Terbakar

Sepanjang hari, Abidzar bekerja dengan perasaan campur aduk. Entah apa yang menggangu pikirannya kini, yang pasti otaknya seakan penuh. Abidzar sampai kehilangan konsentrasinya saat bekerja.

Srettt ...

Lagi-lagi ia salah meletakkan tanda tangan. Entah sudah lembar ke berapa kertas yang dirobeknya. Abidzar merasa benar-benar kacau hari itu.

"Tirta, print lagi lembar kerja sama dengan pihak Maju Jaya. Sekarang!" Titahnya melalui sambungan interkom.

Jelas saja Tirta mengerutkan keningnya, entah sudah lembar berkas ke berapa yang lagi-lagi harus ia cetak karena kesalahan peletakan tanda tangan. Tirta sampai bingung sendiri, sebenarnya apa yang Abidzar pikirkan sampai kehilangan konsentrasinya seperti ini.

"Kamu sebenarnya kenapa sih, Bi? Sampai nggak bisa konsentrasi kayak gini. Nggak biasanya. Jangan bilang ini ada hubungannya dengan Freya?" terka Tirta seraya meletakkan lembaran kerja sama yang baru saja dicetak ulang.

Abidzar mendengkus membuat Tirta berdecak kesal.

"Kalau kamu emang tertekan dengan keberadaan Freya, lebih baik kamu lepaskan dia. Mumpung Erin sedang tidak berada di sini. Aku yakin, dia takkan mungkin bisa berbuat apa-apa lagi kalau Freya sudah tidak ada di rumah kalian. Memang saat pulang nanti dia pasti akan marah, tapi selama apa sih dia bisa marah? Lama-lama dia juga bakal nyerah kalau kamu kekeh menolak ide gilanya itu." Ucapnya memberikannya solusi.

Satu sudut bibirnya melengkung sinis, "lalu kau berniat menikahinya setelah lepas dariku, begitu maksudmu?"

Tirta terkekeh pelan, "kalau iya, kenapa? Tak masalah, bukan."

"Ya, tak masalah." Abidzar masih menyunggingkan senyum sinis. "Silahkan saja. Dalam mimpimu." Ucap Abidzar dengan kalimat terakhir ia lanjutkan hanya dalam hati.

Terang saja Tirta tersenyum makin sumringah. Ia merasa Abidzar sedang memberikannya celah untuk mendapatkan Freya. Tanpa ia ketahui, Abidzar tidaklah serius dengan perkataannya.

Untuk kali pertama setelah pernikahan keduanya, Abidzar hari ini pulang tepat waktu. Setelah masuk ke dalam kamar, ia tak langsung pergi mandi. Ia justru menuju ke balkon kamarnya dengan kemeja yang kancingnya terbuka semua. Abidzar mengeluarkan bungkusan rokok dan mengambilnya sebatang kemudian membakar ujungnya. Ia hisap batangan tembakau itu lalu menghembuskan asapnya ke udara.

Abidzar bukanlah seorang perokok. Tapi sesekali ia akan menghisapnya bila pikirannya sedang kacau. Ini lebih baik daripada meminum minuman beralkohol, pikirnya.

Saat sedang menghembuskan asap ke udara, mata Abidzar menangkap keberadaan Freya yang sedang khusyuk membaca novel yang Tirta pinjamkan. Ada perasaan tak biasa saat ia melihat perempuan itu. Entah apa itu, Abidzar masih sulit mengartikannya.

Tak lama kemudian, Bi Asih datang tergopoh-gopoh membuat dahi Abidzar berkerut penasaran, apakah gerangan yang membuat Bi Asih tampak tergopoh seperti itu.

"Non, non Freya," panggil bi Asih membuat Freya menoleh ke arahnya.

"Iya, bi. Ada apa?"

"Ini non, den Tirta telepon. Katanya mau bicara dengan Non Freya."

"Kak Tirta? Emang kak Tirta mau bicara apa?" tanya Freya penasaran.

"Bibik juga nggak tau, non. Kangen kali." Seloroh Bi Asih membuat Freya terkekeh.

