Penawaran

Brukkk ...

"Aaargh ... brengsekkk! Kau sengaja, hah! Apa kau mau balas dendam denganku?" bentak Esih saat Freya tidak sengaja menabrak Esih. Seperti biasa, Freya menjalankan tugasnya membersihkan sekitaran lapas dengan rekan-rekannya yang lain. Saat sedang menyapu dedaunan yang berserakan, Freya tidak sengaja menabrak Esih yang berdiri di belakangnya. Sebenarnya Esih sengaja berdiri di sana, tentu saja hal itu ia lakukan untuk mengerjai Freya.

"Maaf mbak, tapi aku nggak sengaja. Aku nggak liat mbak ada di sini." Ujar Freya meminta maaf. Ia memang benar-benar tidak tahu ada Esih di sana.

"Halah, aku yakin kau sengaja. Iya kan!" sentak Esih seraya mendorong Freya hingga jatuh terduduk. Freya yang memang sedang tak enak badan pun hanya bisa pasrah saat Esih kembali mencecarnya.

"Sumpah, mbak, aku nggak sengaja." Ucap Freya lemah. Sungguh, ia sudah lelah berada di lapas ini. Mengapa ada-tidaknya saja orang-orang yang seperti senang sekali mengerjai orang lain. Mereka seakan berlomba-lomba ingin menunjukkan siapa yang paling kuat dan berkuasa. Seperti hukum rimba, yang kuat yang berkuasa. Dan Esih ingin menunjukkan kalau dirinya kuat sehingga orang-orang tunduk padanya.

Padahal sebenarnya mereka sama saja. Mereka sama-sama narapidana di sana. Aneh memang. Yang bisa mengalahkan tahanan kuat hanya tahanan kaya saja sebab bagi tahanan yang kaya tentu mereka mendapatkan keistimewaan dan tahanan lain pun akan berbondong-bondong menjadi penjilat berharap kecipratan berkah dari si tahanan kaya.

"Masih saja mau bohong kau, hah!" Esih menendang punggung Freya hingga terjerembab dan luka yang belum sembuh pun kini kembali berdarah karena membentur batu. Sungguh malang nasib Freya. Ia hanya berdoa semoga ada seseorang yang mau membantunya keluar dari jerat penderitaan ini.

Kini Freya kembali masuk ke bilik serba putih itu. Perawat yang menangani Freya hanya bisa geleng-geleng kepala. Para perawat sampai mengira Freya merupakan tahanan yang suka berbuat onar sehingga sering mendapatkan perlakuan kasar dari tahanan lain.

Freya menghela nafas kasar, "kenapa nasibku seperti ini? Apakah karma atas perbuatan ku belum akan berakhir? Tapi sampai kapan? Sampai kapan aku harus begini? Ya Tuhan, tolong aku. Tolong bantu aku agar terlepas dari penderitaan ini." Ucapnya lirih dengan mata sayu dan tubuh penuh luka.

"Kau mau bebas dari sini?" tanya seorang perempuan tiba-tiba membuat kepala Freya sontak menoleh ke arah sumber suara.

"Kau ... " Mata Freya terbelalak saat melihat siapa yang sedang melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan itu.

"Kenapa? Kau terkejut?" seloroh perempuan itu sambil terkekeh.

"Erin, mengapa kau bisa berada di sini?" tanya Freya bingung saat mendapati Erin, perempuan yang selalu memusuhinya sejak masa putih abu-abu berada di ruang perawatan yang juga berada di kawasan lapas.

"Tentu saja menemui mu, apalagi? Kau pikir aku memiliki teman atau keluarga seorang penjahat?" Cibir Erin.

Ya, dia mengucapkan itu sebab ia tidak pernah menganggap Freya sebagai temannya. Meskipun saat SMA mereka pernah satu kelas, bahkan satu kelompok saat ada tugas dari guru, tapi Erin tak pernah menganggap Freya teman sama sekali. Bertegur sapa saja ia enggan, apalagi berteman.

