Rahim Tebusan

"Kau mau pergi?" tanya Abidzar saat melihat penampilan istrinya yang telah begitu rapi. Padahal jarum jam masih pukul 7 pagi. Sesuatu yang sangat aneh di mata Abidzar sebab setelah mereka menikah hampir 3 tahun lamanya, ia jarang sekali melihat istrinya telah rapi dan wangi di jam seperti itu. Biasanya justru ia baru bangun dan mencuci muka. Itu pun hanya sekedar untuk menemaninya sarapan dan mengantarnya pergi bekerja sampai ke depan pintu saja.

Erin menenggak susu rendah lemaknya kemudian mengelap mulutnya dengan tisu sambil menganggukkan kepalanya.

"Mau kemana?" tanya Abidzar lagi.

"Mau memastikan sesuatu. Doakan ya mas, semoga semuanya sesuai rencana. Kalau begitu, aku pergi dulu ya, mas." Ucap Erin seraya mengecup pipi sang suami. Setelahnya ia pun berlalu dari hadapan Abidzar tanpa membutuhkan jawaban lagi.

Abidzar menghela nafas panjang. Kemudian ia pun melanjutkan sarapannya tanpa mau repot-repot memikirkan apa yang dimaksud Erin tadi. Abidzar memang memberikan Erin kebebasan mau melakukan apapun. Pernikahan bukan berarti mengekang atau membatasi kegiatan, itu prinsipnya. Selagi apa yang istrinya itu lakukan tidak melewati batasan, ia akan memakluminya.

Sementara itu, Erin kini telah melajukan mobilnya dengan kecepatan tidak terlalu tinggi. Jam seperti ini merupakan jam sibuk bagi para pengguna jalanan. Banyak orang yang memulai aktivitasnya sejak pagi hari membuat jalan tidak begitu lengang.

Erin melajukan mobilnya sambil tersenyum girang. Entah mengapa, ia dapat merasakan kalau Freya pasti akan menyetujui penawarannya.. Apalagi yang lebih menyenangkan daripada bisa kembali menghirup udara bebas?

Setibanya di lapas, ia langsung meminta izin untuk menemui Freya. Sebenarnya masih terlalu pagi untuk mengunjungi Freya. Apalagi saat itu belum masuk jam besuk. Tapi siapa yang mampu memungkiri kekuatan uang? Dengan uang, apapun bisa dilakukan.Tak butuh waktu lama, Erin pun sudah dipersilahkan untuk menemui Freya.

Penampilan Freya pagi ini tampak lebih mengenaskan. Matanya bengkak dan cekung, seperti habis menangis dan kurang tidur. Sedangkan yang lainnya masih seperti kemarin, kusam, berantakan, sungguh tidak seperti Freya yang ia kenal.

"Bagaimana? Sudah kau pikirkan penawaran ku?" tanya Erin to the point. Ia tak perlu lagi berbasa-basi. Toh Freya sudah tahu apa tujuannya.

Freya mengangguk mantap, "aku setuju dengan penawarannmu." Jawab Freya penuh keyakinan.

Mungkin inilah yang terbaik untuknya. Pergi sejauh-jauhnya dari sang kakak agar ia bisa hidup lebih tenang tanpa harus terus mengkhawatirkannya. Mungkin di awal-awal kakaknya akan khawatir dan memikirkannya, tapi seiring berjalannya waktu, ia pasti akan melupakannya.

Apalagi setelah anaknya lahir. Ia akan lebih fokus pada keluarga kecilnya. Sudah cukup ia menjadi beban bagi kakaknya. Ia pun ingin melihat kakaknya hidup bahagia dengan keluarga barunya itu.

"Good." Erin berseru girang. "Tapi sebelum itu, aku ingin kau melakukan test kesuburan. Aku akan meminta izin pada petugas dahulu." Ujar Erin yang langsung bangkit dari tempat duduknya dan pergi mengurus perizinan Freya agar diizinkan keluar dengannya.

