KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Karena tidak tahan mendengar semua hasutan dari Raisa, akhirnya Ririn memilih untuk keluar dari rumah itu. Dia langsung masuk ke dalam mobilnya dan segera mengendarai mobilnya itu pergi.
Di dalam perjalanan, tiba - tiba saja Ririn mendapatkan sebuah panggilan telpon dari Managernya, membuatnya langsung memasang earphonenya dan mengangkat panggilan itu. “Hallo.”
“Loe di mana?”
“Di jalan, lagi nyariin Rico.”
“Lah, kenapa Rico harus di cariin? Bukannya Rico ada di rumah?”
“Tidak ada, Rico sudah 3 hari gak pulang.”
“Ahh, ada - ada aja loe, oh ya, gue cuman mau ingatin, kalau nanti malam kita harus berangkat ke Bogor, soalnya di sana ada syuting.”
“Oke.”
Ririn langsung mematikan panggilan telponnya itu. Lalu kembali menghela nafasnya.
“Udah ah, stop Overthinkingnya, aku yakin Rico gak akan pernah selingkuhin aku! Secara aku adalah wanita tercantik yang pernah ada.” Ririn bicara pada dirinya sendiri. Membanggakan dirinya kalau dia adalah wanita paling cantik, dan gak mungkin jika Rico mau menyelingkuhinya.
“Yang aku tahu, selera Rico itu sangat tinggi, jadi kalau misalnya dia selingkuh, dia juga pasti mikir - mikirlah, dapatin aku aja dia susaj, gak mungkin dia mau buang aku begitu saja.”
“Berlian mau di buang, tidak akan segamoang itu Raisa, kamu pikir aku adalah wanita yang cemburuan dan mau berpikir jika suamiku selingkuh.” Ririn terus berbicara dengan dirinya sendiri.
Sejujurnya hal itu dia lakukkan, agar tidak ada beban pikiran yang membuatnya terus berpikir buruk tentang suaminya.
***
Jika di satu sisi Ririn sedang berpikir meyakinkan dirinya untuk tidak terhasut dengan tuduhan Raisa. Berbeda halnya dengan Rico, yang sesang duduk manis melihat pesan masuk dalam ponselnya.
Dia memang sudah melihat pesan masuk yang di kirimkan oleh Ririn istrinya, dan juga telpon masuk yang berulang - ulang.
Sampai tiba - tiba nama kakaknya muncul di layar ponselnya, membuatnya mau tidak mau harus menjawab panggilan dari kakaknya itu.
“Di mana kamu?” Tanya Raisa, di saat panggilan sudah tersambung.
“Ehmmm, Mas Rico, kamu -“ kalimat Indri terhenti, ketika tangan Rico terangkat untuk menghentikan kalimatnya.
Indri tidak tahu jika Rico sedang mengangkat panggilan, sampai akhirnya dia tersenyum kikuk penuh penyesalan, lalu segera balik ke dapur lagi untuk melanjutkan masakannya.
“Rico kamu sedang bersama wanita?” Tanya Raisa, yang sepertinya sudah menangkap suara Indri barusan.
“Hemmm.” Respon Rico, malas menanggapi.
“Serius? Pacar kah?” Tanga Raisa lagi, dari suaranya terdengar sangat antusias.
“Iya.” Jawab Rico asal.
“Oke - oke, besok bawa ke rumah ya, kita makan malam bareng. Oke, bye, have fun. Cepat dapat momongan ya.” Balas Raisa langsung mematikan panggilan ponselnya, sampai dia lupa mau membicarakan apa tadi.
Sedangkan Rico langsung menyeritkan keningnya bingung. “Dia gak marah atau apa gitu?” Rico bertanya dalam hatinya. Dia emang agak merasa jika kakaknya ini sangatlah aneh.
Tapi undangan makan, sepertinya menarik. Membuat Rico langsung berdiri dan mendatangi Indri yang sedang di dapur.
“Sudah selesai telponannya?” Tanya Indri, ketika melihat Rico yang berjalan mendekat ke arahnya.
