Rumah Erin

Freya kini telah berada di mobil yang dikendarai Erin sendiri. Tak butuh waktu lama, hanya dalam 1x24 jam saja, Erin sudah bisa membawa Freya keluar dari lapas tempatnya ditahan selama satu tahun ini.

Namun sebelum itu, Erin telah menekankan kalau perjanjian ini hanya berjalan sampai ia berhasil melahirkan anaknya saja. Setelah berhasil, Erin meminta Freya pergi sejauh-jauhnya dan melupakan kalau ia pernah mempunyai seorang anak.

Bukan hanya itu, Erin juga menekankan kalau ia harus selalu mengingat statusnya. Ia harus sadar diri dan tidak terbawa perasaan. Ia hanya berstatus ibu pengganti, bukan istri sebenarnya. Jadi ia dilarang menggunakan perasaan dalam hubungannya dengan suaminya kelak.

"Freya, sebelum aku membawamu ke rumah, aku beritahukan padamu, bahwa kesepakatan ini hanya berlangsung sampai kau melahirkan anak suamiku. Setelah anak itu lahir, kau wajib menyerahkannya pada kami. Kau tidak bisa menuntut hak mu sebagai seorang ibu sebab sejak anak itu lahir, anak itu akan berstatus menjadi anak kami, anakku dan suamiku. Begitu pula di dokumennya kelak hanya ada namaku dan suamiku sebagai ibu dan ayahnya. Jadi, setelah melahirkan, aku minta kau pergi jauh-jauh dari hidup kami. Lupakan kalau kau pernah melahirkan anak untuk kami. Toh kamu juga sudah berstatus janda, jadi tak masalah kalau anumu telah longgar karena pernah melahirkan." Ucap Erin cukup frontal membuat Freya terbelalak. Ia tak menyangka, Erin yang kerap bersikap anggun dan berkelas pun bisa mengatakan hal seperti itu.

"Oh ya, ini yang paling penting, kau dilarang mencari perhatian suamiku. Sok baik, apalagi menggodanya. Ingat statusmu. Kau hanyalah ibu pengganti. Kau aku tebus mahal-mahal untuk melahirkan anak suamiku. Bukan untuk menjadi istri sesungguhnya. Jangan tunjukkan sikap murahanmu pada suamiku. Jangan menjadi jalaaang dengan menggodanya. Bila sampai kau lakukan itu, aku takkan segan-segan memberikanmu pelajaran. Kau paham?" Tegas Erin benar-benar kasar. Dada Freya mendadak berdenyut sakit mendengar kata-kata yang Erin ucapkan.

Freya jadi bertanya-tanya, benarkah keputusan yang ia ambil ini? Mengapa ia mendadak ragu? Apalagi setelah mendengar kata-kata Erin yang seperti begitu menganggapnya rendah. Ia sudah seperti manusia paling hina di hadapan Erin.

"Kau paham tidak?" sentak Erin mengejutkan Freya yang sejenak termangu dengan pergulatan batinnya.

"Pa-paham. Aku paham." Jawab Freya gelagapan saat Erin menyentaknya di cafe yang kala itu tengah ramai. Saat ini memang mereka sedang membahas masalah kesepakatan mereka di sebuah cafe yang tak jauh dari lapas.

"Aku tegaskan sekali lagi, jangan pernah menggoda suamiku. Jangan menggunakan perasaan karena kau tak pantas, dengar ... tak pantas. Kau sangat-sangat tak pantas. Kau harus sadar diri, kau tak lebih dari wanita murahan yang suka mengobralkan diri dengan orang-orang kaya. Selain janda, kau juga mantan narapidana. Andai tak ada aku, aku yakin tak lama lagi kau akan membusuk di dalam sana." Lagi, Erin memperingatkan Freya dengan cukup kasar. Namun ia mencoba tenang dan menelan mentah-mentah penghinaan itu. Seandainya ia bisa mendapatkan perlakuan yang baik di dalam penjara, sebenarnya ia lebih memilih mendekam di dalam sana.

Hanya kata seandainya, seandainya, seandainya saja yang berkecamuk dalam benak Freya.

Namun segalanya telah terjadi. Freya hanya perlu menjalani. Semoga ia dapat menjalaninya dengan baik. Semoga ia dapat memberikan apa yang Erin inginkan, setelahnya ia akan pergi sejauh-jauhnya. Menjauh dari semua orang, terutama yang mengenalnya. Ia akan memulai hidup baru di tempat yang baru, yang tiada satupun mengenalnya. Itu merupakan sebuah harapan yang kini terpatri jelas dalam benaknya.

Namun satu hal yang ia lupa, akankah ia rela memberikan anaknya kelak bila telah lahir?

Selesai menjelaskan apa-apa yang tidak boleh ia lakukan, Erin pun akhirnya membawa Freya ke rumahnya.