Lagi-lagi uang menjadi solusinya. Akhirnya Erin pun membawa Freya ke dokter obgyn ternama untuk melakukan serangkaian pemeriksaan.

"Jadi maksud kami datang kemari untuk memeriksakan keadaan teman saya ini dok. Dia mau menikah, jadi sebelum itu ia ingin memastikan keadaan rahimnya, bisa hamil atau ... dokter pasti lebih paham maksudnya." Ujar Erin yang mengutarakan maksudnya pada dokter yang akan memeriksa Freya.

Dokter itu tersenyum. Dalam hati ia justru memuji Erin yang sepertinya begitu peduli dengan temannya. Tanpa ia ketahui, Erin memiliki tujuan tersendiri melakukan itu.

"Anda benar-benar teman yang baik. Baiklah, saya akan segera melakukan pemeriksaan. Mari Bu, ikut dengan saya." Ucap dokter dengan name tag Tiara tersebut.

Setelah melakukan pemeriksaan beberapa saat, mereka pun diminta untuk menunggu. Saat hasil yang diinginkan telah didapat, dokter Tiara pun memanggil keduanya dan menjelaskan hasil pemeriksaan.

"Hasil pemeriksaannya bagus. Tak ada masalah. Kondisi rahim maupun sel telur sangat bagus. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semoga setelah menikah Bu Freya bisa segera hamil." Tutur dokter Tiara lembut.

Terang saja, Erin tersenyum sangat lebar. Dokter Tiara sampai heran, kenapa Erin justru terlihat lebih antusias dibandingkan Freya sebab Freya terlihat biasa saja. Ia hanya menanggapi dengan seulas senyum tipis. Seolah batinnya tengah digelayuti beban yang begitu besar.

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter Tiara juga memberikan beberapa obat dan vitamin yang untuk meningkatkan kesuburan. Setelah itu, Erin kembali mengantar Freya ke lapas. Setelahnya, ia akan segera mengurus perizinan untuk menebus Freya agar bisa segera dibebaskan. Ia tak masalah dengan banyaknya uang yang ia gelontorkan demi menebus Freya sebab semua itu setimpal dengan apa yang akan ia dapatkan nanti.

...***...

Kini Freya telah kembali ke bilik tempatnya setahun ini mendekam. Disandarkannya punggungnya pada tembok yang dingin. Tembok derita, memang sebutan yang pas untuk tempat ia bernaung kini sebab selama di sini, ia bukan hanya menebus kesalahannya tapi juga mendapatkan berbagai penyiksaan yang membuatnya tertekan lahir dan batin. Ia merasakan penderitaan luar biasa.

Namun, kini masa-masa ini akan segera berakhir. Entah benar atau salah jalan yang ia pilih. Yang pasti, ia sudah tidak bisa mundur lagi dari keputusannya. Entah setimpal atau tidak, harus menebus kebebasannya dengan mengandung anak dari suami musuhnya.

Rahim tebusan.

Ya, itu istilah yang tepat sebab Erin menebusnya demi rahimnya. Rahimnya yang sehat dan mampu mengandung anak suami Erin. Namun yang kini membuatnya penasaran, apakah suami Erin setuju? Bagaimana bila ia menolaknya mentah-mentah?

Apalah dirinya kini, hanya mantan napi yang penampilannya saja sangat-sangat buruk. Freya pun menyadari, dirinya sudah tak seperti dulu lagi. Tak ada Freya yang cantik dan anggun serta seksi. Yang ada hanyalah Freya yang kurus, kucel, kumal, kusam, dan jelek.

Di sisi lain, entah mengapa Freya masih merasakan aura permusuhan dari Erin. Sebenarnya ada rasa khawatir, bagaimana kalau Erin hanya memanfaatkannya saja. Tapi ia tidak memiliki cara lain untuk pergi dari sini. Hanya dengan pergi dari sini saja yang bisa membuat kehidupan kakaknya akan lebih baik dan tenang.

