Peringatan dari Abidzar

Di ruang kerjanya, tampak Abidzar sedang sibuk memeriksa beberapa berkas yang baru saja diserahkan sekretarisnya untuk ditandatangani. Bila biasanya sekretaris itu seorang perempuan, tapi berbeda dengan sekretaris Abidzar yang merupakan seorang laki-laki. Sekretarisnya itu pun merupakan sepupu sekaligus sahabatnya sendiri. Mereka telah tumbuh bersama dan bersekolah di tempat yang sama membuat mereka lebih dari sekedar sepupu, tetapi sahabat.

Abidzar merupakan owner dari usaha tour and travel yang bernama Barokah Tour and Travel. Usaha ini ia rintis sendiri sejak bangku kuliah. Dan berkat kerja keras dan kegigihannya, Barokah Tour and Travel miliknya bisa berkembang pesat hingga kini telah memiliki 5 cabang di kota berbeda.

Saat sedang memeriksa beberapa berkas di hadapannya, tiba-tiba Abidzar menghela nafas panjang dan menghempas begitu saja lembaran berkas di tangannya ke atas meja. Tentu saja hal itu memancing atensi sang sekretaris, yaitu Tirta.

"Kenapa kamu, Bi? Kayak galau banyak pikiran gitu." Tanya Tirta yang baru saja masuk ke ruangan Abidzar.

Lagi-lagi terdengar helaan nafas kasar dari bibir Abidzar. Lalu ia memijat pelipisnya yang sedikit pening karena memikirkan permintaan sang istri yang sungguh menurutnya di luar nalar.

Bagaimana tidak, karena persoalan tidak bisa memberikan keturunan, Erin memaksanya untuk menikah lagi. Namun pernikahan itu hanya bersifat sementara. Setelah istri mudanya berhasil hamil dan melahirkan, maka bayi itu harus diserahkan kepada mereka, sedangkan si istri muda harus pergi menjauh dari hidup mereka.

Lalu Abidzar mengingat percakapannya semalam dengan istrinya.

'Mas, aku sudah mendapatkan wanita yang bersedia hamil anak kita.' Ujar Erin sumringah yang tentu saja di balas netra yang membulat oleh Abidzar.

'Maksud kamu, kamu tetap akan menjalankan rencana gila kamu itu? Iya?' tanya Abidzar tak habis pikir. Ia pikir rencana Erin itu hanya bualan saja atau rencana Ong kosong, tapi nyatanya Erin benar-benar mewujudkan niatnya itu.

'Ya iya dong, mas. Mas, aku nggak mau sampai ada yang tahu kalau aku itu mandul. Apalagi aku ingin sekali mewujudkan keinginan orang tua kamu, mas. Terlebih papa. Kamu nggak mau nerusin usaha papa jadi otomatis hanya keturunan kamu yang bisa. Jadi mau tak mau aku harus melakukan ini. Kalau bukan anak kita, siapa lagi.'

'Tapi nggak gini juga caranya, Rin. Apa kamu nggak takut, kamu itu mau memasukkan orang ketiga dalam rumah tangga kita. Apa kamu nggak mikirin konsekuensinya?' Abidzar berusaha semaksimal mungkin agar Erin membatalkan niatnya itu.

'Mau cara apalagi, mas? Nggak ada. Udah aku bilang, andai aku bisa, aku pun nggak mau, tapi mau gimana lagi. Soal memasukkan orang ketiga, aku percaya kamu, mas. Aku pun yakin, setelah mengetahui siapa perempuan itu, kamu nggak akan mau sama dia meskipun dia godain. Aku sengaja memilih dia soalnya hanya dia yang memiliki peluang kecil untuk membuatmu jatuh hati. Aku juga memilih dia sebab hanya dia yang bisa bantu kita sebab dia pun saat itu butuh kita atau lebih tepatnya uang kita untuk membantunya.'

'Maksudnya?'

'Aku membantunya keluar dari dalam penjara. Aku menebusnya. Jadi anggap saja rahimnya itu rahim tebusan karena aku menebusnya agar bisa menggantikan ku hamil anakmu.'

Sontak saja Abidzar membelalakkan matanya. Bagaimana bisa istrinya meminta wanita yang berstatus narapidana untuk hamil anaknya.

'Apa kamu sudah gila? Kau ingin seorang penjahat mengandung anakku? Bagaimana bila ia pun tumbuh menjadi seperti orang tuanya? Menjadi penjahat. Tidak. Pokoknya aku tidak setuju.'

'Mas, kita tidak punya pilihan lain. Mas pikir mudah mencari perempuan yang mau hamil anak orang lain? Nggak mas. Mereka pun pasti pada mikir. Belum lagi keluarganya pasti akan menentang. Beda kalau perempuan pilihan ku ini, dia tak perlu banyak pertimbangan. Dia hanya minta dibebaskan dan diberi sejumlah uang dengan nominal yang cukup besar untuk uang tutup mulut. Itu saja.'

