Dia

Abidzar menggeleng, "Abi nggak laper, bi. Nggak papa, nggak sering-sering juga. Oh ya, bibik sama Ana dari mana? kok tumben muncul dari pintu samping?" tanya Abidzar penasaran.

"Eh, itu-anu, eee ... " Bi Asih seketika bingung harus menjawab apa sebab sepertinya Erin belum menceritakan perihal kedatangan Freya di rumah itu dan ditempatkan di paviliun belakang.

"Bi, buatin susu aku ya!" Tiba-tiba Erin datang dan meminta Bi Asih membuatkannya susu sambil memberikan kode melalui lirikan matanya agar segera beranjak dari sana.

"Baik Nya." Jawab bi Asih yang mengerti kode dari Erin.

Abidzar hanya berdecak saat bi Asih berlalu begitu saja dari hadapannya tanpa menjawab pertanyaannya.

Kemudian Erin menarik kursi dan duduk tepat di seberang Abidzar yang kini sedang meminum kopi sambil bermain ponsel.

Tak lama kemudian, bi Asih kembali dengan susu rendah lemak Erin. Setelah itu, ia pun segera permisi dari hadapan kedua majikannya.

"Wanita yang akan mengandung anakmu sudah ada di sini." Ucap Erin setelah menenggak susunya.

Terang saja Abidzar membulatkan matanya, "maksudmu?"

"Aku sudah membebaskan wanita itu dan membawanya ke mari. Tapi tenang saja, aku menempatkannya di paviliun belakang. Jadi dia tidak akan mengganggu kita di sini." Ucap Erin tenang sambil menyesap susunya.

"Rin, please, hentikan ide gila ini. Ini tak benar."

"Ide gila apa, mas? Apa mas tak tahu, aku sampai bosan mendengar pertanyaan kapan aku kasi orang tuamu cucu? Aku hanya berusaha memberikan apa yang mereka inginkan, kenapa kau tidak mau mengerti sih, mas?" Seru Erin kesal.

"Apa mama dan papa senang bila tahu kau melakukan ini hanya untuk seorang anak? Tidak Erin. Jangan mempermainkan pernikahan. Pernikahan itu suci. Bukan permainan yang setelah kau mendapatkan apa yang kau mau lalu kau bisa memutuskannya begitu saja." Balas Abidzar tak kalah nyalang. "Aku lebih memilih jujur pada orang tua kita daripada mendapatkan masalah ke depannya." Imbuh Abidzar.

"Tidak. Mas jangan coba-coba kasih tau mereka. Biar itu urusan kita. Mas tenang saja, urusan orang tuaku, mereka menurut saja mana yang terbaik untuk aku. Nanti akan ada saatnya orang tua mu pun akan tahu, tapi tidak sekarang. Biarkan wanita itu mengandung anakmu dulu. Bila perlu, jadikan ini rahasia kita saja."

"Rin ... "

"Pokoknya lusa pagi mas sudah harus menikah. Mas tak perlu mempersiapkan apapun. Karena mas hanya perlu nikah siri, jadi kita hanya membutuhkan penghulu dan beberapa orang saksi."

Setelah mengucapkan itu, Erin segera menghabiskan susunya dan segera beranjak dari sana. Abidzar menggusar rambutnya kasar. Terkadang Abidzar bingung sendiri atas kekeras kepalaan istrinya. Bila sudah menginginkan sesuatu, maka Erin akan melakukan apapun demi mendapatkannya.

...***...

Tak terasa, adzan subuh berkumandang. Freya yang sedang berusaha berubah menjadi pribadi yang lebih baik pun segera bangun dan mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajibannya.

Sementara itu, di kamar Abidzar, laki-laki itu telah bangun terlebih dahulu dan mengambil wudhu. Setelahnya, ia pun mencoba membangunkan Erin untuk mengajaknya shalat subuh berjamaah.

"Rin, bangun. Ayo kita sholat subuh berjamaah!" Ajak Abidzar sambil mengenakan kain sarung dan baju kokonya.

"Emmmh ... " Erin menggeliat tanpa membuka matanya.

"Rin, bangun yuk! Kamu nggak sedang halangan kan." Coba Abidzar lagi.

"Aku masih ngantuk, mas. Mas aja sholat sendiri ya." Jawab Erin tanpa membuka matanya.

"Rin ... " Kini nada suara Abidzar terdengar lebih tegas.

"Ck ... iya, iya, ini aku bangun." Jawab Erin kesal sambil melempar selimutnya kasar ke sembarang arah. Abidzar hanya bisa menghela nafas sambil memperhatikan Erin yang masuk ke kamar mandi sambil menghentakkan kakinya.

Tak lama kemudian, Erin pun keluar dengan wajah yang telah basah terkena air wudhu membuat kadar kecantikannya meningkat.

"Nah, kan jadi lebih cantik kalau gitu. Kamu tahu kan, air wudhu itu banyak manfaatnya. Salah satunya membuat kulit wajah lebih bersinar." Ucap Abidzar seraya tersenyum untuk membuat Erin kembali tersenyum dan tidak cemberut lagi.

