Rencana Erin

"Assalamualaikum," ucap seorang wanita paruh baya seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah rumah.

Erin yang saat itu tengah bersiap pergi keluar untuk nongkrong dengan teman-temannya pun seketika mengurungkan niatnya. Dengan mengulas senyum semanis mungkin, Erin pun mendekat ke arah wanita paruh baya itu dan memeluknya.

"Wa'alaikumussalam. Mama kok kemari nggak ngabarin lagi sih? Hampir aja Erin pergi. Untung aja pas banget mama datang sebelum Erin pergi, ma." Ucap Erin dengan senyum yang tak luput dari bibir bergincu merahnya.

"Kamu itu lho Rin, pergi-pergi melulu. Kapan mau hamilnya kalo kamu nggak bisa anteng aja di rumah. Padahal mama udah pingin banget Gending cucu. Temen-temen mama udah pada gendong cucu, cuma mama yang belum. " Keluh wanita paruh baya yang tak lain adalah mertua Erin. "Kalian sudah periksa kesuburan kan?" tanya ibu mertua Erin yang bernama Sagita itu. Ia tak pernah menyalahkan Erin karena belum juga hamil. Oleh sebab itu, ia menyarankan keduanya untuk melakukan test kesuburan untuk memastikan apa alasan menantunya belum juga hamil.

"Emmm ... maaf ma, kami belum melakukannya. Mas Abi masih sibuk soalnya. Belum ada waktu luang untuk melakukan pemeriksaan." Ucap Erin was-was. Tak mau jujur sebab memang baru dirinya yang melakukan pemeriksaan.

Terdengar helaan nafas kasar di bibir Bu Sagita. Sepertinya ia harus lebih bersabar lagi ke depannya.

"Ya udah, tapi kalau ada waktu luang usahakan. Biar bisa melakukan tindakan selanjutnya. Syukur-syukur kalian berdua tidak bermasalah dan hanya belum waktunya aja. Kalau memang ada masalah kan bisa ditindaklanjuti sesegera mungkin. Ikut program hamil. Kalau perlu ke luar negeri sekalian supaya bisa sekalian honeymoon kan enak tuh." Ujar Bu Sagita seraya terkekeh. "Zaman sekarang banyak cara agar bisa memiliki seorang anak. Kalau perlu bayi tabung. Kalau kalian kesulitan mencari dokter kandungan yang paten, mama bisa bantu. Jangan sungkan-sungkan sama mama. Mama hanya memikirkan masa depan kalian. Kehadiran seorang anak itu bisa merekatkan hubungan kalian juga memberi warna agar makin bahagia." Tukas Bu Sagita lembut seraya mengusap punggung Erin.

Erin mengulas senyum semanis mungkin, "mama doakan saja ya! Kami pasti akan berusaha menghadirkan seorang anak di tengah-tengah keluarga ini. Apapun caranya." Pungkas Erin.

Setelah Bu Sagita pergi, Erin pun bergegas pergi. Ia telah membuat janji dengan teman-temannya di sebuah cafe , yaitu cafe starla.

Setibanya di cafe starla, karena terlalu tergesa Erin tak sengaja menabrak seseorang.

Brakkk ...

"Aduh ... " Rintih perempuan yang baru saja ditabrak oleh Erin.

"Makanya kalo jalan tuh pakai ma-," Erin tak jadi melanjutkan kata-katanya saat melihat siapa yang ia tabrak.

"Kamu nggak apa-apa, sayang?" tanya seorang laki-laki yang sudah berdiri samping wanita yang tadi ditabraknya.

"Ah, nggak kok mas, aku nggak papa," ucap wanita hamil itu seraya mengulas senyum. Setelah memastikan sang wanita benar-benar tidak apa-apa, laki-laki itu pun menoleh ke arah Erin.

"Seharusnya yang jalan pakai mata itu kamu. Kalau sampai terjadi apa-apa pada istri saya, saya pastikan akan menuntut kamu." Tukas laki-laki itu dingin membuat Erin menelan ludahnya sendiri. Ia sangat tahu siapa laki-laki itu. Dia adalah Gathan Adriano Tjokroaminoto pemilik dari perusahaan TJ Group. Sedangkan wanita yang ia tabrak tadi adalah istrinya, Nanda. Dia juga pemilik cafe starla yang ia datangi ini.

"Ma-maaf, saya tidak sengaja." Ucap Erin. Erin memilih mengalah daripada ia diusir secara tak hormat oleh pemiliknya, pikirnya.

"Udah mas, aku kan nggak papa." Ujarnya menenangkan Gathan. Ia paham kenapa Gathan sampai sepanik itu. Tentu saja itu berhubungan dengan kecelakaannya tempo hari yang menyebabkannya kehilangan calon buah hatinya. "Saya juga minta maaf ya mbak, saya juga nggak sengaja. Kalau begitu, saya permisi." Pamit Nanda sambil menarik Gathan keluar dari cafenya.