Setibanya di rumah, Erin langsung memperkenalkan Freya pada para pelayannya dan menunjukkan kamarnya.

"Bi Asih, perkenalkan, dia adalah Freya. Dia akan akan saya jadikan ibu pengganti ah maksudnya ia akan mengganti saya hamil anak mas Abi. Jadi tolong awasi dia jangan sampai menggoda suamiku. Tugasnya hanya mengandung dan melahirkan anak kami serta menuruti perintahku. Bilang sama yang lain. Oh ya, statusnya sama seperti kalian jadi kalian tak perlu mengistimewakannya. Mengerti?" tegas Erin membuat Freya membeliakkan matanya.

'Status kami sama? Artinya aku pun tak lebih dari seorang pembantu? Pembantu untuk melahirkan anak majikan lebih tepatnya.' Freya meringis pilu. Kehidupan nyaris sempurnanya kini berbanding 180°. Mungkin inilah yang orang-orang katakan, hidup itu bagaikan sebuah roda, kadang di atas dan kadang di bawah. Bila dulu ia pernah merasakan kehidupan mewah dan lebih dari kata cukup, maka kini sebaliknya.

Namun Freya mencoba menjalaninya dengan sabar. Mungkin ini adalah karma dari perbuatan jahatnya di masa lalu.

Seketika ia teringat saat Erin menyebut nama suaminya.

'Abi ... mas Abi. Jadi nama panggilannya itu. Apakah aku mengenalnya? Kira-kira bagaimana sikapnya ya? Bagaimana kalau dia tidak terima harus berdekatan denganku? Bagaimana kalau ia tak mau aku hamil anaknya? Ya Tuhan, kenapa takdir hidup ku rumit seperti ini? Ah , jangan mengeluh Freya. Jalani saja semuanya. Semuanya hanya sementara. Setelah apa yang mereka inginkan berhasil mereka dapatkan, maka kau akan segera melepaskan diri dari sini dan pergi sejauh-jauhnya.'

"Bik Asih, kau mengerti?" tegas Erin lagi saat bi Asih justru terbengong mendengar apa yang ia ucapkan.

"Eh i-iya, nyonya. Saya-saya mengerti." Jawab bi Asih gelagapan.

"Sekarang bawa di ke kamar paviliun belakang. Ingat, jangan berkeliaran di rumah ini dan jangan coba-coba untuk kabur. Bila sampai kau coba untuk kabur, aku takkan segan-segan mengembalikanmu ke dalam penjara." Sinis Erin membuat bi Asih dan beberapa pelayan lainnya membeliakkan matanya.

'Apa? Mengembalikannya ke dalam penjara? Apa nyonya mengambil perempuan itu dari dalam penjara? Tapi kenapa harus perempuan itu? Bukankah ada banyak perempuan lain yang bisa dia gunakan?' gumam Asih dalam hatinya. Ia tak menyangka, perempuan yang Erin bawa merupakan seorang tahanan. Bi Asih jadi bertanya-tanya, sebenarnya siapa Freya dan mengapa Freya bersedia memenuhi permintaan gila nyonya mudanya itu.

Bagaimana tak gila, bisa-bisanya seorang istri meminta wanita lain mengandung anak suaminya.

'Bener-bener edan.' rutuk Bi Asih dalam hati.

Setelah mengatakan itu, Erin pun segera meminta bi Asih mengantarkan Freya ke kamarnya.

"Sudah pergi sana. Bawa dia ke belakang, bi. Suruh dia mandi yang bersih. Aku tak mau dia membawa kotoran dari penjara ke rumah megah ku ini."

Setelah mengucapkan kata-kata bernada ejekan itu, Erin pun segera naik ke lantai atas dimana kamarnya berada.

"Non Freya mari non, ikut bibik." Ujar bik Asih.

Freya mengulum senyum. Bila dulu ia sering ketus dengan pelayannya, kini dia sudah bisa bersikap lebih baik. Toh status mereka kini sama. Lagipula ia memang sedang berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

"Baik bi.Oh ya, Freya belum memperkenalkan diri secara langsung sama bibik, aku Freya. Mohon bantuannya ya bi selama saya di sini." ucap Freya sambil mengulas senyum.

"Iya non, nama bibik Asih. Di sini ada beberapa pembantu lagi, namanya Ana dan Mina. Terus tukang kebun sekaligus penjaga rumah pak Sukri. Ada sopir tuan juga pak Yanto. Nanti bibi kenalin deh. Ya udah yuk ayo, kita ke belakang. Non bersih-bersih aja dulu biar nggak kena semprot nyonya.Hehehe ... " Bi Asih nyengir kuda. Namanya mengingat Freya pada perempuan yang kerap menyiksanya di dalam lapas. Semoga saja, hanya namanya saja yang mirip, tapi sifat dan sikap tidak. Entah ia harus bagaimana bila lagi-lagi ia harus mengalami kekerasan di sini.

