CHAPTER 10

...***...

Saat itu Staz benar-benar sangat kesal ketika melihat Yanagi Fuyumi dengan santainya meninggalkan dirinya?. Apakah yang ada di dalam pikirannya pada sata itu?.

Staz melepaskan cengkeramannya. "Ya, memang ada!. Dan itu memang benar!." Staz masih merasa kesal. "Masalahnya-." Ia menunjuk ke arah tirai hitam itu. "Benda itu akan memindahkan apa saja dari dunia iblis ke dunia manusia. Dan ketika kau memasukinya, kau akan lenyap begitu saja." Staz sepertinya mengetahui dengan baik fungsi dari tirai hitam itu. "Selain itu, setelah kau melihat tirai hitam itu, aku tidak akan bisa membiarkanmu kembali sendirian." Itulah yang ia katakan, agar Yanagi Fuyumi mengerti. 

"Eh?." Yanagi Fuyumi terkejut. "Apakah kau sangat yakin ingin ikut denganku?." Yanagi Fuyumi ingin memastikan kembali, apakah yang dikatakan Staz.

"Aku akan ikut." Staz dengan sangat yakinnya menjawabnya.

"Apa?." Yanagi Fuyumi masih bingung. "Shampomu bagaimana?. Katanya kau tadi ingin membeli shampo?." Yanagi Fuyumi dengan polosnya malah berkata seperti itu.

"Peduli setan dengan benda itu!." Bentak Staz dengan penuh amarah yang sangat membara. "Bisa-bisanya kau ingat dengan itu di saat aku hendak ke dunia manusia!." Amarahnya semakin memuncak.

"Oh?." Yanagi Fuyumi hanya pasrah saja.

"Kita akan ke dunia manusia!. Dunia manusia!." Staz kali ini malah bersemangat, ia malah melihat ke arah tirai hitam itu. "Hei!. Apakah kau tidak tahu betapa aku sangat ingin pergi ke dunia manusia?!." Staz sampai berteriak seperti itu. "Aku sangat menginginkan seperangkat dvd, action figure terbatas!. Manga!. Game!." Staz berkata dengan semangatnya, hingga matanya terlihat memerah seperti darah. "Semua barang itu, sedang menungguku di depan sana!." Staz menyeringai lebar. Perasaannya saat itu semakin berdebar-debar, karena selama ini ia membeli barang-barang manusia dari kurir saja. "Tunggu aku ya!. Benda-benda kesayanganku!. Sebentar lagi aku akan ke sana!." Teriak Staz di depan tirai hitam dengan semangatnya.

"Aku mengerti, aku mengerti maksudmu." Yanagi Fuyumi sangat mengerti dengan keinginan Staz.

Staz memperhatikan pakaiannya, ia memperhatikan penampilannya yang menurutnya agak aneh?. "Hei!. Apa bajuku tidak terlihat kuno?." Staz merasa minder dengan penampilannya pada saat itu. "Tidak terlihat seperti orang kampungan, kan?." Staz malah bertanya seperti itu pada Yanagi Fuyumi.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Tidak masalah." Yanagi Fuyumi hanya menjawab seperti itu.

"Kenapa kau malah berkata tidak apa-apa dua kali?. Itu artinya memang tidak apa-apa?." Staz malah kengkel mendengarkan ucapan Yanagi Fuyumi.

"Oke, kalem sedikit. Apakah kau tidak bisa kalem sedikit?." Yanagi Fuyumi berusaha untuk menenangkan Staz. "Kalau ingin pergi, ya tinggal pergi saja-." Yanagi Fuyumi dengan santainya berkata seperti itu.

"Dasar goblok!." Staz kembali emosi?. Sepertinya ia sedang ada masalah, sehingga ia bersikap seperti itu. "Kalau melewatinya segampang itu!. Aku sudah melewatinya sejak lama sekali!." Staz hampir saja menggeplak kepala Yanagi Fuyumi, jika ia tidak ingat jika gadis itu telah menjadi hantu.

"Eh?." Yanagi Fuyumi sangat takut mendengarkan suara Staz yang marah-marah padanya. "Kenapa kau marah-marah padaku staz-san." Rengek Yanagi Fuyumi.

"Untuk sekarang kau ikut denganku untuk melakukan pemeriksaan." Staz mencoba menenangkan dirinya agar tidak marah-marah.

"Pemeriksaan?." Yanagi Fuyumi sangat heran.