"Mana ada. Bi Asih aneh-aneh aja sih. Mana mungkin lah kak Tirta kayak gitu. Apalagi aku ini istri tuan Abi, sahabat sekaligus sepupunya sendiri. Pasti mikirlah dia bi."

"Lah, ka- aduh, jadi lupa kan. Nih non, pasti den Tirta heran, kok lama banget." Bi Asih lantas menyerahkan ponselnya pada Freya seraya terkekeh. Freya pun menerimanya dan menempelkannya di telinga. Mereka pun mengobrol. Sesekali Freya terkekeh. Suara tawanya terdengar begitu indah di telinga. Namun, hal itu justru membuat Abidzar mengepalkan tangannya.

Malam hari tiba, Freya tampak membantu bi Asih menyiapkan makan malam. Di saat bersamaan, Abidzar muncul di area dapur. Tampak sesekali Freya berbincang sambil terus bergerak lincah membantu menyiapkan berbagai macam bahan. Baik Freya maupun bi Asih tidak ada yang menyadari keberadaan Abidzar. Ana dan Mina tidak ikut membantu sebab urusan masak-memasak merupakan tanggung jawab bi Asih.

"Hai bro, lagi ngapain?" sapa Tirta yang entah kapan datangnya sebab ia tiba-tiba saja sudah berada di samping Abidzar.

Abidzar tersentak, kemudian mengerutkan keningnya, "ngapain lagi loe datang ke sini? Jangan bilang mau numpang makan lagi? Alasan." Cibir Abidzar membuat Tirta nyengir kuda.

Bi Asih dan Freya yang mendengar suara kedua orang itu lantas menoleh. Namun mereka tak ingin ikut campur perbincangan keduanya. Mereka pun melanjutkan pekerjaan mereka.

"Hehehe ... ketauan deh." Jawabnya sambil garuk-garuk kepala.

Entah harus marah atau tersinggung, yang jelas Abidzar makin terusik dengan kelakuan sepupunya itu. Tapi ia bingung, harus melakukan apa. Ia tak mungkin melarang. Apa kata Tirta kalau ia melarang sepupu sekaligus sahabatnya itu mendatangi rumahnya terus-terusan. Bisa-bisa Tirta mengira dirinya cemburu.

"Tuan Abi, kak Tirta, makan malamnya sudah siap. Silahkan dimakan " Ucap Freya membuat dua orang yang sedang terpaku itu tersentak.

Mereka lantas segera menarik kursi masing-masing dan duduk. Freya ingin sekali mengambilkan nasi untuk Abidzar seperti yang sering Nanda lakukan pada Gathan dahulu, tapi ia ragu. Apakah Abidzar mengizinkannya? Apalagi ia sangat tahu kalau suami sirinya itu begitu membenci dan jijik pada dirinya.

"Fre, kamu nggak ikut makan?" tanya Tirta saat melihat Freya hendak segera pergi dari sana.

"Eh, itu, Freya makan sama bik Asih aja kak." Jawab Freya seraya mengulas senyum.

"Kenapa nggak bareng-bareng aja? Aku sengaja makan di sini biar bisa makan bareng-bareng kalian. Kalau cuma berdua sama patung itu, ngapain aku jauh-jauh ke sini. Makan disini, ya! Please." Pinta Tirta seraya memelas.

"Aku ... " Freya melirik Abidzar yang tampak acuh tak acuh. Ia ingin kembali menolak, tapi Tirta dengan cepat menarik lengan Freya agar duduk di sampingnya. Tirta juga tanpa canggung mengambilkan nasi berikut lauk pauk dan sayurnya untuk Freya. Freya menggigit bibir bawahnya. Ia merasa canggung sendiri dengan perlakuan Tirta. Namun ia tak berani menolak apa yang Tirta lakukan. Ia khawatir, Abidzar menilainya tak sopan bila menolaknya. Bukankah laki-laki itu saja membiarkannya. Freya pun hanya bisa menerima saja perlakuan Tirta yang memang sarat akan perhatian. Begitu pula Tirta, ia merasa senang Freya tidak menolak perlakuan dan perhatiannya.