"Katanya kau akan ditebus ya?" tanya Susi. Freya hanya bisa mengangguk tanpa berkata sepatah katapun. "Wah, kamu enak ya bisa kenal orang kaya jadi bisa nebus kamu di sini."

Masa tahanan kamu kan nggak lama lagi, kamu sabar aja. Nanti, kalau ada waktu aku akan menemui mu."

Susi mengangguk, "semoga kau bisa hidup lebih baik setelah ini." Ujar Susi mendoakan.

"Doa yang sama untukmu. Kalau bisa, semoga kau dapat remisi supaya bisa bebas lebih cepat."

"Aamiin." Ucap Susi seraya tersenyum.

Lalu ia melirik buku tulis yang memang Susi minta dari keluarganya saat membesuk. Ia pun teringat sesuatu. Tak mungkin ia memberitahukan alasan kepergiannya secara langsung dengan sang kakak, jadi ia pun meminta selembar kertas dan tak lupa meminjam penanya.

Freya bermaksud menulis sebuah surat untuk sang kakak yang akan ia titipkan pada petugas. Ia yakin, saat keadaan kakaknya mulai membaik, ia akan segera mencarinya di sini. Jadi ia berniat menuliskan sepucuk surat untuk memberikan kabar agar ia tidak perlu khawatir atas kepergiannya.

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

Terpopuler

Comments

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

anisa saja merasa terganggu ketika suaminya masih memikirkan adiknya..segala sesuatu yg berlebihan pasti buruk dampaknya..ok lah sbg istri g mgkn egois nglarang suami peduli sm adik/kel lain asal.masih dlm kewajaran kl sdh mnyta byk wktu n perhatian tntu lama2 marah..untung bs melampiaskan amarah langsung k sumber masalah..bykn istri yg cm mendem sehingga suaminya trs2an lbh mmntgkn selain istri