"Menemui ku? Untuk apa? Dan ... bagaimana kau tahu aku ada di sini?" cecar Freya yang tengah dilanda kebingungan.

"Tak perlu kau tahu bagaimana aku tahu kau ada di sini, yang pasti aku memiliki sebuah penawaran yang menguntungkan untuk mu. Tadi kau mengatakan kapan kau bisa bebas dari penderitaan ini kan? Dan aku punya solusinya. Asal kau mau memenuhi permintaan dan persyaratan ku, aku akan segera menebus mu dari sini dan mengeluarkan mu. Bagaimana? Kau tertarik?" Ucap Erin seraya menghenyakkan bokongnya di kursi kayu yang berada di sana. Kursi itu disediakan penjaga lapas yang tengah berjaga di luar pintu.

Bagaimana bisa ia mendapatkan perlakuan istimewa itu? Tentu saja itu atas bantuan Meylin. Dia sekarang sedang dekat dengan seorang polisi, membuatnya bisa meminta bantuan pada calon kekasihnya itu. Oleh sebab itu Erin bisa menemui Freya dengan mudah seperti ini.

Sontak saja Freya membelalakkan matanya. Ia tak menyangka Erin mendengar gumamannya tadi. Ia benar-benar tidak menyadari kedatangan Erin sebelumnya.

"A-apa maksudmu? Kau ingin menebusku dan mengeluarkan ku dari sini maksud mu?"

Erin mengangguk dengan pasti.

"Aku tahu, kau banyak mengalami perlakuan tidak menyenangkan di sini. Kau kerap mendapatkan kekerasan. Lihat, tubuh yang sering kau pamerkan dulu pun kini terlihat ... ckckck ... sangat menyedihkan. Karena aku teman yang baik, aku menawarkan mu sebuah kesepakatan. Bila apa yang aku inginkan telah tercapai, maka kau bisa bebas kemanapun. Bahkan bila kau ingin membuka lembaran baru di kota atau negara lain pun, aku akan membantu. Aku akan bukan hanya akan membebaskan mu, tapi juga memberikan kebebasan setelah kesepakatan tercapai. Aku akan memberikan kompensasi yang besar, itu pun kalau kau setuju, bagaimana? Kau mau? Kalau kamu mau, mau hari inipun aku bisa membebaskan mu." Tukas Erin dengan nada suara begitu meyakinkan membuat Freya yang memang sedang berada di titik terlemahnya nampak tertarik.

"Kesepakatan apa? Memangnya apa yang kau ingin aku lakukan? Apalagi mengingat sejarah pertemanan kita yang sangat-sangat buruk." Tanya Freya yang kini sedang berusaha mendudukkan tubuhnya. Kepalanya masih terasa pusing. Badannya pun terasa remuk redam.

Erin pun tersenyum semanis mungkin. Senyum yang tak pernah Freya lihat sebelumnya. Freya seketika merasa tegang setelah melihat senyum yang tak biasa itu.

"Lahirkan anak suamiku untuk kami. Setelah bayi itu lahir, kau bebas pergi kemanapun yang kau mau." Ucap Erin santai tapi mampu membuat sekujur tubuhnya membeku.

Jantungnya seakan berhenti berdetak. Bagaimana bisa ada seorang perempuan yang meminta perempuan lain untuk melahirkan anak suaminya. Terlebih Erin terlihat sangat sehat. Sepertinya tak ada kendala bila ia ingin mengandung anak suaminya. Lalu kenapa Erin justru meminta perempuan lain yang mengandung anak suaminya? Apalagi mungkin semua yang mengenal mereka tahu bahwa mereka tidak pernah akur sejak dulu.

Bila saat SMA mereka hanya sekedar perang dingin, tapi setelah mereka sama-sama dewasa, mereka justru seakan sama-sama mengeluarkan taringnya.