Di sisi lain, Abidzar masih tampak makan dengan santai, tanpa ada yang menyadari, ia sedang susah payah memadamkan gemuruh di dadanya. Entah mengapa ia rasa kian terbakar melihat perlakuan pada Freya.

'Cih, dasar jalaaang. Sepertinya ia pun tengah mengincar Tirta untuk dijadikannya cadangan setelah berpisah denganku. Dasar, sekali jalaaang tetap jalaaang. Apanya yang berubah. Wajahnya boleh terlihat polos, tapi hatinya ... Kau ingin menjerat Tirta dengan sikap sok polos mu itu, hah? Takkan aku biarkan niat busuk mu itu berhasil. Aku pastikan itu.'

Selesai makan malam, Freya dibantu Ana membereskan piring-piring kotor dan mencucinya. Setelah selesai, Freya ingin kembali ke kamarnya. Tapi saat melewati taman samping tiba-tiba Tirta memanggilnya dan mengajaknya mengobrol bersama di taman itu. Sebenarnya Freya ingin menolak karena ia tak enak hati dengan Abidzar, tapi ia bingung bagaimana cara menyampaikannya. Mereka pun akhirnya mengobrol di sana. Saat jarum jam menunjukkan hampir pukul 9, barulah Tirta pamit pulang.

Setelah kepergian Tirta, akhirnya Freya bisa bernafas lega. Sebenarnya ia merasa kurang nyaman berbincang berdua saja dengan Tirta. Apalagi hari sudah agak larut seperti ini.

Freya pun dengan segera membuka pintu paviliun dan masuk ke dalamnya. Baru saja Freya hendak menutup pintu, tiba-tiba ada sepasang tangan mendorong pintu dengan kasar hingga Freya terhuyung dan nyaris jatuh.

Mata Freya terbelalak saat melihat siapa pelakunya, "tu-tuan." Lirih Freya gugup.

...***...

Maaf ya kak, belum bisa double up soalnya Othor masih belum fit. Mana si bocil bungsu othor sedang demam jadi rewelnya minta ampun. Sampai tengah malam pun bangun dan nangis minta gendong mulu. Semoga aja besok udah bisa double up seperti biasanya.

Makasih juga untuk yang selalu setia menanti kelanjutan cerita ini. Sarangheyo. 😘😘😘

...HAPPY READING 😍😍😍...