2024-04-26

1

Eva Rubani

Eva Rubani

doa kan cpt hamil

2023-04-02

0

Amelia Syharlla

Amelia Syharlla

yg sabar freya

2023-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Kedatangan Tio
3 Rencana Erin
4 Pembicaraan
5 Penawaran
6 Kedatangan Anisa
7 Rahim Tebusan
8 Rumah Erin
9 Peringatan dari Abidzar
10 Abidzar
11 Dia
12 Sebegitu rendahkah aku
13 Cemoohan
14 Diperlakukan seperti seorang jalaang
15 Perhatian?
16 Haruskah
17 Kedatangan Tirta
18 Memanas dan berasap
19 Terbakar
20 Bagaimana mungkin?
21 Khawatir
22 Suami Sementara
23 Kepulangan Erin
24 24
25 Gusar
26 Lamunan
27 Surat
28 Seperti selingkuhan
29 Dilema
30 Melupakan kesepakatan
31 Izar?
32 Penjelasan dan kebenaran
33 Sagita mencari tahu
34 Mama, i love you
35 Malam panas
36 Kandidat Utama
37 Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38 Khawatir
39 You're pregnant
40 Intimidasi
41 41
42 Alasan kebencian
43 Rencana
44 Sandiwara
45 45
46 Fakta sebenarnya
47 Permintaan maaf
48 Mama
49 Masa lalu Erin
50 Di kedai bakso
51 Pertengkaran
52 Janggal
53 Sebuah fakta dan ancaman
54 Kemarahan Abidzar
55 Ke rumah sakit
56 Kau bebas
57 57
58 58
59 59
60 Masalah demi masalah
61 Kekacauan
62 Amarah Abidzar
63 63
64 64
65 65
66 Jatuh cinta pada suamimu
67 67
68 Menemui Ryan
69 69
70 Nasi sudah jadi bubur
71 Semua Terkuak
72 Hana
73 73
74 74
75 Pembicaraan
76 Keinginan terakhir
77 Menemui Erin
78 Obat lucknut
79 I want ...
80 Efek obat lucknut
81 81
82 82
83 83
84 Tak ada kata perpisahan
85 85
86 Karma?
87 87
88 88
89 89
90 Salam Perpisahan
91 Akhir dari perempuan manipulatif
92 Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93 Sebuah hikmah
94 Menggelikan
95 95
96 96
97 97
98 Sebuah penantian
99 99
100 100
101 101 S2
102 102 S2
103 103 S2
104 104 S2
105 105 S2
106 106 S2
107 107 S2
108 108
109 109 S2
110 110 S2
111 111 S2
112 112
113 113
114 114 S2
115 115
116 116 S2
117 117 S2
118 118 S2
119 119 S2
120 120 S2
121 121 S2
122 122 S2
123 123 S2
124 124
125 125 S2
126 126 S2
127 127
128 128 S2
129 129 S2
130 130 S2
131 131 S2
132 132 S2
133 133 S2
134 134 S2
135 135 S2 TAMAT
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Awal
2
Kedatangan Tio
3
Rencana Erin
4
Pembicaraan
5
Penawaran
6
Kedatangan Anisa
7
Rahim Tebusan
8
Rumah Erin
9
Peringatan dari Abidzar
10
Abidzar
11
Dia
12
Sebegitu rendahkah aku
13
Cemoohan
14
Diperlakukan seperti seorang jalaang
15
Perhatian?
16
Haruskah
17
Kedatangan Tirta
18
Memanas dan berasap
19
Terbakar
20
Bagaimana mungkin?
21
Khawatir
22
Suami Sementara
23
Kepulangan Erin
24
24
25
Gusar
26
Lamunan
27
Surat
28
Seperti selingkuhan
29
Dilema
30
Melupakan kesepakatan
31
Izar?
32
Penjelasan dan kebenaran
33
Sagita mencari tahu
34
Mama, i love you
35
Malam panas
36
Kandidat Utama
37
Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38
Khawatir
39
You're pregnant
40
Intimidasi
41
41
42
Alasan kebencian
43
Rencana
44
Sandiwara
45
45
46
Fakta sebenarnya
47
Permintaan maaf
48
Mama
49
Masa lalu Erin
50
Di kedai bakso
51
Pertengkaran
52
Janggal
53
Sebuah fakta dan ancaman
54
Kemarahan Abidzar
55
Ke rumah sakit
56
Kau bebas
57
57
58
58
59
59
60
Masalah demi masalah
61
Kekacauan
62
Amarah Abidzar
63
63
64
64
65
65
66
Jatuh cinta pada suamimu
67
67
68
Menemui Ryan
69
69
70
Nasi sudah jadi bubur
71
Semua Terkuak
72
Hana
73
73
74
74
75
Pembicaraan
76
Keinginan terakhir
77
Menemui Erin
78
Obat lucknut
79
I want ...
80
Efek obat lucknut
81
81
82
82
83
83
84
Tak ada kata perpisahan
85
85
86
Karma?
87
87
88
88
89
89
90
Salam Perpisahan
91
Akhir dari perempuan manipulatif
92
Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93
Sebuah hikmah
94
Menggelikan
95
95
96
96
97
97
98
Sebuah penantian
99
99
100
100
101
101 S2
102
102 S2
103
103 S2
104
104 S2
105
105 S2
106
106 S2
107
107 S2
108
108
109
109 S2
110
110 S2
111
111 S2
112
112
113
113
114
114 S2
115
115
116
116 S2
117
117 S2
118
118 S2
119
119 S2
120
120 S2
121
121 S2
122
122 S2
123
123 S2
124
124
125
125 S2
126
126 S2
127
127
128
128 S2
129
129 S2
130
130 S2
131
131 S2
132
132 S2
133
133 S2
134
134 S2
135
135 S2 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!