Diperlakukan seperti seorang jalaang

Tok tok tok ...

Terdengar pintu diketuk dengan cukup keras membuat Freya yang sudah terlelap sejak tadi seketika terjaga. Ia segera duduk sambil menajamkan pendengarannya. Setelah yakin, pintu paviliun itulah yang diketuk, Freya pun segera turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu.

Rasa penasaran menyeruak. Freya bertanya-tanya siapa yang datang di jam yang susah menunjukkan hampir pukul 12 malam itu.

"Apa itu bi Asih? Kalau benar, emangnya bi Asih mau ngapain malam-malam gini?" gumamnya sedikit ragu.

Namun mendengar ketukan itu kian kencang membuat Freya pun bergegas membuka kunci. Ia yakin, itu bukanlah orang iseng. Paviliun ini ada di dalam kediaman Abidzar dan Erin, jadi mana mungkin bisa ada orang iseng masuk ke kediaman itu sesuka hatinya. Apalagi di rumah besar itu juga ada penjaga yang siap berjaga bergantian selama 24 jam.

Saat pintu terbuka, mata Freya seketika terbelalak. Bagaimana ia tidak terkejut saat mendapati Abidzar telah berdiri menjulang di hadapannya dengan sorot mata tajam.

"A-Anda ... "

Freya terkejut bukan main. Tadi Freya memang sempat berpikir, Abidzar akan datang ke paviliun ini. Ia pun menunggu dengan cemas dan jantung berdebar. Namun, setelah menunggu beberapa lamanya, Freya menghela nafas lega sebab sampai jam 10 lewat tak ada tanda-tanda Abidzar akan menghabiskan malam dengannya. Freya sampai merasa lega tak terkira.

Namun, kelegaan itu ternyata kandas seketika saat mendapati Abidzar datang di tengah malam seperti ini.

Freya benar-benar takut. Sangat takut.

Abidzar tersenyum sinis.

"Kenapa? Kau senang melihat kedatangan ku, hah? Andai bukan permintaan Erin, aku takkan pernah menginjak kaki di sini. Andai ada perempuan lain, aku lebih memilih perempuan lain itu untuk mengandung anakku. Rasanya tak sudi memiliki anak dari perempuan murahan seperti dirimu. Tapi sayang, aku terlalu menyayangi Erin jadi aku pun terpaksa mengikuti permintaannya minimal sampai kau mengandung anakku. Setelah itu, semuanya akan segera berakhir." Tegas Abidzar meluruhkan sisa-sisa kepercayaan diri dan harga diri yang Freya miliki.

"Apakah aku sehina itu di matamu?" Tanya Freya dengan hati yang perih.

"Kau bertanya? Kau pikirkan sendiri sekotor apa dirimu."

'Sekotor apa diriku? Benarkah aku sekotor itu di mata orang-orang? Bahkan Gathan pun dulu sampai tak sudi menyentuhku?' Freya terkekeh miris dalam hati. Tapi begitu lah dirinya di mata orang. Semua karena sikap dan tingkah lakunya di masa lalu.

"Tak usah merasa sok paling tersakiti. Kau tahu, yang paling tersakiti saat ini sebenernya adalah Erin. Dia bukan hanya merelakan aku untuk menyentuh jalaaang seperti mu, tapi juga mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menebus dan membayar mu. Jadi lakukan saja apa yang seharusnya kau lakukan. Setelah semuanya selesai, segera pergi dari hidup kami dan jangan pernah kembali lagi." Tegas Abidzar. Sorot matanya tajam dipenuhi kebencian. Abidzar lupa, benci dan cinta itu beda tipis. Ia juga lupa, membenci secara berlebihan itu tak baik.

'Aku bukannya merasa sok paling tersakiti. Andai aku bisa, aku pun tak mau seperti ini. Mengapa jalan takdirku begitu terjal, ya Tuhan. Aku tahu dosaku begitu besar atau mungkin tak termaafkan, tapi haruskah aku selalu mendapatkan cemoohan seperti ini.' batin Freya menjerit.