"Ikut saja. Nanti kau akan mengerti apa maksudnya." Staz belum bisa menjawabnya.

"Entah kenapa aku merasakan perasaan yang tidak enak mengenai pemeriksaan yang kau katakan staz-san." Yanagi Fuyumi hanya pasrah saja ketika itu. Ia hanya ikut saja. Karena ia juga tidak mengerti maksud dari pemeriksaan yang akan ia lakukan.

"Sudah lah, kau tidak perlu takut." Balas Staz dengan malasnya.

Mereka akan pergi ke mana?. Simak terus ceritanya.

Beberapa saat kemudian.

Ternyata Staz mengajak Yanagi Fuyumi pergi ke Kafe mata tiga. Entah apa yang diinginkan Staz sehingga ia pergi ke sana?.

"Jadi apa yang kau maksudkan dengan pemeriksaan?." Dalam hati Yanagi Fuyumi sangat heran.

Sedangkan Saty dan Mamejirou yang melihat itu?.

"Kalau cuma ingin nongkrong saja, lebih baik kau minggat saja dari sini, staz." Kucing aneh bermata  tiga?. Sama halnya dengan Saty, namun Mamejiro lebih sensi jika Staz datang ke sana.

"Ya sudah, aku pesan jeruk dingin dua gelas." Staz hanya bisa berkata seperti itu, karena kenyataannya ia kadang hanya duduk saja di sana sambil menunggu seseorang datang mengantar paketnya.

"Tunggu dulu staz-san." Yanagi Fuyumi melihat hal yang tidak biasa di kafe itu.

"Sekarang apalagi?." Staz melihat ke arah Yanagi Fuyumi. Ia sangat kesal jika ada seseorang yang banyak bertanya padanya.

"Kau tidak bilang, jika kita akan pergi ke kafe?." Ucapnya dengan malu-malu, karena pakaian yang ia kenakan pada saat itu. "Kau, membawa aku yang mengenakan pakaian yang seperti ini?." Bahkan wajahnya sampai memerah. "Bukankah kau tadi mengajakku ke tempat pemeriksaan?." Ia sangat malu dengan pakaian yang ia kenakan tadi.

"Hah?." Staz sama sekali tidak mengerti . "Kau sendiri yang mau balik ke duniamu dengan pakaian yang seperti itu." Staz sedikit menangkap apa yang telah dikatakan Yanagi Fuyumi. "Jadi kau bisa malu juga?. Aku pikir urat malumu itu sudah hampir putus dari tempatnya." Staz dengan santainya berkata seperti itu.

"Kau ini ya staz?. Kalau berbicara, mulutmu itu tidak ada filternya." Dalam hati Mamejirou sedikit kesal mendengarkan ucapan Staz yang melucu tidak pada tempatnya.

"Itu karena -." Yanagi Fuyumi memang merasa mendadak. "Kau tidak bilang ingin ke sini tadi." Dalam hatinya ingin mengeluarkan kata-kata seperti itu.

"Aku tahu betapa besarnya keinginanmu untuk kembali ke sana." Staz agak malas, dan ia memejamkan matanya sejenak sambil mengingat apa yang telah terjadi pada Yanagi Fuyumi. "Tapi ketika kau sudah berada di sana, kau sudah bukan manusia lagi. Kau pasti akan kembali ke dunia ini." Staz hampir saja mengeluarkan emosinya.

"Itu artinya, apakah iblis tidak bisa menggunakan pakaian?." Dengan wajah yang polosnya ia malah bertanya seperti itu.

"Pakai sedikit otakmu, bodoh!." Staz kali ini benar-benar telah mengeluarkan amarah yang ia tahan tadi.

"Aku tadi kan hanya bertanya saja?!." Yanagi Fuyumi ikutan marah.

"Tapi pertanyaan mu itu sangat menyebalkan!." Teriak Staz dengan emosinya.

"Woi, woi, kalian berdua baru datang ke tempat ini?. Dan kalian malah berkelahi?. Yang benar saja dong?." Mamejirou itu ternyata memang bisa berbicara?. Bukan hanya itu saja, ia bahkan bisa menuangkan jeruk dingin dari botol ke gelas?. "Tahan diri sedikit, napa?." Lanjutnya dengan senyuman ramah. Ternyata kucing bermata tiga itu bukan kucing sembarangan. 

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Simak terus ceritanya.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!