Deg!
Kini Alika selalu merasakan ada yang berbeda tiap kali dia bersentuhan dengan Erlan.
Selalu merasa ada rasa yang seharusnya tidak seperti ini. Sangat nyaman, sentuhan lembut dan penuh perasaan, hal itu membuatnya jadi salah tingkah.
"Aku bisa melakukannya sendiri Er," ucap Alika, dia menarik tangannya sekaligus mengambil elap tersebut.
Lalu mundur satu langkah, takut Erlan bisa mendengar detak jantungnya yang berdegup dengan kencang.
Tapi pergerakannya yang terburu-buru malah membuat kakinya terselip dan nyaris jatuh.
Untunglah Ryan bisa menahannya dengan cepat, dia memeluk pinggang Alika tanpa sengaja. Menarik gadis itu hingga menempel pada tubuhnya.
Deg!
"Ya Allah Alika, hati-hati," ucap Ryan, mendadak dia jadi sangat cemas. Bagaimana jika Alika sampai jatuh?
Bi Santi pun sama terkejutnya seperti sang majikan, dia buru-buru menghampiri keduanya dan memeriksa keadaan.
"Al, kamu baik-baik saja? apa lantainya licin?" tanya bi Santi bertubi, dialah yang mengepel lantai di dapur ini, jadi akan merasa sangat bersalah jika Alika sampai terpeleset.
Dan Alika yang mendengarkan kecemasan dua orang tersebut jadi makin gelagapan sendiri. dia hanya ingin melindungi perasaannya sendiri tapi malah berakhir membuat semua orang lain Jadi cemas.
"Ti-tidak Bi, lantainya tidak licin. Kaki ku hanya terkilir sedikit," balas Alika, perlahan dia mendorong dada Erlan agar melepaskan pelukannya.
"Coba aku periksa kaki mu," balas Ryan.
Ryan lalu menggendong Alika untuk dibawa ke ruang tengah, dia menggendong di depan hingga membuat Alika berjangkit kaget.
Takut jatuh, Alika reflek memeluk pria tersebut.
Tidak bisa melihat membuat Alika tidak tahu tentang jarak, tanpa sadar dia memposisikan wajahnya tepat berada di hadapan Ryan.
Sampai hidung mereka nyaris bersentuhan.
Deg! kini Jangan ditanya jantung Siapa yang berdegup.
Debaran itu dirasakan jelas oleh Ryan.
dia sampai tidak bisa menjelaskan seberapa besarnya hasrat ini untuk menyesap bibir manis tersebut.
Astaghfirullah Alikaaaa, gemas Ryan.
Agar pikirannya tetap waras jadi dia menjauhkan wajah dan mempercepat langkah, hingga akhirnya tiba di ruang tengah.
Huh! Ryan membuang nafasnya dengan lega ketika dia sudah berhasil mendudukkan Alika dengan selamat.
Debaran demi debaran yang dia rasakan pada gadis ini membuatnya semakin yakin jika mungkin saja hatinya telah berubah haluan.
Tidak lagi memendam perasaan pada wanita di masa lalunya, melainkan sudah beralih pada gadis yang kini sedang tak bisa melihat tersebut.
Tanpa basa-basi Ryan langsung berjongkok dan memeriksa keadaan kedua kaki Alika.
Mendapatkan sentuhan dari Erlan seperti itu benar-benar membuat Alika jadi gugup sendiri.
Beberapa hari lalu sentuhan Erlan sungguh tidak mempengaruhi dia, tapi entah kenapa sekarang malah berubah jadi seperti ini.
"Kaki mu tidak memar, sakit tidak?" tanya Ryan, Dia sedikit menekan pergelangan kaki Alika.
"Awh, tidak sakit, malah geli," jawab Alika jujur.
Dan kata Geli di telinga Ryan entah kenapa terdengar sangat nakal.
Astaghfirullah, aku bisa benar-benar gila gara-gara wanita ini. Batin Ryan.
Karena hasratnya pun selalu terpancing karena Alika.
"Baguslah jika tidak sakit, kalau begitu aku akan pergi sekarang," ucap Ryan.
Dia mulai berdiri.
Dan meski rasanya tidak rela membiarkan Erlan pergi, tapi Alika tetap menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Lalu merasakan, Erlan yang mengelus puncak kepalanya pelan.
Nyes!
Alika menciut, seperti anak kucing yang dielus kepalanya. Tunduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
juhaina R💫💫
haisss sesap aja jgn ditahan...😍😍
2024-09-23
0
andi hastutty
Sama2 kasmaran
2024-08-24
0
warsini 82
witing tresno jalanan Soko ngglibet..wakkk
2024-07-14
0