Abidzar menghela nafas panjang. Pikirannya kalut. Benaknya berkecamuk. Lelah berdebat, ia pun beranjak dari sofa kamarnya. Sebelum benar-benar pergi keluar, Abidzar kembali mengingatkan istrinya itu, 'Rin, tidak setiap yang menurut kita baik itu baik menurut Allah. Dan tidak setiap yang kita rencanakan akan berakhir sesuai dengan yang kita harapkan. Jadi jangan kecewa bila apa yang terjadi kelak tidak sesuai harapanmu. Aku hanya mengingatkan mu sebelum segalanya benar-benar terjadi dan berakhir penyesalan.'

Setelah mengucapkan itu, Abidzar pun segera keluar dari dalam kamar.

"Erin memintaku nikah lagi." Ucap Abidzar dengan raut wajah frustasi.

"What? Apa? Apa? Ulangi lagi? Aku nggak salah dengar kan?" Ucap Tirta dengan membelalakkan matanya. Ia sampai menghempaskan bundelan kertas yang tadi di pegang ke atas meja saking terkejutnya.

"Kamu tak salah dengar, Erin memang memintaku menikah lagi. Ah, lebih tepatnya menikah untuk mendapatkan seorang anak."

"Gila. Kamu nggak sedang ngigo kan, Bi?" Tirta lantas menarik kursi yang berseberangan dengan kursi yang diduduki Abidzar. Ia menghempaskan bokongnya begitu saja sebab sudah terlalu penasaran dengan cerita sang sepupu sekaligus bosnya itu.

"Aku serius, begok. Memangnya aku sedang mabuk bisa ngigo di siang bolong gini. Gila aja." Sembur Abidzar kesal. Ia yang sudah banyak pikiran, makin dibuat pusing dengan tingkah Tirta.

"Itu si Erin waras apa nggak sih? Kok bisa-bisanya minta kamu nikah lagi. Apa nggak takut dia kamu kegaet perempuan itu?" Celoteh Tirta tak habis pikir dengan permintaan istri dari sepupunya itu.

"Waras nggak waras lah, Tir. Aku pun bingung dengan jalan pikirannya. Aku pun bilang, apa dia nggak takut masukkin orang ketiga ke dalam rumah tangga kami, tapi dia jawab nggak soalnya dia percaya aku. Katanya, aku nggak mungkin jatuh cinta sama perempuan itu. Dia kayak yakin banget."

"Oh ya? Kok bisa? Apa calon madunya itu jelek? Bisa jadi kan. Dia pikir kamu nggak akan mungkin jatuh hati sama perempuan jelek."

"Mana ada. Mana mungkin dia mau calon anaknya berasal dari perempuan jelek. Dia pasti khawatir parasnya turun ke calon anaknya."

"Iya juga sih." Tirta manggut-manggut sambil mengusap dagunya yang sedikit berbulu. "Lantas apa alasannya?"

"Mungkin karena dia mantan narapidana kali."

"Hah? Seriusan? Mantan narapidana? Apa nggak salah tu? Penjahat dong."

Abidzar mendengkus, "bukan lagi mantan, tapi emang dia itu narapidana dan Erin yang menebusnya agar bisa keluar. Hah, entahlah, aku benar-benar bingung dengan jalan pikiran Erin. Aku sudah berkeras menolak, tapi Erin pun berkeras meminta aku setuju. Sebenarnya siapa perempuan itu? Kenapa Erin sampai yakin sekali aku takkan mungkin menyukainya?" Mata Abidzar menerawang.

"Aku pun tak habis pikir, apalagi kau yang akan menjalani, Bi. Kau yang sudah berumah tangga selama hampir 3 tahun saja masih belum bisa memahami jalan pikiran istrimu, apalagi aku yang hanya sepupumu. Aku pun jadi penasaran siapa perempuan itu? Narapidana. Kesalahan apa yang dia perbuat sampai masuk dalam penjara? Jangan-jangan dia pembunuh karena itu kau tak mungkin mau dengannya sebab salah-salah malah kau yang dibunuh, Bi." Ucap Tirta dengan wajah tegang setelah mereka pun tergelak.

"Canda mu tak lucu." Ketus Abidzar yang sudah kembali ke setelan pabrik. Datar.

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

Terpopuler

Comments

Kiki Rizkia Apriliani

Kiki Rizkia Apriliani

knpa org baik kaya Abi bs dpt istri model Erin si

2024-04-26

0

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

udah tahu Erin istrinya g waras, si abi mau2 nya nurutin... mending nikah lg bi cari yg waras