Bi Asih pun mengajak Freya ke paviliun belakang. Di belakang rumah itu, ternyata terdapat sebuah rumah kecil. Menurut bi Asih dulu para pelayan di tempatkan di sana, tapi repot saat akan memanggil, tidak bisa cepat. Sebab terlalu berjarak. Alhasil, rumah itu dikosongkan sebab mereka diminta menghuni kamar belakang yang ada di dekat dapur. Kamar itu pun diperuntukkan untuk para pelayan.

Rumah itu memang kecil, hanya ada satu kamar dan satu kamar mandi di dalamnya. Namun karena di kelilingi kebun, rumah itu jadi terlihat asri.

Namun sayang, saat masuk ke dalam sana, ternyata rumah itu belum dibersihkan. Bi Asih meminta maaf sebab belum sempat membersihkannya.

"Nggak apa-apa, bi. Aku bisa bersih sendiri kok. Bibi kembali aja rumah utama, takutnya Erin manggil." Ucap Freya lembut.

"Ya udah, non bibik tinggal dulu ya. Nanti kalau ada waktu luang, bibik ke sini lagi buat cerita-cerita." Ujar bik Asih seraya mengulas senyum dan mengusap pundak Freya.

"Iya bi. Makasih ya. Kayaknya nanti aku bakal sering repotin bibik deh."

"Oalah, nggak apa-apa. Kayak sama siapa wae." Sahut Bi Asih. "Bibi ke depan dulu ya. Kalau ada butuh apa-apa, ke dapur aja. Bibi nggak pernah jauh-jauh dari dapur yang tadi."

Freya mengangguk. Ia pun segera masuk ke dalam rumah setelah melihat Bi Asih pergi.

"Bismillahirrahmanirrahim. Aku bisa. Ya, aku bisa." Ucapnya untuk memotivasi diri.

Sebelum membersihkan diri, Freya pun mengambil sapu dan sekop yang teronggok di sudut rumah. Ia pun mulai membersihkan rumah itu. Ia bukan hanya menyapu lantai, tapi juga membersihkan kaca, jendela, sudut-sudut ruangan, lalu mengepelnya. Bila dulu ia paling tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi semenjak menjadi penghuni lapas, semua pekerjaan yang tak bisa ia lakukan, mulai bisa ia kerjakan sendiri. Tak ada alasan untuk bermalas-malasan. Kini bersih-bersih merupakan sebuah pekerjaan yang biasa saja baginya. Ternyata penjara memberikan pelajaran yang berharga padanya.

"Ahhh, akhirnya beres juga!" gumamnya puas saat melihat rumah yang tadi tampak berantakan dan berdebu, kini telah bersih. Tinggal mencuci perabotan yang ada di dalam saja. Entah bagaimana ia makan nanti, bergabung dengan para pelayan di rumah besar, atau harus menyiapkan sendiri. Freya belum mau memusingkannya.

Setelah bersih-bersih, ia pun segera mengambil handuk yang ia bawa dari penjara dan segera mandi. Tidak seperti kamar mandi lamanya yang berada di dalam kamar, kamar mandi di rumah ini ada di dekat dapur. Jadi ia mengunci rapat rumah itu terlebih dahulu agar tidak ada yang masuk saat ia sedang mandi.

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

Terpopuler

Comments

R yuyun Saribanon

R yuyun Saribanon

lah gimana bukan di urus dulu freya nya biar bersih dan menarik... mada suaminya harus dinikahkan sama wanita yg masi. jember... otak lu waras rin

2024-02-26

1

Nartadi Yana

Nartadi Yana

semoga ini adalah kehidupan yang lebih baik Freya walaupun nanti harus berpisah dengan anakmu ,

