CHAPTER 19

...***...

Pada saat itu Staz memang menyadari jika ada yang aneh dengan tubuh Yanagi Fuyumi yang pada dasarnya tidak bisa mengalami penyesuaian terlalu lama di dunia manusia. Ia yang kini berubah menjadi hantu tentunya tidak semudah itu berbaur dengan kehidupan manusia.

"Bukankah pada saat pemeriksaan mereka mengatakan aku baik-baik saja?. Tapi kenapa aku bisa menghilang seperti ini?." Tentunya ia sangat takut jika ia benar-benar akan menghilang karena tidak bisa berbaur dengan kehidupan manusia?.

"Tidak untuk datang kemari." Staz tentunya sangat ingat dengan apa yang dikatakan oleh Mamejirou. "Bukankah kelanjutannya perkataan waktu mereka adalah tidak untuk waktu yang lama?." Staz tidak akan melupakan begitu saja meskipun sikapnya yang cuek terhadap orang-orang sekitarnya. Jika dalam keadaan genting tentunya ia akan ingat dengan jelas perkataan Mamejirou yang selalu benar menurutnya.

"Kalau diingat-ingat, bukankah ini tidak terlalu cepat?." Yanagi Fuyumi merasa keberatan dengan apa yang ia dengar. Saking cepatnya itu bahkan tidak bertahan berhari-hari ataupun satu hari. Itu membuatnya semakin ketakutan.

"Kau sendiri yang mau menghilang, bukan?." Staz juga masih ingat dengan perkataan gadis hantu itu sebelumnya ketika ia merasa sedih. "Bukankah pas?." Staz tidak membantu sama sekali bahkan ia menakuti gadis hantu itu. Seakan-akan keinginannya untuk tadinya benar-benar akan terkabulkan.

"Eh?!. Tunggu!. Itu hanya perumpamaan saja. Bukannya yang seperti itu-." Yanagi Fuyumi sangat panik ketika melihat pemuda vampir itu pergi meninggalkan dirinya. "Jangan pergi begitu saja!. Jangan tinggalkan aku dalam kondisi yang seperti ini." Ucapnya penuh dengan kesedihan.

Saat itu Staz menghentikan langkahnya, dan yang melihat ke arah Yanagi Fuyumi yang benar-benar hampir saja menghilang.  Saat itu ingin mendekati gadis hantu itu, iya benar-benar melihat hal yang berbeda dari gadis hantu itu.

"Sudah aku duga, kau belum hilang dari mereka, bukan?." Staz mengamati bagaimana kondisi Yanagi Fuyumi.

Menganggukkan kepalanya karena apa yang dikatakan oleh Staz memang sangat benar bahwa ia belum ingin menghilang. Akan tetapi pada saat itu siapa yang menduga, jika ia malah menggigit jari jempolnya dan ia arahkan jari jempolnya itu ke depan wajah Yanagi Fuyumi.

"Hisap lah ini." Staz mengatakan itu dengan sangat mudahnya.

"Darah mu keluar tu." Yanagi Fuyumi sedikit kuku ketika melihat darah itu menetes ke lantai?.

"Ini pun ada alasannya. Kau ini bodoh ya?!." Staz sedikit jengkel dengan apa yang dikatakan oleh Yanagi Fuyumi.

"He?. Tapi kenapa?." Yanagi Fuyumi sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Staz.

"Cepatlah!." Staz hampir saja marah pada Yanagi Fuyumi.

Yanagi Fuyumi rasanya benar-benar tidak tahan ketika melihat darah itu, hingga pada akhirnya ia menghisap darah yang mengalir melalui jempol Staz.

"Sampai saat kau telah hidup kembali, aku akan menjadi penyedia darah untukmu." Staz berkata seperti itu?. Itu seperti janji yang harus ia tepati.

Setelah agak cukup lama, Staz menarik jari jempolnya. Tentunya ia tidak ingin dihisap sampai kering oleh gadis hantu itu.

"Gimana?!." Staz masih bisa santai bertanya seperti itu?.

"Tubuhku terasa sangat panas, kepalaku berdenyut tidak karuan." Yanagi Fuyumi menyandarkan tubuhnya di kursi yang ia diduduki. "Oh?. Tanganku sudah muncul." Yanagi Fuyumi menyadari jika tangannya telah kembali seperti semula.

