Saat Alika tertidur karena pengaruh obat penenang, Ryan pun keluar dari dalam ruangan tersebut.
Romi sudah menunggunya di sana, menyampaikan informasi yang belum sempat dia utarakan pada sang Tuan.
"Alika hidup sebatang kara Pak, dia tinggal di sebuah rumah kontrakan," jelas Romi.
"Sekarang dia akan tinggal di rumahku, aku akan bilang itu tunjangan yang dia dapat."
"Baik Pak."
"Kamu tunggu di sini, pastikan bahwa Alika tidak membahayakan dirinya sendiri. Aku akan menemui Aresha," titah Ryan pula, Aresha adalah dokter yang menangani Alika di rumah sakit ini.
"Baik Pak," jawab Romi patuh.
Sore menjelang malam saat itu Ryan mendengar semua tentang kondisi yang terjadi pada Alika.
Yang paling memprihatinkan pada gadis itu bukanlah kedua matanya yang buta, namun depresi dan trauma yang dialami oleh Alika. Dua hal tersebut lah yang memungkinkan Alika mengakhiri hidupnya sendiri.
"Harus ada banyak orang yang mengawasi dia, atau bahkan menemani selama 24 jam. Sampai Alika bisa menerima hidupnya yang seperti ini," terang Aresha, dia juga Iba. Tapi keadaan rumah sakit justru memperparah kondisi batin gadis tersebut.
Pulang dan perawatan di rumah adalah keputusan yang tepat.
"Baiklah, jadi besok pagi aku sudah bisa membawa dia pulang?" tanya Ryan pula dan Aresha pun menganggukkan kepalanya.
"Kamu yakin akan merawat dia Ryan?"
"Tentu saja, aku tidak ingin ada karyawan ku lagi yang meninggal."
"Aku turut berduka atas kecelakaan itu," balas Aresha. Hubungan diantara mereka berdua memang cukup dekat, mengingat pertemanan diantara kedua orang tua mereka.
Ryan hanya mampu mengangguk. Di dalam hatinya, Ryan merasa telah jadi pembunuh dan dia tidak ingin Alika pun berakhir sama.
"Jika butuh bantuan apapun, katakan padaku," jelas Aresha dan Ryan mengangguk lagi.
Malam itu Ryan dan menyusun sebuah rencana. Awalnya mereka akan membawa Alika untuk pulang ke rumah Ryan, disana akan ada banyak pelayan yang bantu mengawasi. Namun tak akan ada satupun pelayan yang menunjukkan diri, tak ada yang boleh bersuara.
Dan semua perabot tidak penting di rumah itu pun akan disingkirkan.
Romi bekerja semalaman untuk memenuhi keinginan Tuannya itu.
Sampai akhirnya pagi datang, dan Ryan kembali menghadap Alika sebagai pelayan.
Beberapa saat lalu Aresha juga dari ruangan ini, mengatakan pada Alika bahwa dia sudah diperbolehkan pulang.
Tapi Alika hanya diam, tidak memberikan respon apapun.
Dia seperti hidup sendiri di dunianya yang gelap.
"Mbak ayo kita pulang, Pak Ryan sudah memberi anda rumah, jadi tidak perlu lagi tinggal di rumah kontrakan Anda," jelas Ryan, tidak, saat ini dia adalah Erlan.
Alika masih terdiam, dia masih duduk membatu di atas ranjangnya.
"Saya akan bantu anda untuk turun," ucap Erlan.
Dia mendekat dan coba menyentuh Alika, namun gadis itu menepisnya dengan sangat kuat.
"Jangan berani-beraninya menyentuh ku!!" pekik Alika.
"Aku tidak butuh rumah itu! aku tidak butuh pelayan seperti mu!! apa Ryan itu bodoh! memberikan aku pelayan seorang laki-laki! MENJIJIKKAN!!" Alika bahkan sampai berteriak saat mengucapkan kalimat tersebut.
Erlan berdiri di sebelah kirinya, tapi tatapan Alika lurus kedepan, lengkap dengan tatapannya yang kosong.
"Pak Ryan sengaja memberi anda pelayan seorang pria, agar bisa melindungi Anda juga, saya akan sangat menghormati Anda."
"Berhenti bicara! berhenti membual!! Akh!!" pekik Alika, dia benci semua yang terjadi di dalam hidupnya.
Dia ingin mati saja.
"Mari Mbak, saya bantu turun," ucap Erlan lagi. Kali ini dia memegang cukup kuat, memeluk erat Alika yang berontak.
"Lepas!!"
"Saya akan melepaskan Anda jika anda tenang."
Alika tidak menjawab lagi, tapi dia menangis.
Sampai membuat dadda Ryan terasa sesak, dengan sendirinya dia melepaskan cekalannya yang cukup kuat.
"Dimana tongkat ku?" tanya Alika dengan suaranya yang bergetar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
komalia komalia
nasib kamu riyan cinta terpendM sekarang ngurusin gadis buta
2024-12-31
0
andi hastutty
Sabar Ryan cobaan
2024-08-24
1
Yatinah
bersabar yaa riyaan mungkin akika nanti jd jodohmu pengganti ajeng di hatimu
2024-04-24
2