Setiap mereka bertemu, mereka seakan tak ingin melewatkan kesempatan untuk saling pamer, saling mengejek, saling merendahkan, saling menjatuhkan, dan saling mencemooh.

Pada dasarnya baik Freya maupun Erin memiliki sifat yang hampir sama. Mereka sangat keras kepala, tak pernah mau mengalah, dan selalu merasa diri mereka paling baik. Sifat inilah yang membuat mereka jadi saling bermusuhan. Erin memang cantik, tapi ia masih kalah dari Freya. Erin hanya menang dalam hal kecerdasan.

Erin memang lebih cerdas dibandingkan Freya. Namun siapapun tahu, yang cantik yang akan selalu jadi pemenang di manapun mereka berada. Kecantikan Freya membuat Erin merasa iri. Apalagi setiap laki-laki yang ia sukai selalu saja lebih memilih Freya. Rasa iri dan dengki itulah yang membuat Erin selalu memusuhi Freya. Padahal Freya selalu saja acuh tak acuh. Ia tak peduli pada para gadis yang membenci dirinya sebab yang lebih dia utamakan adalah dapat menggaet laki-laki yang kaya raya sesuai ajaran dari ayah angkatnya, Reza.

Jadi ia tak peduli mau orang-orang membencinya, silahkan. Ia tak peduli. Itu memang konsekuensi dari perbuatannya. Termasuk kerap dikatakan sebagai wanita murahan. Ia benar-benar tak peduli. Memacari laki-laki kaya seakan doktrin yang ditanamkan Reza di otak cantik Freya. Namun akibat itulah, ia kini harus mendekam di dalam penjara.

Lalu haruskah ia menerima penawaran itu?

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

Terpopuler

Comments

Tumba Suangga

Tumba Suangga

nikmati karmamu yg menindas Nanda istri sah Gathan.

