Mungkin sekitar 3 menit Alika menangis, namun kemudian dia coba hentikan tangis itu dengan bibir yang mulai tersenyum lebar.
Alika bahkan menghapus air matanya sendiri setelah melepas pelukannya pada bi Santi.
"Ada apa Al? kenapa kamu menangis?" tanya bi Santi lagi dengan cemas, entah sudah berapa kali dia mengajukan pertanyaan yang sama seperti itu.
Namun Alika masih tetap menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, hanya saja sekarang ada yang berbeda karena bibir gadis cantik itu mulai terukir tersenyum.
"Tidak ada apa-apa Bi, tadi sedih sedikit," kilah Alika, namun dari nada bicaranya yang terdengar kini Alika terlihat lebih ceria.
Tidak murung seperti beberapa saat lalu.
"Ada apa?" tanya Ryan, akhirnya dia kembali lagi masuk ke dalam kamar ini dengan membawa segelas teh hangat di tangannya.
"Tidak ada apa-apa," balas Alika dengan cepat, sebelum bi Santi sempat menjawab lebih dulu.
Bi Santi yang cukup bingung, coba untuk berpikir positif bahwa memang benar tidak ada apa-apa. lagi pula saat ini Alika memang terlihat lebih baik.
"Aku bawa teh hangat, minumlah," ucap Ryan.
Alika tersenyum lagi, baru beberapa detik lalu dia menyakini untuk menganggap Erlan dan bi Santi sebagai keluarga, dan sekarang Erlan sudah kembali menunjukkan kepeduliannya.
"Bibi mandi dulu ya Al, kamu tidak apa-apa kan berdua saja dengan Erlan?" tanya Bi Santi.
"Memangnya kenapa kalau hanya berdua saja dengan ku Bi? apa aku akan memakan Alika?" tanya Ryan dengan nada tak terima.
"Ya mana bibi tau," tanya bi Santi seolah acuh.
Namun hal itu justru membuat Alika terkekeh pelan.
"Iya Bi, aku akan bersama Erlan, bibi mandi saja," balas Alika.
Bi Santi menganggukkan kepala dan meski Alika tak bisa melihat, namun dia bisa merasakannya, membayangkan seseorang wanita paruh baya dengan wajah yang teduh menganggukan kepalanya.
"Apa kamu takut akan aku makan?" tanya Ryan setelah bi Santi keluar, sia menarik kursi dan duduk di hadapan Alika.
Alika yang tengah duduk di tepi ranjang.
"Memangnya kamu makan orang?" tanya Alika, malah membalas.
"Semua pria itu pemakan wanita, apa kamu tidak tahu?" balas Ryan dengan ambigu.
Namun mereka bukanlah anak-anak remaja, mereka adalah dua orang dewasa yang tau kemana arah pembicaraan itu.
"Cih!" Alika berdecih saja.
"Karena itu mulai sekarang berhati-hati lah, aku bisa saja memakan mu kapan saja."
"Apa wanita buta masih menarik perhatian mu?"
Ryan terdiam, tak langsung menjawab.
Namun dia memandang wajah Alika dengan lekat.
"Bagaimana jika aku tertarik?"
"Huwek! aku ingin muntah!" balas Alika.
Ryan tertawa perlahan, namun kedua matanya masih setia menatap Alika dengan tatapan yang begitu dalam.
Tiap kali melihat Alika yang ceria seperti ini, Ryan selalu saja terpesona.
Menimbulkan debar di dalam hati yang telah lama tidak dia rasakan.
Menurut data pemberian Romi, Alika selama ini tidak pernah dekat dengan pria manapun.
Sikapnya yang perfeksionis membuat semua pria begitu enggan untuk mendekatinya.
Jadi andai Ryan berhasil membuat wanita ini jatuh cinta, maka dia akan jadi cinta pertama untuk Alika.
Hanya membayangkan itu saja sudah membuat Ryan tersenyum semakin lebar.
"Mana teh nya, katanya kamu kesini tadi bawa teh hangat untuk ku?" tanya Alika, mengalihkan pembicaraan.
"Aku akan membantu mu minum," jawab Ryan.
Dia tiup dulu, dia cicip dulu, dirasa aman, barulah Ryan arahkan di dua bibir Alika yang sudah terbuka.
Ya Allah. Batin Ryan, saat merasakan jantung yang lebih berdebar ketika melihat bibir itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
andi hastutty
Hahahha banyak pria yg suka sesama 😂🤭
2024-08-24
1
Cipika Cipiki
ga semua juga Er , jaman sekarang banyak pria yang ga doyan makan wanita 🌈 😄
2024-07-23
2
Yatinah
buang sedihmu alika karna bnyk orang yg menyayangimu
2024-04-24
1