Kemudian, Abidzar masuk begitu saja ke dalam rumah. Bahkan ia menabrak pundak Freya begitu saja membuat wanita itu terhuyung dan nyaris jatuh ke lantai andai ia tidak segera berpegangan pada tembok.

Freya kembali mematung. Ia bingung harus melakukan apa. Ingin menutup dan mengunci pintu, tapi belum tentu Abidzar ingin menghabiskan malam disitu. Bisa saja ia hanya mampir untuk memakinya.

"Kenapa masih di sana? Cepat kunci pintunya. Jangan berlagak sok polos!" Sentak Abidzar saat menyadari Freya masih mematung di dekat pintu.

"I-iya, tu-tuan." Freya bingung harus memanggil Abidzar apa. Ingin memanggil mas, ia khawatir Abidzar tak suka. Apalagi setahunya, Erin memanggil suaminya itu dengan panggilan 'mas'.

Freya pun gegas menutup pintu. Setelah menguncinya, ia pun kembali berdiri mematung, tapi kini di tengah ruangan.

Abidzar yang masih mengenakan kemeja lengkap karena memang baru pulang dari kantor lantas melepaskan kancing di lengan kemeja panjangnya.

Mata Freya mengerjap, apalagi saat Abidzar melepaskan kancing kemejanya satu persatu sehingga kini telah terbuka semua, menampakkan kaos singlet yang menutupi dada bidangnya.

Memang ini bukan pengalaman pertama Freya melihat dada bidang seorang laki-laki. Bahkan ia pernah melucuti pakaian laki-laki itu hingga nyaris polos. Pun dirinya pernah membuka semua kain yang menutup tubuhnya, tapi kini rasa malu dalam dirinya lebih besar. Ia benar-benar malu sehingga memilih untuk menundukkan kepalanya.

Melihat sikap Freya, Abidzar justru mencibir, "sok polos. Sok suci. Mana sikap jalaangmu? Tunjukkan padaku. Sudah berapa laki-laki yang mau puaskan? Aku pun ingin mendapatkan pelayanan dari jalaang seperti mu. Bukankah kau lebih ahli? Daripada aku menyewa jalaang di luar yang tentunya haram untuk ku sentuh, bukankah lebih baik kau yang melakukannya. Ayo, milikku masih belum bangun! Sepertinya dia butuh servis mu agar bisa segera bangun."

Tanpa hati, tanpa perasaan, Abidzar melontarkan kata-kata pedas penuh caci maki dan penghinaan. Dada Freya seketika sesak. Matanya memanas. Ingin rasanya ia menjerit dan membalas caci maki Abidzar, tapi kenapa lidahnya justru seperti terkunci. Kemana mulut lantangnya yang tak segan-segan mencaci maki lawannya? Kemana arogansinya? Kemana ketegasan dan keberaniannya? Kemana mereka semua? Mengapa mereka tak hadir saat ada seseorang yang merendahkan dirinya?

Melihat Freya tak meresponnya sama sekali membuat dada Abidzar menjadi panas. Matanya berkabut amarah. Lalu tanpa bekas kasih, ia menarik lengan Freya dan menyeretnya menuju kamar. Dihempasnya tubuh kurus nan ringkih itu ke atas kasur.

"Berbaring!" titahnya dengan rahang mengeras. Sungguh, Freya takut setengah mati. Freya pun menuruti kata-kata Abidzar dan membaringkan tubuhnya tepat di tengah-tengah ranjang.

Abidzar melepas gesper, menurunkan celana panjangnya, tanpa melepaskan kemeja yang kancingnya telah terlepas semua itu. Setelahnya ia naik ke atas ranjang dan menarik kasar kakiku.

Seolah begitu muak melihat wajahnya, Abidzar mengambil bantal dan melemparnya tepat di wajah Freya.

"Tutup wajahmu!" Sentaknya membuat jantung Freya berdegup dengan kencang.