"Mas nyebelin." Gerutu Erin.

"Iya, iya, maaf. Ya udah, kita mulai shalatnya ya."

Lantas mereka pun segera melaksanakan shalat subuh berjamaah. Setelah selesai, Erin bukannya melakukan aktivitas yang lain. Sebaliknya, ia justru kembali merebahkan tubuhnya dan segera pergi menuju mimpi indahnya. Lagi- Abidzar hanya bisa menghela nafas panjang.

Abidzar yang memang terbiasa tidak tidur lagi memilih berdiri di balkon kamarnya menikmati semilir angin pagi yang cukup dingin.

Saat berdiri sambil bersandar di pembatas pagar, Abidzar menangkap sesosok perempuan yang tengah memberi makan ikan-ikannya di kolam. Wajahnya tidak tampak. Hanya siluet tubuhnya saja yang terlihat begitu kurus dan ringkih. Abidzar sampai berdecak melihatnya.

"Apa perempuan kurus seperti itu yang akan mengandung anakku? Apa tubuhnya kuat dan mampu mengandung? Melihatnya saja aku ngeri." Gumamnya.

Belum lagi Abidzar khawatir bagaimana kalau perempuan itu mengidap suatu penyakit. Atau membawa penyakit dari dalam penjara sana. Yang ada nantinya bukan dia mengandung anaknya, tapi menularkan penyakit atau jadi repot merawatnya karena sakit.

"Padahal aku sudah pasrah bila Erin tidak bisa memberikan keturunan, tapi dia justru selalu memaksa." Gumamnya lagi dengan netra tak luput dari memandangi Freya yang kini sedang mengambil penyiram tanaman dan mulai menyirami bunga-bunga yang ada di sana. Freya juga memetik daun-daun yang sudah menguning dan memunguti dedaunan yang berguguran.

Sebenarnya tak serta merta salah Erin. Ia pun sering mendengar pertanyaan dari sang mama kapan kau akan memberikannya cucu. Memang sekedar bertanya, tapi Abidzar bisa melihat betapa besar keinginan orang tuanya ingin melihat cucu dari dirinya. Bahkan ibunya pun sampai menyarankan untuk progam hamil bilamana mungkin mereka memang memiliki kendala untuk segera hamil. Tapi memang mereka tak pernah melakukannya. Mereka hanya pasrah pada sang pencipta.

Hingga suatu hari, entah dapat inisiatif dari mana, tiba-tiba Erin mengabarkan tentang dirinya yang memiliki gangguan infertilitas. Tentu saja hal itu membuat kemungkinan bagi mereka untuk memberikan cucu pada orang tuanya kandas begitu saja. Mereka memang belum memberitahukan kenyataan itu pada kedua orang tuanya. Abidzar yakin, kedua orang tuanya pasti akan sangat kecewa saat mengetahui fakta Erin tak bisa memberikan mereka cucu. Namun apa boleh buat, ini adalah takdir yang tak bisa di tentang. Mereka hanya bisa menerima tanpa bisa protes sama sekali.

Dan hal inilah yang memicu Erin memiliki ide gila agar dia menikah lagi agar mereka bisa memberikan keturunan untuk keluarga mereka.

Abidzar tampak masih memperhatikan Freya yang sedang menyiram tanaman itu sambil melantunkan lagu-lagu Melayu. Suaranya yang cukup merdu justru membuat Abidzar tanpa sadar terpaku menikmati setiap apa yang Freya lakukan.

Hingga Freya selesai menyiram tanaman tiba-tiba merasa ada yang memperhatikannya. Matanya pun mengedar ke sekitar. Namun ia tak mendapati siapa-siapa. Lalu Freya pun mendongakkan kepalanya sehingga matanya bersirobok dengan Abidzar yang masih memperhatikannya.

Seketika tubuh Abidzar membeku saat melihat Freya.

"Di-dia ... "

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

Terpopuler

Comments

Nartadi Yana

Nartadi Yana

mantan abizarkah itu ?