Erin menghela nafasnya saat melihat dua orang itu telah berlalu dari hadapannya. Ia pun bergegas menuju meja dimana teman-temannya menunggunya.

"Hai gaes," sapa Erin kepada tiga orang temannya.

"Lama banget sih loe. Kami udah lapar gini loe baru datang." Cetus Rana.

"Iya, dasar sok sibuk loe." Timpal Meylin yang diangguki Lisa.

"Sorry, sorry, gue sebenernya udah mau berangkat dari tadi, tapi mama mertua tiba-tiba aja datang. Nggak enak dong pergi gitu aja." Jawab Erin seraya terkekeh. Lalu ia mengambil lemon tea milik Rana dan meminumnya begitu saja.

"Eh, sontoloyo, minum gue tuh!" ketus Rana kesal, tapi ia membiarkan Erin meminumnya begitu saja.

"Haus gue. Tadi gue abis nabrak Nanda pemilik cafe ini. Hampir aja gue mau ngelabrak, eh pas liat wajahnya, mana ada lakinya yang super dingin itu, bikin gue merinding duluan. Kena sembur deh gue. Apes. Di rumah tadi udah bete gara-gara lagi-lagi mama mertua nanyain masalah punya anak, eh ketemu manusia kutub pula."

"Manusia kutub? Bukannya laki loe juga gitu." Ejek Lisa membuat yang lainnya terbahak.

"Mereka sodara jauh kali jadinya 11 12 sifatnya." Seloroh Meylin membuat Rana dan Lisa tertawa kencang.

"Mungkin mereka satu nenek moyang." Timpal Erin. Makin terbahaklah mereka. Untung aja mereka duduk di sudut jadi tawa mereka tidak begitu mengganggu pengunjung yang lain.

"Btw, kalau liat si Gathan itu gue jadi ingat Freya lho. Dia kan pernah ngaku-ngaku jadi istrinya Gathan gitu. Terus tiba-tiba aja dia ngilang setelah viral kasus tabrak lari." ujar Erin.

"Iya ya, gue sempat ngira dia itu cuma mengada-ada jadi istrinya Gathan, taunya beneran. Cuma ya siri. Kasian banget sih. Nikahnya pun hasil nipu. Dasar perempuan gila. Udah miskin, belagu lagi. Demi harta sampai nekat gitu." Timpal Rana.

"Oh iya, gue lupa, pas tempo hari kan gue ketemu kenalan gue. Dia itu pakpol lho. Nah, pas kapan hari itu, dia lagi posting foto lagi mengawasin para tahanan gitu. Tau nggak gue liat siapa di foto itu?" cetus Meylin sambil menopang dagunya di atas meja.

Ketiga temannya menggelengkan kepalanya.

"Emang siapa?" tanya Lisa penasaran.

"Gue liat Freya."

"Hah! Maksud loe?"

"Ternyata Freya ditahan di lapas selatan sana. Kasian banget deh dia, badannya kurus banget. Tinggal tulang dibalut daging." Papar Meylin.

Bukannya iba, mereka justru terbahak bersama. Seolah senang mengetahui penderitaan yang dialami Freya.

Ya, mereka berempat memang membenci Freya. Mereka sebenarnya teman satu sekolah saat putih abu-abu. Namun mereka membenci Freya sebab Freya merupakan primadona di sekolah. Banyak laki-laki yang menyukai Freya. Bahkan setiap laki-laki yang mereka sukai selalu saja menyukai Freya. Hal inilah yang membuat mereka kian membenci Freya.

Freya juga terkenal playgirl yang materialistis. Dia suka gonta-ganti kekasih dan ia juga selalu memilih laki-laki yang kaya. Ia tak mau berpacaran dengan laki-laki miskin.

"Serius loe?" tanya Erin dengan mata berbinar.

"Bukan lagi serius, tapi Aquarius dan Sagitarius. Kalau perlu Merkurius sama Venus juga termasuk." Seloroh Meylin membuat Rana, Erin, dan Lisa terbahak.

Mengetahui Freya mendekam di balik jeruji besi, tiba-tiba Erin memiliki rencana. Rencana besar yang pasti akan sangat menguntungkannya.