Freya menangis dalam diam. Ia merasa begitu hina dan kotor. Bahkan laki-laki yang kini berstatus suami sirinya tersebut merasa enggan melihat wajahnya. Wajah tampannya menyiratkan kebencian yang begitu besar.

Freya tidak tahu apa yang Abidzar lakukan. Yang ia tahu, laki-laki itu telah menarik celananya dengan kasar begitu pun segitiga pelindungnya.

Freya merasa amat sangat malu. Rasanya ingin berlari, tapi kemana Freya pun bingung sebab ia tidak memiliki siapa-siapa lagi.

Cuaca malam itu cukup dingin akibat hujan deras sore hari tadi membuat Freya menggerakkan kakinya perlahan. Tapi Abidzar justru menahan dan menekuknya. Freya bisa merasakan Abidzar sedang memposisikan dirinya tepat di depan miliknya.

Freya mengeratkan cengkeramannya pada sisi bantal. Rasa takut menyeruak, tubuhnya sampai menegang. Apalagi saat Abidzar mencoba menyentuh titiknya dan memaksa masuk, tapi ia justru kesulitan.

Ia mendengkus kesal. Ia bingung bagaimana caranya melakukan deposit orang lain selain Erin-istrinya atau ada hal lain yang membuatnya kesulitan seperti ini.

Abidzar kemudian mencoba kembali untuk menyatukan diri, tapi ia masih saja merasa kesulitan. Ia berdecak kesal. Lantas ia pun segera turun dari atas ranjang dan kembali mengenakan celananya.

Freya yang belum tahu apa yang terjadi lantas mencoba mengintip dari balik bantal. Ia seketika lega saat melihat Abidzar mengenakan celananya kembali.

"Aku akan keluar. Kalau Erin bertanya, katakan saja sudah " Ucapnya dingin lalu segera berlalu dari sana.

Setelah kepergian Abidzar, Freya pun segera menyingkirkan bantal di wajahnya. Helaan nafas lega terdengar dari bibirnya. Akhirnya ia bisa tersenyum lega karena Abidzar batal menyentuhnya.

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

Terpopuler

Comments

Sunarsih Sejukwati

Sunarsih Sejukwati

jangan² freya masih perawan.....