2024-04-15

0

Kiki Rizkia Apriliani

Kiki Rizkia Apriliani

ealah perempuan2 tdk berbobot n jht semua

2024-04-26

0

lovely

lovely

cm di dunia haluuu seorang istri begitu berambisi supaya suaminya nikah lagi 🥵

2023-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Kedatangan Tio
3 Rencana Erin
4 Pembicaraan
5 Penawaran
6 Kedatangan Anisa
7 Rahim Tebusan
8 Rumah Erin
9 Peringatan dari Abidzar
10 Abidzar
11 Dia
12 Sebegitu rendahkah aku
13 Cemoohan
14 Diperlakukan seperti seorang jalaang
15 Perhatian?
16 Haruskah
17 Kedatangan Tirta
18 Memanas dan berasap
19 Terbakar
20 Bagaimana mungkin?
21 Khawatir
22 Suami Sementara
23 Kepulangan Erin
24 24
25 Gusar
26 Lamunan
27 Surat
28 Seperti selingkuhan
29 Dilema
30 Melupakan kesepakatan
31 Izar?
32 Penjelasan dan kebenaran
33 Sagita mencari tahu
34 Mama, i love you
35 Malam panas
36 Kandidat Utama
37 Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38 Khawatir
39 You're pregnant
40 Intimidasi
41 41
42 Alasan kebencian
43 Rencana
44 Sandiwara
45 45
46 Fakta sebenarnya
47 Permintaan maaf
48 Mama
49 Masa lalu Erin
50 Di kedai bakso
51 Pertengkaran
52 Janggal
53 Sebuah fakta dan ancaman
54 Kemarahan Abidzar
55 Ke rumah sakit
56 Kau bebas
57 57
58 58
59 59
60 Masalah demi masalah
61 Kekacauan
62 Amarah Abidzar
63 63
64 64
65 65
66 Jatuh cinta pada suamimu
67 67
68 Menemui Ryan
69 69
70 Nasi sudah jadi bubur
71 Semua Terkuak
72 Hana
73 73
74 74
75 Pembicaraan
76 Keinginan terakhir
77 Menemui Erin
78 Obat lucknut
79 I want ...
80 Efek obat lucknut
81 81
82 82
83 83
84 Tak ada kata perpisahan
85 85
86 Karma?
87 87
88 88
89 89
90 Salam Perpisahan
91 Akhir dari perempuan manipulatif
92 Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93 Sebuah hikmah
94 Menggelikan
95 95
96 96
97 97
98 Sebuah penantian
99 99
100 100
101 101 S2
102 102 S2
103 103 S2
104 104 S2
105 105 S2
106 106 S2
107 107 S2
108 108
109 109 S2
110 110 S2
111 111 S2
112 112
113 113
114 114 S2
115 115
116 116 S2
117 117 S2
118 118 S2
119 119 S2
120 120 S2
121 121 S2
122 122 S2
123 123 S2
124 124
125 125 S2
126 126 S2
127 127
128 128 S2
129 129 S2
130 130 S2
131 131 S2
132 132 S2
133 133 S2
134 134 S2
135 135 S2 TAMAT
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Awal
2
Kedatangan Tio
3
Rencana Erin
4
Pembicaraan
5
Penawaran
6
Kedatangan Anisa
7
Rahim Tebusan
8
Rumah Erin
9
Peringatan dari Abidzar
10
Abidzar
11
Dia
12
Sebegitu rendahkah aku
13
Cemoohan
14
Diperlakukan seperti seorang jalaang
15
Perhatian?
16
Haruskah
17
Kedatangan Tirta
18
Memanas dan berasap
19
Terbakar
20
Bagaimana mungkin?
21
Khawatir
22
Suami Sementara
23
Kepulangan Erin
24
24
25
Gusar
26
Lamunan
27
Surat
28
Seperti selingkuhan
29
Dilema
30
Melupakan kesepakatan
31
Izar?
32
Penjelasan dan kebenaran
33
Sagita mencari tahu
34
Mama, i love you
35
Malam panas
36
Kandidat Utama
37
Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38
Khawatir
39
You're pregnant
40
Intimidasi
41
41
42
Alasan kebencian
43
Rencana
44
Sandiwara
45
45
46
Fakta sebenarnya
47
Permintaan maaf
48
Mama
49
Masa lalu Erin
50
Di kedai bakso
51
Pertengkaran
52
Janggal
53
Sebuah fakta dan ancaman
54
Kemarahan Abidzar
55
Ke rumah sakit
56
Kau bebas
57
57
58
58
59
59
60
Masalah demi masalah
61
Kekacauan
62
Amarah Abidzar
63
63
64
64
65
65
66
Jatuh cinta pada suamimu
67
67
68
Menemui Ryan
69
69
70
Nasi sudah jadi bubur
71
Semua Terkuak
72
Hana
73
73
74
74
75
Pembicaraan
76
Keinginan terakhir
77
Menemui Erin
78
Obat lucknut
79
I want ...
80
Efek obat lucknut
81
81
82
82
83
83
84
Tak ada kata perpisahan
85
85
86
Karma?
87
87
88
88
89
89
90
Salam Perpisahan
91
Akhir dari perempuan manipulatif
92
Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93
Sebuah hikmah
94
Menggelikan
95
95
96
96
97
97
98
Sebuah penantian
99
99
100
100
101
101 S2
102
102 S2
103
103 S2
104
104 S2
105
105 S2
106
106 S2
107
107 S2
108
108
109
109 S2
110
110 S2
111
111 S2
112
112
113
113
114
114 S2
115
115
116
116 S2
117
117 S2
118
118 S2
119
119 S2
120
120 S2
121
121 S2
122
122 S2
123
123 S2
124
124
125
125 S2
126
126 S2
127
127
128
128 S2
129
129 S2
130
130 S2
131
131 S2
132
132 S2
133
133 S2
134
134 S2
135
135 S2 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!