Glek!
Ryan hanya mampu menelan ludahnya dengan kasar. Diantara mereka berdua memang Ryan lah yang paling banyak godaannya.
Tiap hari Ryan selalu melihat kecantikan Alika, sementara gadis itu tidak bisa melihat sedikit pun ketampanannya.
Ini curang namanya. Batin Ryan.
Sementara kedua matanya makin menatap intens tiap pergerakan yang dibuat wajah cantik itu, bahkan melihat saat leher Alika naik turun ketika meminum teh hangat tersebut.
Astagfirullahal Azim, sadar Ryan, tidak seharusnya kamu memanfaatkan situasi seperti ini. Batin Ryan lagi.
Jadi lebih banyak membatinnya.
"Cukup Er, aku tidak mau lagi," ucap Alika, setelah beberapa kali dia meminum teh hangat itu. Perutnya sudah terasa lebih hangat daripada tadi.
"Sudah cukup? tidak mau lagi?"
"Iya," jawab Alika satu kata.
"Padahal ini sedikit lagi habis."
"Ya sudah sini aku habiskan," jawab Alika.
Dan Ryan kembali memperhatikan bagaimana cantiknya Alika ketika sedang minum seperti itu.
Gila, aku lama-lama bisa gila. Batin Ryan.
Dan akhirnya Alika benar-benar menghabiskan teh hangat tersebut.
"Terima kasih Er," ucap Alika, dia menghapus sendiri sisa-sisa teh manis yang masih tersisa di atas bibirnya.
Dan pergerakan itu makin membuat Ryan frustrasi.
Astagfirullah.
Buru-buru Ryan menggelengkan kepalanya, menepis segala pikiran aneh yang hendak merasuki diri. Niatnya pada Alika sungguh tulus, tak ada sedikitpun terpikir yang kotor-kotor.
"Tetap di sini, aku akan panggil bi Santi untuk menemani kamu lagi," ucap Ryan, mencari-cari alasan untuk bisa pergi dari sana.
Dia harus menjernihkan pikirannya sendiri.
"Bi Santi kan sedang mandi, Memangnya kamu mau ke mana," tanya Alika, menatap dengan wajahnya yang polos. Meskipun sorot matanya tidak bisa mengenai Erlan dengan lurus.
Dan mendapati pertanyaan seperti itu, Ryan diam sesaat karena dia masih bingung mau menjawab apa, bingung ingin mencari alasan apalagi.
Sementara tugasnya untuk memasak di dapur pun sudah selesai, dan Ryan bukanlah pria yang ahli dalam berbohong.
"Di sini saja, sampai bi Santi datang," ucap Alika, raut wajahnya dibuat seperti memohon dan pemandangan seperti itu makin membuat Ryan merasa lemah.
"Kamu masih disini kan?" tanya Alika lagi, karena dia tidak mendengar suara Erlan. kedua tangannya bahkan bergerak naik untuk meraba sekitar, mencoba mencari keberadaan tubuh sang pelayan.
Dan seketika itu juga, Ryan menggapai tangan Alika hingga mereka saling menggenggam.
Deg! Alika buru-buru menarik tangannya hingga terlepas, Kenapa dia merasa ada yang lain dari genggaman tangan Erlan kali ini.
Terasa lebih dalam dan penuh dengan perasaan.
"Kamu masih ada di sini, tapi kenapa diam saja?" tanya Alika, dia menunduk dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Padahal sejak awal rambutnya sudah rapi tidak berantakan.
Alika membuat pergerakan seperti itu karena tiba-tiba malu, karena mendadak jadi salah tingkah.
Bahkan setelahnya Alika jadi menatap ke arah bawah.
"Kamu kenapa? apa ada yang terasa sakit?" tanya Ryan pula, jadi heran sendiri saat melihat Alika menundukkan pandangan, karena biasanya Alika selalu mengangkat wajahnya.
"Tidak, a-aku baik-baik saja," balas Alika, dan gagapnya wanita itu makin membuat Ryan cemas, karena selama ini pun Alika tidak pernah bicara gagap seperti itu.
"Sini aku periksa," titah Ryan, dia menangkup wajah Alika menggunakan kedua tangannya, lalu memeriksa suhu tubuh wanita tersebut, menyentuh kening nya.
Jarak mereka begitu dekat, hingga Alika bisa merasakan hembusan nafas Erlan yang begitu hangat.
Deg!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Oki Muvida
Ryan pemakan wanita🤭
2024-09-09
1
Yatinah
benih"cinta mulai tumbuh di antara kedua nya
2024-04-24
1
Abinaya Albab
hati² loh om Ryan nnti jin tomangnya papa Reza pindah loh nemplok ke om Ryan kn bisa gaswat /Facepalm/
2024-02-20
1