2024-02-11

0

sherly

sherly

kasian kamu Freya pdhl dulu kamu nyonya kaya

2023-06-13

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Kedatangan Tio
3 Rencana Erin
4 Pembicaraan
5 Penawaran
6 Kedatangan Anisa
7 Rahim Tebusan
8 Rumah Erin
9 Peringatan dari Abidzar
10 Abidzar
11 Dia
12 Sebegitu rendahkah aku
13 Cemoohan
14 Diperlakukan seperti seorang jalaang
15 Perhatian?
16 Haruskah
17 Kedatangan Tirta
18 Memanas dan berasap
19 Terbakar
20 Bagaimana mungkin?
21 Khawatir
22 Suami Sementara
23 Kepulangan Erin
24 24
25 Gusar
26 Lamunan
27 Surat
28 Seperti selingkuhan
29 Dilema
30 Melupakan kesepakatan
31 Izar?
32 Penjelasan dan kebenaran
33 Sagita mencari tahu
34 Mama, i love you
35 Malam panas
36 Kandidat Utama
37 Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38 Khawatir
39 You're pregnant
40 Intimidasi
41 41
42 Alasan kebencian
43 Rencana
44 Sandiwara
45 45
46 Fakta sebenarnya
47 Permintaan maaf
48 Mama
49 Masa lalu Erin
50 Di kedai bakso
51 Pertengkaran
52 Janggal
53 Sebuah fakta dan ancaman
54 Kemarahan Abidzar
55 Ke rumah sakit
56 Kau bebas
57 57
58 58
59 59
60 Masalah demi masalah
61 Kekacauan
62 Amarah Abidzar
63 63
64 64
65 65
66 Jatuh cinta pada suamimu
67 67
68 Menemui Ryan
69 69
70 Nasi sudah jadi bubur
71 Semua Terkuak
72 Hana
73 73
74 74
75 Pembicaraan
76 Keinginan terakhir
77 Menemui Erin
78 Obat lucknut
79 I want ...
80 Efek obat lucknut
81 81
82 82
83 83
84 Tak ada kata perpisahan
85 85
86 Karma?
87 87
88 88
89 89
90 Salam Perpisahan
91 Akhir dari perempuan manipulatif
92 Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93 Sebuah hikmah
94 Menggelikan
95 95
96 96
97 97
98 Sebuah penantian
99 99
100 100
101 101 S2
102 102 S2
103 103 S2
104 104 S2
105 105 S2
106 106 S2
107 107 S2
108 108
109 109 S2
110 110 S2
111 111 S2
112 112
113 113
114 114 S2
115 115
116 116 S2
117 117 S2
118 118 S2
119 119 S2
120 120 S2
121 121 S2
122 122 S2
123 123 S2
124 124
125 125 S2
126 126 S2
127 127
128 128 S2
129 129 S2
130 130 S2
131 131 S2
132 132 S2
133 133 S2
134 134 S2
135 135 S2 TAMAT
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Awal
2
Kedatangan Tio
3
Rencana Erin
4
Pembicaraan
5
Penawaran
6
Kedatangan Anisa
7
Rahim Tebusan
8
Rumah Erin
9
Peringatan dari Abidzar
10
Abidzar
11
Dia
12
Sebegitu rendahkah aku
13
Cemoohan
14
Diperlakukan seperti seorang jalaang
15
Perhatian?
16
Haruskah
17
Kedatangan Tirta
18
Memanas dan berasap
19
Terbakar
20
Bagaimana mungkin?
21
Khawatir
22
Suami Sementara
23
Kepulangan Erin
24
24
25
Gusar
26
Lamunan
27
Surat
28
Seperti selingkuhan
29
Dilema
30
Melupakan kesepakatan
31
Izar?
32
Penjelasan dan kebenaran
33
Sagita mencari tahu
34
Mama, i love you
35
Malam panas
36
Kandidat Utama
37
Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38
Khawatir
39
You're pregnant
40
Intimidasi
41
41
42
Alasan kebencian
43
Rencana
44
Sandiwara
45
45
46
Fakta sebenarnya
47
Permintaan maaf
48
Mama
49
Masa lalu Erin
50
Di kedai bakso
51
Pertengkaran
52
Janggal
53
Sebuah fakta dan ancaman
54
Kemarahan Abidzar
55
Ke rumah sakit
56
Kau bebas
57
57
58
58
59
59
60
Masalah demi masalah
61
Kekacauan
62
Amarah Abidzar
63
63
64
64
65
65
66
Jatuh cinta pada suamimu
67
67
68
Menemui Ryan
69
69
70
Nasi sudah jadi bubur
71
Semua Terkuak
72
Hana
73
73
74
74
75
Pembicaraan
76
Keinginan terakhir
77
Menemui Erin
78
Obat lucknut
79
I want ...
80
Efek obat lucknut
81
81
82
82
83
83
84
Tak ada kata perpisahan
85
85
86
Karma?
87
87
88
88
89
89
90
Salam Perpisahan
91
Akhir dari perempuan manipulatif
92
Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93
Sebuah hikmah
94
Menggelikan
95
95
96
96
97
97
98
Sebuah penantian
99
99
100
100
101
101 S2
102
102 S2
103
103 S2
104
104 S2
105
105 S2
106
106 S2
107
107 S2
108
108
109
109 S2
110
110 S2
111
111 S2
112
112
113
113
114
114 S2
115
115
116
116 S2
117
117 S2
118
118 S2
119
119 S2
120
120 S2
121
121 S2
122
122 S2
123
123 S2
124
124
125
125 S2
126
126 S2
127
127
128
128 S2
129
129 S2
130
130 S2
131
131 S2
132
132 S2
133
133 S2
134
134 S2
135
135 S2 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!