Brakh!.

Akan tetapi pada saat itu tubuhnya seketika merasa lemas, seakan-akan ia tidak merasakan kekuatan apapun. Sehingga ia menjatuhkan badannya di meja yang ada di depannya. "Wajahku panas, tapi entah kenapa mejanya malah terasa sangat dingin." Setidaknya itulah yang ia rasakan pada saat itu.

"Sepertinya kekuatan darahku terlalu kuat untuknya." Staz dari jarak yang agak jauh memperhatikan itu. "Tidak aku duga jika aku melakukan ini semua untuknya." Staz pergi meninggalkan kelas itu. "Ada apa denganku ini?." Staz sangat tidak mengerti dengan apa yang ia lakukan sebenarnya. "Apa setelah menghidupkannya?. Aku akan mengembalikannya ke dunia ini?." Staz tidak berpikir ke arah sana. "Jangan bercanda. Aku pasti akan menghisapnya dan menjadikannya milikku!. Aku tidak sebodoh itu untuk melepaskannya begitu saja." Staz tidak akan membiarkan dirinya melakukan hal yang bodoh seperti itu.

Akan tetapi ketika ia berjalan meninggalkan kelas, iya tidak sengaja berpas-pasan dengan siswa lainnya.

"Bagus, kan?."

"Iya ya?. Untung saja seperti itu."

Bahkan ia mendengarkan percakapan mereka yang entah apa maksudnya itu.

"Ini sangat aneh." Staz memang merasakan itu pada dirinya. "Di sini dipenuhi oleh banyak manusia yang melewati ku." Staz tidak habis pikir dengan dirinya sendiri. "Tapi aku tidak seperti waktu itu." Staz mengingat bagaimana perasaannya ketika pertama kali bertemu dengan Yanagi Fuyumi. Tiba-tiba saja ya hanya entar di tembok itu entah apa yang dirasakan. "Sudah aku duga, keberadaannya itu spesial untukku." Staz dapat merasakan hal yang berbeda ketika bersama gadis hantu itu?. "Aku akan segera menghidupkannya kembali." Staz telah membulatkan tekadnya untuk melakukan itu. "Atau aku yang bakalan jadi mau ini duluan karena memberikannya darah terlalu banyak padanya." Staz tentunya tidak ingin terjadi pada dirinya hanya karena menjadi pendonor darah untuk Yanagi Fuyumi.

Setalah itu.

Mereka telah kembali ke rumah Yanagi Fuyumi?. Staz memang sengaja mengajak gadis itu kembali.

"Tapi sebelum itu." Staz masih mengingat sesuatu hal yang ingin ia lakukan sebelum kembali?.

"Apa maksudmu dengan kembali ke dunia iblis?." Yanagi Fuyumi terlihat sedikit panik ketika Staz kembali ke rumahnya. "Aku ini sudah sehat, loh?!." Berusaha meyakinkan dirinya jika ia baik-baik saja.

"Cuman jadi masalah itu adalah aku, kau sih sehat!. Tapi aku tidak sehat sama sekali." Staz sedikit jengkel mendengarkan ucapan itu. "Seperti saat main game petualangan, di saat akan bertemu dengan bos. Kalau kau tidak cukup kuat kau akan pulang dulu, bukan?." Staz malah menyamakan dirinya dengan permainan sebuah game yang sangat ia sukai pada saat itu.

"Itu artinya?." Yanagi Fuyumi mencoba menebak apa yang akan dikatakan oleh Staz. "Bos terakhirnya adalah?." Yanagi Fuyumi belum sempat menebak jawabannya.

"Maksudku adalah akihabara!." Teriak Staz dengan semangatnya. "Itu adalah kota yang selalu ingin aku kunjungi." Staz sedang membayangkan bagaimana kondisi kota yang sangat ingin ia datangi?. "Aku harus lebih kuat untuk bisa ke tempat itu." Dengan semangat yang penuh membara ia sedang membayangkan bagaimana ketika berada di kota itu. "Aku pasti akan ke sana!." Ucapnya dengan penuh keyakinan.

"Eh?!." Yanagi Fuyumi tidak akan menduga akan mendengarkan hal yang aneh dari seorang vampir seperti Staz. Apakah memang seperti itu yang diinginkannya di saat seperti ini?.

Next.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!