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

Terpopuler

Comments

Murniyati

Murniyati

gendong

2024-03-07

0

ria

ria

semangaat thor😙

2023-02-04

0

mamixfonda

mamixfonda

semangat kak 🥰

2023-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Kedatangan Tio
3 Rencana Erin
4 Pembicaraan
5 Penawaran
6 Kedatangan Anisa
7 Rahim Tebusan
8 Rumah Erin
9 Peringatan dari Abidzar
10 Abidzar
11 Dia
12 Sebegitu rendahkah aku
13 Cemoohan
14 Diperlakukan seperti seorang jalaang
15 Perhatian?
16 Haruskah
17 Kedatangan Tirta
18 Memanas dan berasap
19 Terbakar
20 Bagaimana mungkin?
21 Khawatir
22 Suami Sementara
23 Kepulangan Erin
24 24
25 Gusar
26 Lamunan
27 Surat
28 Seperti selingkuhan
29 Dilema
30 Melupakan kesepakatan
31 Izar?
32 Penjelasan dan kebenaran
33 Sagita mencari tahu
34 Mama, i love you
35 Malam panas
36 Kandidat Utama
37 Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38 Khawatir
39 You're pregnant
40 Intimidasi
41 41
42 Alasan kebencian
43 Rencana
44 Sandiwara
45 45
46 Fakta sebenarnya
47 Permintaan maaf
48 Mama
49 Masa lalu Erin
50 Di kedai bakso
51 Pertengkaran
52 Janggal
53 Sebuah fakta dan ancaman
54 Kemarahan Abidzar
55 Ke rumah sakit
56 Kau bebas
57 57
58 58
59 59
60 Masalah demi masalah
61 Kekacauan
62 Amarah Abidzar
63 63
64 64
65 65
66 Jatuh cinta pada suamimu
67 67
68 Menemui Ryan
69 69
70 Nasi sudah jadi bubur
71 Semua Terkuak
72 Hana
73 73
74 74
75 Pembicaraan
76 Keinginan terakhir
77 Menemui Erin
78 Obat lucknut
79 I want ...
80 Efek obat lucknut
81 81
82 82
83 83
84 Tak ada kata perpisahan
85 85
86 Karma?
87 87
88 88
89 89
90 Salam Perpisahan
91 Akhir dari perempuan manipulatif
92 Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93 Sebuah hikmah
94 Menggelikan
95 95
96 96
97 97
98 Sebuah penantian
99 99
100 100
101 101 S2
102 102 S2
103 103 S2
104 104 S2
105 105 S2
106 106 S2
107 107 S2
108 108
109 109 S2
110 110 S2
111 111 S2
112 112
113 113
114 114 S2
115 115
116 116 S2
117 117 S2
118 118 S2
119 119 S2
120 120 S2
121 121 S2
122 122 S2
123 123 S2
124 124
125 125 S2
126 126 S2
127 127
128 128 S2
129 129 S2
130 130 S2
131 131 S2
132 132 S2
133 133 S2
134 134 S2
135 135 S2 TAMAT
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Awal
2
Kedatangan Tio
3
Rencana Erin
4
Pembicaraan
5
Penawaran
6
Kedatangan Anisa
7
Rahim Tebusan
8
Rumah Erin
9
Peringatan dari Abidzar
10
Abidzar
11
Dia
12
Sebegitu rendahkah aku
13
Cemoohan
14
Diperlakukan seperti seorang jalaang
15
Perhatian?
16
Haruskah
17
Kedatangan Tirta
18
Memanas dan berasap
19
Terbakar
20
Bagaimana mungkin?
21
Khawatir
22
Suami Sementara
23
Kepulangan Erin
24
24
25
Gusar
26
Lamunan
27
Surat
28
Seperti selingkuhan
29
Dilema
30
Melupakan kesepakatan
31
Izar?
32
Penjelasan dan kebenaran
33
Sagita mencari tahu
34
Mama, i love you
35
Malam panas
36
Kandidat Utama
37
Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38
Khawatir
39
You're pregnant
40
Intimidasi
41
41
42
Alasan kebencian
43
Rencana
44
Sandiwara
45
45
46
Fakta sebenarnya
47
Permintaan maaf
48
Mama
49
Masa lalu Erin
50
Di kedai bakso
51
Pertengkaran
52
Janggal
53
Sebuah fakta dan ancaman
54
Kemarahan Abidzar
55
Ke rumah sakit
56
Kau bebas
57
57
58
58
59
59
60
Masalah demi masalah
61
Kekacauan
62
Amarah Abidzar
63
63
64
64
65
65
66
Jatuh cinta pada suamimu
67
67
68
Menemui Ryan
69
69
70
Nasi sudah jadi bubur
71
Semua Terkuak
72
Hana
73
73
74
74
75
Pembicaraan
76
Keinginan terakhir
77
Menemui Erin
78
Obat lucknut
79
I want ...
80
Efek obat lucknut
81
81
82
82
83
83
84
Tak ada kata perpisahan
85
85
86
Karma?
87
87
88
88
89
89
90
Salam Perpisahan
91
Akhir dari perempuan manipulatif
92
Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93
Sebuah hikmah
94
Menggelikan
95
95
96
96
97
97
98
Sebuah penantian
99
99
100
100
101
101 S2
102
102 S2
103
103 S2
104
104 S2
105
105 S2
106
106 S2
107
107 S2
108
108
109
109 S2
110
110 S2
111
111 S2
112
112
113
113
114
114 S2
115
115
116
116 S2
117
117 S2
118
118 S2
119
119 S2
120
120 S2
121
121 S2
122
122 S2
123
123 S2
124
124
125
125 S2
126
126 S2
127
127
128
128 S2
129
129 S2
130
130 S2
131
131 S2
132
132 S2
133
133 S2
134
134 S2
135
135 S2 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!