2023-04-10

3

Cinta Suci

Cinta Suci

gk bisa masuk

2023-04-03

0

Eva Rubani

Eva Rubani

udah terujung

2023-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Kedatangan Tio
3 Rencana Erin
4 Pembicaraan
5 Penawaran
6 Kedatangan Anisa
7 Rahim Tebusan
8 Rumah Erin
9 Peringatan dari Abidzar
10 Abidzar
11 Dia
12 Sebegitu rendahkah aku
13 Cemoohan
14 Diperlakukan seperti seorang jalaang
15 Perhatian?
16 Haruskah
17 Kedatangan Tirta
18 Memanas dan berasap
19 Terbakar
20 Bagaimana mungkin?
21 Khawatir
22 Suami Sementara
23 Kepulangan Erin
24 24
25 Gusar
26 Lamunan
27 Surat
28 Seperti selingkuhan
29 Dilema
30 Melupakan kesepakatan
31 Izar?
32 Penjelasan dan kebenaran
33 Sagita mencari tahu
34 Mama, i love you
35 Malam panas
36 Kandidat Utama
37 Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38 Khawatir
39 You're pregnant
40 Intimidasi
41 41
42 Alasan kebencian
43 Rencana
44 Sandiwara
45 45
46 Fakta sebenarnya
47 Permintaan maaf
48 Mama
49 Masa lalu Erin
50 Di kedai bakso
51 Pertengkaran
52 Janggal
53 Sebuah fakta dan ancaman
54 Kemarahan Abidzar
55 Ke rumah sakit
56 Kau bebas
57 57
58 58
59 59
60 Masalah demi masalah
61 Kekacauan
62 Amarah Abidzar
63 63
64 64
65 65
66 Jatuh cinta pada suamimu
67 67
68 Menemui Ryan
69 69
70 Nasi sudah jadi bubur
71 Semua Terkuak
72 Hana
73 73
74 74
75 Pembicaraan
76 Keinginan terakhir
77 Menemui Erin
78 Obat lucknut
79 I want ...
80 Efek obat lucknut
81 81
82 82
83 83
84 Tak ada kata perpisahan
85 85
86 Karma?
87 87
88 88
89 89
90 Salam Perpisahan
91 Akhir dari perempuan manipulatif
92 Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93 Sebuah hikmah
94 Menggelikan
95 95
96 96
97 97
98 Sebuah penantian
99 99
100 100
101 101 S2
102 102 S2
103 103 S2
104 104 S2
105 105 S2
106 106 S2
107 107 S2
108 108
109 109 S2
110 110 S2
111 111 S2
112 112
113 113
114 114 S2
115 115
116 116 S2
117 117 S2
118 118 S2
119 119 S2
120 120 S2
121 121 S2
122 122 S2
123 123 S2
124 124
125 125 S2
126 126 S2
127 127
128 128 S2
129 129 S2
130 130 S2
131 131 S2
132 132 S2
133 133 S2
134 134 S2
135 135 S2 TAMAT
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Awal
2
Kedatangan Tio
3
Rencana Erin
4
Pembicaraan
5
Penawaran
6
Kedatangan Anisa
7
Rahim Tebusan
8
Rumah Erin
9
Peringatan dari Abidzar
10
Abidzar
11
Dia
12
Sebegitu rendahkah aku
13
Cemoohan
14
Diperlakukan seperti seorang jalaang
15
Perhatian?
16
Haruskah
17
Kedatangan Tirta
18
Memanas dan berasap
19
Terbakar
20
Bagaimana mungkin?
21
Khawatir
22
Suami Sementara
23
Kepulangan Erin
24
24
25
Gusar
26
Lamunan
27
Surat
28
Seperti selingkuhan
29
Dilema
30
Melupakan kesepakatan
31
Izar?
32
Penjelasan dan kebenaran
33
Sagita mencari tahu
34
Mama, i love you
35
Malam panas
36
Kandidat Utama
37
Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38
Khawatir
39
You're pregnant
40
Intimidasi
41
41
42
Alasan kebencian
43
Rencana
44
Sandiwara
45
45
46
Fakta sebenarnya
47
Permintaan maaf
48
Mama
49
Masa lalu Erin
50
Di kedai bakso
51
Pertengkaran
52
Janggal
53
Sebuah fakta dan ancaman
54
Kemarahan Abidzar
55
Ke rumah sakit
56
Kau bebas
57
57
58
58
59
59
60
Masalah demi masalah
61
Kekacauan
62
Amarah Abidzar
63
63
64
64
65
65
66
Jatuh cinta pada suamimu
67
67
68
Menemui Ryan
69
69
70
Nasi sudah jadi bubur
71
Semua Terkuak
72
Hana
73
73
74
74
75
Pembicaraan
76
Keinginan terakhir
77
Menemui Erin
78
Obat lucknut
79
I want ...
80
Efek obat lucknut
81
81
82
82
83
83
84
Tak ada kata perpisahan
85
85
86
Karma?
87
87
88
88
89
89
90
Salam Perpisahan
91
Akhir dari perempuan manipulatif
92
Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93
Sebuah hikmah
94
Menggelikan
95
95
96
96
97
97
98
Sebuah penantian
99
99
100
100
101
101 S2
102
102 S2
103
103 S2
104
104 S2
105
105 S2
106
106 S2
107
107 S2
108
108
109
109 S2
110
110 S2
111
111 S2
112
112
113
113
114
114 S2
115
115
116
116 S2
117
117 S2
118
118 S2
119
119 S2
120
120 S2
121
121 S2
122
122 S2
123
123 S2
124
124
125
125 S2
126
126 S2
127
127
128
128 S2
129
129 S2
130
130 S2
131
131 S2
132
132 S2
133
133 S2
134
134 S2
135
135 S2 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!