2023-05-29

0

Eva Rubani

Eva Rubani

ya biar Abizar bucin habis dgn frea

2023-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Kedatangan Tio
3 Rencana Erin
4 Pembicaraan
5 Penawaran
6 Kedatangan Anisa
7 Rahim Tebusan
8 Rumah Erin
9 Peringatan dari Abidzar
10 Abidzar
11 Dia
12 Sebegitu rendahkah aku
13 Cemoohan
14 Diperlakukan seperti seorang jalaang
15 Perhatian?
16 Haruskah
17 Kedatangan Tirta
18 Memanas dan berasap
19 Terbakar
20 Bagaimana mungkin?
21 Khawatir
22 Suami Sementara
23 Kepulangan Erin
24 24
25 Gusar
26 Lamunan
27 Surat
28 Seperti selingkuhan
29 Dilema
30 Melupakan kesepakatan
31 Izar?
32 Penjelasan dan kebenaran
33 Sagita mencari tahu
34 Mama, i love you
35 Malam panas
36 Kandidat Utama
37 Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38 Khawatir
39 You're pregnant
40 Intimidasi
41 41
42 Alasan kebencian
43 Rencana
44 Sandiwara
45 45
46 Fakta sebenarnya
47 Permintaan maaf
48 Mama
49 Masa lalu Erin
50 Di kedai bakso
51 Pertengkaran
52 Janggal
53 Sebuah fakta dan ancaman
54 Kemarahan Abidzar
55 Ke rumah sakit
56 Kau bebas
57 57
58 58
59 59
60 Masalah demi masalah
61 Kekacauan
62 Amarah Abidzar
63 63
64 64
65 65
66 Jatuh cinta pada suamimu
67 67
68 Menemui Ryan
69 69
70 Nasi sudah jadi bubur
71 Semua Terkuak
72 Hana
73 73
74 74
75 Pembicaraan
76 Keinginan terakhir
77 Menemui Erin
78 Obat lucknut
79 I want ...
80 Efek obat lucknut
81 81
82 82
83 83
84 Tak ada kata perpisahan
85 85
86 Karma?
87 87
88 88
89 89
90 Salam Perpisahan
91 Akhir dari perempuan manipulatif
92 Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93 Sebuah hikmah
94 Menggelikan
95 95
96 96
97 97
98 Sebuah penantian
99 99
100 100
101 101 S2
102 102 S2
103 103 S2
104 104 S2
105 105 S2
106 106 S2
107 107 S2
108 108
109 109 S2
110 110 S2
111 111 S2
112 112
113 113
114 114 S2
115 115
116 116 S2
117 117 S2
118 118 S2
119 119 S2
120 120 S2
121 121 S2
122 122 S2
123 123 S2
124 124
125 125 S2
126 126 S2
127 127
128 128 S2
129 129 S2
130 130 S2
131 131 S2
132 132 S2
133 133 S2
134 134 S2
135 135 S2 TAMAT
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Awal
2
Kedatangan Tio
3
Rencana Erin
4
Pembicaraan
5
Penawaran
6
Kedatangan Anisa
7
Rahim Tebusan
8
Rumah Erin
9
Peringatan dari Abidzar
10
Abidzar
11
Dia
12
Sebegitu rendahkah aku
13
Cemoohan
14
Diperlakukan seperti seorang jalaang
15
Perhatian?
16
Haruskah
17
Kedatangan Tirta
18
Memanas dan berasap
19
Terbakar
20
Bagaimana mungkin?
21
Khawatir
22
Suami Sementara
23
Kepulangan Erin
24
24
25
Gusar
26
Lamunan
27
Surat
28
Seperti selingkuhan
29
Dilema
30
Melupakan kesepakatan
31
Izar?
32
Penjelasan dan kebenaran
33
Sagita mencari tahu
34
Mama, i love you
35
Malam panas
36
Kandidat Utama
37
Kedatangan Meylin, Rana, dan Lisa
38
Khawatir
39
You're pregnant
40
Intimidasi
41
41
42
Alasan kebencian
43
Rencana
44
Sandiwara
45
45
46
Fakta sebenarnya
47
Permintaan maaf
48
Mama
49
Masa lalu Erin
50
Di kedai bakso
51
Pertengkaran
52
Janggal
53
Sebuah fakta dan ancaman
54
Kemarahan Abidzar
55
Ke rumah sakit
56
Kau bebas
57
57
58
58
59
59
60
Masalah demi masalah
61
Kekacauan
62
Amarah Abidzar
63
63
64
64
65
65
66
Jatuh cinta pada suamimu
67
67
68
Menemui Ryan
69
69
70
Nasi sudah jadi bubur
71
Semua Terkuak
72
Hana
73
73
74
74
75
Pembicaraan
76
Keinginan terakhir
77
Menemui Erin
78
Obat lucknut
79
I want ...
80
Efek obat lucknut
81
81
82
82
83
83
84
Tak ada kata perpisahan
85
85
86
Karma?
87
87
88
88
89
89
90
Salam Perpisahan
91
Akhir dari perempuan manipulatif
92
Sesuatu yang didapat dengan cara tidak baik, akan berakhir tidak baik pula
93
Sebuah hikmah
94
Menggelikan
95
95
96
96
97
97
98
Sebuah penantian
99
99
100
100
101
101 S2
102
102 S2
103
103 S2
104
104 S2
105
105 S2
106
106 S2
107
107 S2
108
108
109
109 S2
110
110 S2
111
111 S2
112
112
113
113
114
114 S2
115
115
116
116 S2
117
117 S2
118
118 S2
119
119 S2
120
120 S2
121
121 S2
122
122 S2
123
123 S2
124
124
125
125 S2
126
126 S2
127
127
128
128 S2
129
129 S2
130
130 S2
131
131 S2
132
132 S2
133
133 S2
134
134 S2
135
135 S2 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!