Indri untuk di antar pulang. Kini Varel dan Indri terlihat sedang berada di dalam mobil dan mengarah untuk ke Hotel tempat Indri menginap.
Namun, Varel terlihat menyeringai, ketika melihat Indri yang perlahan lelah dan akhirnya tertidur.
“Apakah kamu sudah melakukkan yang aku suruh?” Tanyanya Varel, pada seseorang lewat pesan singkatnya.
Tidak menunggu waktu lama, hanya dalam beberapa menit saja, dia sudah mendapatkan balasanya hingga membuatnya tersenyum.
“Aku akan merebut, apa yang seharusnya tidak menjadi milikmu.” Batinnya pelan, lalu dia tersenyum melihat Indri di sebelahnya yang masih seperti cacing kepanasan, walaupun di dalam tidurnya.
Sesampainya di sebuah Hotel, Varel menggendong tubuh Indri. Ini bukanlah Hotel tempat Indri menginap, tetapi ini adalah hotel lain yang kebetulan tempatnya juga tidak terlalu jauh dari hotel tempatnya menginap.
Ketika Varel sudah sampai di depan pintu kamar hotel, dia bertemu dengan anak buahnya yang sudah mengurus hal lain. “Bagaimana?” Tanyanya, sebelum dia masuk meletakan Indri di dalam.
“Semuanya aman Bos,” jawab anak buahnya, dan lalu mengambil alih tubh Indri, dan menggendongnya masuk ke dalam.
Varel masih menunggu anak buahnya itu keluar, “kita hanya tinggal menunggu hasil dari rencana kita ini Bos.” Ucapnya, setelah dirinya berhasil meletakan tubuh Indri di dalam.
“Baiklah, kita pergi sekarang! Dan jangan lupa ambil semua rekaman Cctv yang ada di sini! Pastikan kalian sudah menganti rekaman kosongnya!” Perintahnya lagi, yang langsung segera di laksanakan oleh ke dua anak buahnya.
Setelah itu Varel berjalan keluar dengan melebarkan senyumnya. Dia tidak sabar menunggu hasil dari pebuatan yang dia lakukkan saat ini.
****
Sedangkan di dalam kamar, Indri merasa jika ada seseorang yang sedang menyentuh tubuhnya.
“Ahhh.” Leguhannya, ingin menolak tapi tubuhnya menginginkan hal lebih.
“Apa ini? Kenapa? Kenapa aku merasa jika ada seseorang yang menyentuhku? Tapi kenapa aku malah menginginkan lebih? Kenapa mulutku tidak bisa terbuka dan berteriak? Kenapa ?” Pikiran Indri sontak langsung berkecamuk. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan tubuhnya.
Ini pertama kalinya dia melakukkan hal ini, tapi -.
Sepertinya tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan ini.
“Ririn, ya.” Suara pria terdengar di pendengaran Indri. Sampai dia terus memaksakan untuk matanya terbuka.
“Siapa Ririn? Siapa? Siapa pria ini? Namaku Indri, dan aku belum mengganti nama.” Batinnya lagi. Tapi pikiran hanyalah tinggal pikiran. Ketika hati, logikanya tidak berjalan senada dengan tubuhnya. Di saat itulah dia merasa jika semuanya telah binasa.
******
4 jam berlalu, Indri yang tadinya sudah tertidur pulas, kini terbangun karena tiba - tiba terasa ingin muntah.
Dia berusaha mengerjapkan matanya, dan bangkit. “Awwwwww.” Rintihnya, ketika dia merasakan bagian bawahnya terasa perih dan terasa tidak nyaman.
“Hueeekkkk.” Indri kembali ingin muntah, tapi rasa perih di bawah sangatlah luar biasa. Sampai dia mencoba untuk duduk terlebih dahulu agar bisa memastikannya.
Tetapi, ketika Indri ingin bangun, tidak sengaja tangannya menyentuh sesuatu. “Aaahhhhhhhh.” Teriak Indri, ketika dia menoleh dan melihat ada seorang pria asing di sebelahnya.
“Ada apa?” Pria itu tekejut mendengar teriakan seorang wanita, membuatnya langsung bangkit dan bahkan menatap Indri dengan serius.
“Kamu siapa?” Tanya pria itu langsung, ketika melihat wajah Indri.