Terpopuler

Comments

Cinta Suci

Cinta Suci

cepat sembuh ya thor

2023-04-03

1

ria

ria

lekas sembuh thor juga bocilx..
semangat

2023-02-13

1

Rini Hasmira

Rini Hasmira

Sekoga lekas sembuh thor dan si bungsunya

2023-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Kedatangan Tio
3 Rencana Erin
4 Pembicaraan
5 Penawaran
6 Kedatangan Anisa
7 Rahim Tebusan
8 Rumah Erin
9 Peringatan dari Abidzar
10 Abidzar
11 Dia
12 Sebegitu rendahkah aku
13 Cemoohan
14 Diperlakukan seperti seorang jalaang
15 Perhatian?
16 Haruskah
17 Kedatangan Tirta
18 Memanas dan berasap
19 Terbakar
20 Bagaimana mungkin?
21 Khawatir
22 Suami Sementara
23 Kepulangan Erin
24 24
25 Gusar
26 Lamunan
27 Surat
28 Seperti selingkuhan
29 Dilema
30 Melupakan kesepakatan
31 Izar?
32 Penjelasan dan kebenaran
33 Sagita mencari tahu
34 Mama, i love you
35 Malam panas
36 Kandidat Utama
37 Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38 Khawatir
39 You're pregnant
40 Intimidasi
41 41
42 Alasan kebencian
43 Rencana
44 Sandiwara
45 45
46 Fakta sebenarnya
47 Permintaan maaf
48 Mama
49 Masa lalu Erin
50 Di kedai bakso
51 Pertengkaran
52 Janggal
53 Sebuah fakta dan ancaman
54 Kemarahan Abidzar
55 Ke rumah sakit
56 Kau bebas
57 57
58 58
59 59
60 Masalah demi masalah
61 Kekacauan
62 Amarah Abidzar
63 63
64 64
65 65
66 Jatuh cinta pada suamimu
67 67
68 Menemui Ryan
69 69
70 Nasi sudah jadi bubur
71 Semua Terkuak
72 Hana
73 73
74 74
75 Pembicaraan
76 Keinginan terakhir
77 Menemui Erin
78 Obat lucknut
79 I want ...
80 Efek obat lucknut
81 81
82 82
83 83
84 Tak ada kata perpisahan
85 85
86 Karma?
87 87
88 88
89 89
90 Salam Perpisahan
91 Akhir dari perempuan manipulatif
92 Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93 Sebuah hikmah
94 Menggelikan
95 95
96 96
97 97
98 Sebuah penantian
99 99
100 100
101 101 S2
102 102 S2
103 103 S2
104 104 S2
105 105 S2
106 106 S2
107 107 S2
108 108
109 109 S2
110 110 S2
111 111 S2
112 112
113 113
114 114 S2
115 115
116 116 S2
117 117 S2
118 118 S2
119 119 S2
120 120 S2
121 121 S2
122 122 S2
123 123 S2
124 124
125 125 S2
126 126 S2
127 127
128 128 S2
129 129 S2
130 130 S2
131 131 S2
132 132 S2
133 133 S2
134 134 S2
135 135 S2 TAMAT
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Awal
2
Kedatangan Tio
3
Rencana Erin
4
Pembicaraan
5
Penawaran
6
Kedatangan Anisa
7
Rahim Tebusan
8
Rumah Erin
9
Peringatan dari Abidzar
10
Abidzar
11
Dia
12
Sebegitu rendahkah aku
13
Cemoohan
14
Diperlakukan seperti seorang jalaang
15
Perhatian?
16
Haruskah
17
Kedatangan Tirta
18
Memanas dan berasap
19
Terbakar
20
Bagaimana mungkin?
21
Khawatir
22
Suami Sementara
23
Kepulangan Erin
24
24
25
Gusar
26
Lamunan
27
Surat
28
Seperti selingkuhan
29
Dilema
30
Melupakan kesepakatan
31
Izar?
32
Penjelasan dan kebenaran
33
Sagita mencari tahu
34
Mama, i love you
35
Malam panas
36
Kandidat Utama
37
Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38
Khawatir
39
You're pregnant
40
Intimidasi
41
41
42
Alasan kebencian
43
Rencana
44
Sandiwara
45
45
46
Fakta sebenarnya
47
Permintaan maaf
48
Mama
49
Masa lalu Erin
50
Di kedai bakso
51
Pertengkaran
52
Janggal
53
Sebuah fakta dan ancaman
54
Kemarahan Abidzar
55
Ke rumah sakit
56
Kau bebas
57
57
58
58
59
59
60
Masalah demi masalah
61
Kekacauan
62
Amarah Abidzar
63
63
64
64
65
65
66
Jatuh cinta pada suamimu
67
67
68
Menemui Ryan
69
69
70
Nasi sudah jadi bubur
71
Semua Terkuak
72
Hana
73
73
74
74
75
Pembicaraan
76
Keinginan terakhir
77
Menemui Erin
78
Obat lucknut
79
I want ...
80
Efek obat lucknut
81
81
82
82
83
83
84
Tak ada kata perpisahan
85
85
86
Karma?
87
87
88
88
89
89
90
Salam Perpisahan
91
Akhir dari perempuan manipulatif
92
Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93
Sebuah hikmah
94
Menggelikan
95
95
96
96
97
97
98
Sebuah penantian
99
99
100
100
101
101 S2
102
102 S2
103
103 S2
104
104 S2
105
105 S2
106
106 S2
107
107 S2
108
108
109
109 S2
110
110 S2
111
111 S2
112
112
113
113
114
114 S2
115
115
116
116 S2
117
117 S2
118
118 S2
119
119 S2
120
120 S2
121
121 S2
122
122 S2
123
123 S2
124
124
125
125 S2
126
126 S2
127
127
128
128 S2
129
129 S2
130
130 S2
131
131 S2
132
132 S2
133
133 S2
134
134 S2
135
135 S2 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!