2024-02-11

0

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

awas abi nanti jatuh hati sm frey kan kasihan erin jadinya

2023-05-30

0

Cinta Suci

Cinta Suci

abi kenal freya

2023-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Kedatangan Tio
3 Rencana Erin
4 Pembicaraan
5 Penawaran
6 Kedatangan Anisa
7 Rahim Tebusan
8 Rumah Erin
9 Peringatan dari Abidzar
10 Abidzar
11 Dia
12 Sebegitu rendahkah aku
13 Cemoohan
14 Diperlakukan seperti seorang jalaang
15 Perhatian?
16 Haruskah
17 Kedatangan Tirta
18 Memanas dan berasap
19 Terbakar
20 Bagaimana mungkin?
21 Khawatir
22 Suami Sementara
23 Kepulangan Erin
24 24
25 Gusar
26 Lamunan
27 Surat
28 Seperti selingkuhan
29 Dilema
30 Melupakan kesepakatan
31 Izar?
32 Penjelasan dan kebenaran
33 Sagita mencari tahu
34 Mama, i love you
35 Malam panas
36 Kandidat Utama
37 Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38 Khawatir
39 You're pregnant
40 Intimidasi
41 41
42 Alasan kebencian
43 Rencana
44 Sandiwara
45 45
46 Fakta sebenarnya
47 Permintaan maaf
48 Mama
49 Masa lalu Erin
50 Di kedai bakso
51 Pertengkaran
52 Janggal
53 Sebuah fakta dan ancaman
54 Kemarahan Abidzar
55 Ke rumah sakit
56 Kau bebas
57 57
58 58
59 59
60 Masalah demi masalah
61 Kekacauan
62 Amarah Abidzar
63 63
64 64
65 65
66 Jatuh cinta pada suamimu
67 67
68 Menemui Ryan
69 69
70 Nasi sudah jadi bubur
71 Semua Terkuak
72 Hana
73 73
74 74
75 Pembicaraan
76 Keinginan terakhir
77 Menemui Erin
78 Obat lucknut
79 I want ...
80 Efek obat lucknut
81 81
82 82
83 83
84 Tak ada kata perpisahan
85 85
86 Karma?
87 87
88 88
89 89
90 Salam Perpisahan
91 Akhir dari perempuan manipulatif
92 Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93 Sebuah hikmah
94 Menggelikan
95 95
96 96
97 97
98 Sebuah penantian
99 99
100 100
101 101 S2
102 102 S2
103 103 S2
104 104 S2
105 105 S2
106 106 S2
107 107 S2
108 108
109 109 S2
110 110 S2
111 111 S2
112 112
113 113
114 114 S2
115 115
116 116 S2
117 117 S2
118 118 S2
119 119 S2
120 120 S2
121 121 S2
122 122 S2
123 123 S2
124 124
125 125 S2
126 126 S2
127 127
128 128 S2
129 129 S2
130 130 S2
131 131 S2
132 132 S2
133 133 S2
134 134 S2
135 135 S2 TAMAT
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Awal
2
Kedatangan Tio
3
Rencana Erin
4
Pembicaraan
5
Penawaran
6
Kedatangan Anisa
7
Rahim Tebusan
8
Rumah Erin
9
Peringatan dari Abidzar
10
Abidzar
11
Dia
12
Sebegitu rendahkah aku
13
Cemoohan
14
Diperlakukan seperti seorang jalaang
15
Perhatian?
16
Haruskah
17
Kedatangan Tirta
18
Memanas dan berasap
19
Terbakar
20
Bagaimana mungkin?
21
Khawatir
22
Suami Sementara
23
Kepulangan Erin
24
24
25
Gusar
26
Lamunan
27
Surat
28
Seperti selingkuhan
29
Dilema
30
Melupakan kesepakatan
31
Izar?
32
Penjelasan dan kebenaran
33
Sagita mencari tahu
34
Mama, i love you
35
Malam panas
36
Kandidat Utama
37
Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38
Khawatir
39
You're pregnant
40
Intimidasi
41
41
42
Alasan kebencian
43
Rencana
44
Sandiwara
45
45
46
Fakta sebenarnya
47
Permintaan maaf
48
Mama
49
Masa lalu Erin
50
Di kedai bakso
51
Pertengkaran
52
Janggal
53
Sebuah fakta dan ancaman
54
Kemarahan Abidzar
55
Ke rumah sakit
56
Kau bebas
57
57
58
58
59
59
60
Masalah demi masalah
61
Kekacauan
62
Amarah Abidzar
63
63
64
64
65
65
66
Jatuh cinta pada suamimu
67
67
68
Menemui Ryan
69
69
70
Nasi sudah jadi bubur
71
Semua Terkuak
72
Hana
73
73
74
74
75
Pembicaraan
76
Keinginan terakhir
77
Menemui Erin
78
Obat lucknut
79
I want ...
80
Efek obat lucknut
81
81
82
82
83
83
84
Tak ada kata perpisahan
85
85
86
Karma?
87
87
88
88
89
89
90
Salam Perpisahan
91
Akhir dari perempuan manipulatif
92
Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93
Sebuah hikmah
94
Menggelikan
95
95
96
96
97
97
98
Sebuah penantian
99
99
100
100
101
101 S2
102
102 S2
103
103 S2
104
104 S2
105
105 S2
106
106 S2
107
107 S2
108
108
109
109 S2
110
110 S2
111
111 S2
112
112
113
113
114
114 S2
115
115
116
116 S2
117
117 S2
118
118 S2
119
119 S2
120
120 S2
121
121 S2
122
122 S2
123
123 S2
124
124
125
125 S2
126
126 S2
127
127
128
128 S2
129
129 S2
130
130 S2
131
131 S2
132
132 S2
133
133 S2
134
134 S2
135
135 S2 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!