"Aku tidak bisa lama-lama Oma, aku harus segera kembali ke rumah Alika," ucap Ryan, sekaligus pamit.
Dia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, menunjukkan angka jam 10.
Jika sesuai dengan janjinya kepada Alika maka sudah dipastikan bahwa dia terlambat dan hal itu membuatnya jadi merasa bersalah sendiri.
Oma Putri bahkan sampai bisa membaca rasa cemas itu di raut wajah sang anak, nampak jelas jika Ryan Ingin segera pergi, ingin segera menemui Alika lagi.
"Iya, pergilah," jawab oma Putri, dia tersenyum, senyum yang di kulum. Entah hanya perasaannya saja atau bagaimana, tapi sepertinya anak keduanya itu begitu perhatian kepada Alika.
Perhatian yang mengisyaratkan hubungan lebih. Kenapa oma Putri berpikir seperti itu? karena di rumah Alika ada bi Santi, harusnya Ryan tidak perlu terburu-buru seperti ini.
Tapi nyatanya sejak tadi Ryan pun terus melihat jam.
"Mbak, aku pamit dulu ya, salam untuk mas Reza, Sean dan si gembul," pamit Ryan pada sang kakak ipar.
"Oke," sahut Ajeng tak kalah antusias.
Ada rasa lega di dalam hati Ryan ketika dia datang ke rumah kali ini. Ryan seperti baru saja melepaskan beban yang ada di dalam hatinya.
Nyatanya dia dan Ajeng bisa menjadi ipar yang baik, selama ini yang salah memang hanya hatinya sendiri.
Ajeng sudah hidup bahagia bersama sang kakak.
Harusnya dia juga mencari bahagianya sendiri.
Kembali menemukan gadis yang bisa membuat jantungnya berdebar.
Ketika sudah keluar dari rumah itu, Ryan tersenyum. Karena dia sangat sadar, siapa gadis itu?
Alika.
Alika Rahman.
Ryan tersenyum lagi, buru-buru menuju mobilnya dan segera pulang ke rumah Alika.
Dulu Ryan pernah hilang kesempatan untuk menyampaikan perasaannya, dan sekarang tidak akan dia ulangi lagi. Meski pun sebagai Erlan, Ryan akan tetap mengutarakannya.
Tentang rasa yang mulai menguasai jiwa.
Mungkin ini memang belum cinta, tapi Ryan percaya jika mereka memulai semuanya dari awal seperti ini maka semuanya akan jadi lebih indah.
Hampir jam 11 Ryan akhirnya tiba di rumah Alika.
Buru-buru dia masuk dan menelisik sekitar.
"Al, aku pulang," ucap Ryan, bicara sendirian karena dia belum melihat gadis tersebut.
"Bi Santi?" panggil Ryan juga.
"Kami di dapur Er!" sahut bi Santi pula.
Ryan langsung tersenyum dan menuju ke sana, dia urungkan untuk masuk ke dalam kamar Alika.
"Maaf, aku terlambat," ucap Ryan ketika dia sudah duduk di samping Alika, Alika yang duduk di meja makan dan menemani bi Santi menyiapkan makan siang.
"Oh kamu terlambat? memangnya sekarang jam berapa?" tanya Alika, dia menoleh meski tak bisa melihat lawan bicaranya.
"Jam 11."
"Tidak perlu cemas, lagipula aku tidak tahu tentang waktu," balas Alika, dia kembali menatap ke depan, tidak ke arah Erlan lagi.
Sebenarnya sejak tadi Alika menunggu, berulang kali dia bertanya pada bi Santi sekarang jam berapa.
Kesal, saat Erlan terlambatnya banyak sekali, 1 jam. Bagi Alika itu sudah seperti 10 jam.
Bi Santi melihat keduanya, selalu merasa ada yang aneh dari dua insan tersebut. Tadi Alika sangat menunggu pak Ryan untuk pulang, dan sekarang ketika sudah pulang, Alika malah acuh.
"Kamu marah ya?" tanya Ryan.
"Tidak, untuk apa aku marah!" balas Alika ketus.
"Maaf yaa," balas Ryan lagi, kini bukan hanya dengan kata-kata, dia pun kembali mengelus puncak kepala Alika dengan lembut.
Sebuah pergerakan yang membuat Alika luruh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
galaxi
astaga thor....maapken daku ya yg pelupa ini...ampe aq berusaha mengingat siapa ryan ini,pas ajeng dikeluarin aq berusaha mengingat2 ealah...iya se....ryan kakak rilly yg dpt mantan gangster 😂😂😂cm aq g inget klu ryan pernah suka sama ajeng....soalnya aq baca koah ajengnya udh lama bgt.....
2025-02-16
0
Hariyanti
gemes Thor..malu2 kucing 😻😻
2025-01-25
0
andi hastutty
Cie cie masing masing ada rasa
2024-08-24
1