“Aku yang harusnya tanya kamu siapa? Kenapa aku ada di sini?!” Tanya Indri balik, dan entah kenapa tiba - tiba dia ingin memastikan sesuatu.
Kepalanya tertunduk, dan melihat tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya.
“Apa? Apa ini? Kenapa aku tidak -“ kalimat Indri terputus, ketika ke dua matanya melihat cairan bewarna merah keluar dari apomnya.
Perlahan namun pasti, Indri menyentuhnya dengan tangannya. “Isshhhh.” Ringisnya, merasa perih ketika bagian bawahnya dia sentuh.
Indri seketika menyadari satu hal, hingga matanya membulat dengan sempurna. Tubuhnya yang di penuhi dengan bekas kemerahan, yang sama berada di tubuh pria itu.
“Kamu -“ lirihnya pelan. Dan tanpa dia sadari, air matanya itu menetes.
“Mbak, mbak, jangan berpikir aneh - aneh dulu, saya -“
Pria itu merasa tersudutkan, mesekipun wanita di depannya belum mengatakan apapun. Tetapi tetap saja dia adalah pria yang satu - satunya berada di sana.
Apa lagi dia juga tidak mengenakan pakaian dan terlebih tanda kemerahan juga ada di tubuhnya.
Tidak nyaman dengan keadaan seperti ini. Pria itu langsung bergegas lari ke kamar mandi, dengan mengambil pakaiannya yang tegeletak entah kemana - mana.
Sedangkan Indri, sudah tidak bisa berkata apa - apa. Dia masih berusaha meyakinkan dirinya jika apa yang ada di dalam pikirannya itu salah.
3 menit kemudian, pria itu keluar dengan mengenakan pakaian lengkapnya. “Aku tidak tahu kamu siapa, dan aku tidak mengenalmu, entah kamu yang memang sengaja menjebakku di sini atau apapun, aku tidak mau tahu.”
Lalu pria itu mengeluarkan dompetnya, dan mengeluarkan uang ratusan beberapa lembar. “Apakah segini cukup?” Tanyanya, lalu meletakan uang itu di atas meja.
Namun, Indri malah menatap pria itu dengan tatapan tajamnya. Dia mencari bajunya yang mungkin masih terlihat sangat mini. Tapi, masih mending dia gunakan dari pada dia tidak mengenakan baju sama sekali.
Dengan menahan semua rasa sakit di bagian bawahnya, Indri berdiri dan mendatangi pria itu. “Apa kamu bilang? Aku menjebakmu?” Tanyanya, memastikan jika pria itu menuduh dirinya untuk menjebaknya.
“Mbak, saya -“
Indri lebih dulu menaikan tangannya, meminta pria itu untuk berhenti untuk berbicara. Lalu dia mengambil uang yang tadi di letakan pria itu di atas meja.
“Aku tidak mengenalmu, dan aku tidak ada niat untuk menjebak kamu, dan -“ kalimatnya terhenti, dan lalu dia mengangkat tanganya untuk memperlihatkan uang itu.
“Makan uangmu! Aku tidak butuh! Karena aku akan melaporkan hal ini pada pihak yang berwajib.” Tekan Indri dengan penuh keyakinan.
Pria itu sontak terkejut mendengarnya, “mau lapor polisi? Atas dasar apa? Kamu pikir polisi akan percaya dengan laporan kamu? Aku hanya tinggal bilang, jika aku membelimu.” Balas Pria itu, seakan - akan dirinya tidak takut dengan hukum.
Walaupun air matanya sedang menetes, Indri sama sekali tidak takut dengan pria asing ini, dia tetap menatap pria itu dengan tatapan penuh dendam. “Biarkan hasil Visum yang menjelaskannya.” Ucap Indri lagi.
Lalu dia perlahan ingin melangkah keluar, walaupun jalannya masih tertatih karena rasa perih di bawah sana.
*To Be Continue. **
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Maria Magdalena
kasihan , terjebak tnp tau apa salahnya. Varel ini tipe laki" tak bernyali ini pengecut
2024-01-29
0
pipih siti sofiah
mulai penasaran ni novel
nyimak terus
2023-03-13
1
uty
thor masih menyimak saya , sampai bab segini sih masih misteri hehhdhd
2023-02-16
2