Rico menganggukan kepalanya pelan, “sudah, dan barusan telpon dari kakak aku, dia bilang mau ngajak kita makan besok.” Jawabnya, membuat Indri yang sedang memotong - motong sayuran langsung menoleh menatap wajah Rico, membuat Rico langsung kikuk di buatnya.
“Apakah kamu bisa?” Tanyanya, mencari jawaban dari Indri, sebelum dia menjawab pertanyaan dari kakaknya.
“Makan bersama keluargamu? Kenapa?” Tanya Indri balik, tapi kini pandanganya kembali fokus dengan apa yang sedang dia potong dan juga dengan apa yang sedang dia masak di atas kompor.
Rico mengambil buah yang tadi sore mereka makan, karena belum habis jadi dia masih bisa mencomotnya untuk cemilan. Kemudian dia duduk di kursi meja makan yang ada di tengah - tengah dapur.
“Ya, tidak kenapa - kenapa, kakak aku mungkin mau kenal kamu lebih jauh, atau sekedar say hello, lagian kamu yang tadi bersuara makanya dia dengar, dan langsung mau ketemu kamu.” Jawab Rico, memberitahukan jika niat kakaknya itu pasti baik mengajaknya bertemu.
“Oh ya, kakak aku orangnya juga rada galak dan random, jadi kalau misalnya kamu gak penuhi undangan makan siangnya, dia bakal dendam.” Tambahnya lagi, membuat Indri kembali menoleh ke arahnya.
“Besok aku berangkat sore, mungkin kalau makan siang aku masih bisa.” Jawab Indri, tanpa berpikir panjang.
Lagian tidak ada salahnya dia menenuhi panggilan Raisa. Toh dia hanya mau berteman, tidak ada niat apapun lagi.
“Coba aku tanya kak Raisa dulu ya.” Balas Rico, mengetikan pesan singkat kepada kakaknya. Untuk mengajak makan siang, dan dalam sekejap kakaknya langsung menjawab oke.
“Baiklah, besok makan siang kita ke rumahnya Kak Raisa.” Ucapnya, ketika dia sudah mendapatkan jawaban dari kakaknya.
Indri tadinya hanya merespon dengan menganggukan kepalanya pelan, sampai sesuatu mengganggu pikirannya. “Kenapa kakak kamu tiba - tiba mengajak bertemu? Kalau hanya dengar suara, apakah dia sepenasaran itu?” Tanya Indri lagi. Dan seketika Rico yang sedang mengambilin buah dari piring itu, terhenti mendengar pertanyaan Indri yang satu ini.
“Heheheh, aku tadi mengatakan jika kamu adalah pacar aku.” Jawabnya dengan pelan. Namun masih terdengar oleh Indri.
“Pacar? Kamu kok sembarangan gitu sih jawabnya, kalau kakak kamu nanyain gimana?” Protesnya, merasa jika jawaban Rico tadi benar - benar menjebak.
“Kenapa? Kita sudah tinggal sama - sama 4 harian ini, kalau bukan pacaran kita apa namanya?” Rico menanyakan lagi status hubungan mereka pada Indri, yang padahal jelas - jelas dialah yang tidak memberikan kejelasaan untuk Indri.
“Memang kamu ada nembak aku?” Tanya Indri langsung.
Namun Rico masih fokus dengan cemilannya. “Kita sudah dewasa, jadi tidak perlu tembak menembak, yang penting status kita jelas, kita pacaran, udah gitu aja,” jawab Rico, yang tedengar masuk akal.
Indri langsung tersenyum dan membalikkan tubuhnya, kembali fokus dengan masakannya. “Setidaknya aku mau resmi di tembak, untuk jadi pasangan.” Ucap Indri lagi, dan itu juga membuat Rico tersenyum dan langsung bangkit mendekati Indri, dengan tiba - tiba melingkarkan tangannya di pinggang ramping wanita itu.
*To Be Continue. **
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Maria Magdalena
dasar cowok dan swami labil
2024-01-30
0
Benazier Jasmine
bagaimana klo indri tau klo rico sdh menikah hancur hatinya
2023-03-14
0
pipih siti sofiah
aihhhh... mi2n
bikin Q baper
bambang ricooo
Q mau d peluk jg donk🤗🤗
2023-03-14
1