...***...
Pertarungan itu masih berlanjut. Namun siapa yang menduga, ternyata Staz memiliki kekuatan yang sangat aneh. Kekuatan yang dapat meremas jantung seseorang dengan secara gaib?.
"Heh!. Kau tidak akan bisa lolos dari jurusku ini." Dalam hati Staz merasa menang.
Drg!. Deg!. Deg!.
"Apa yang terjadi padaku?. Kenapa tiba-tiba detak jantungku tidak karuan seperti ini?." Pemuda berambut ping sangat panik, karena detak jantungnya semakin berpacu dengan kencangnya.
"Heh!. Sudah terlambat untuk meminta ampun padaku." Staz semakin kuat mencengkram erat tangannya.
"Apa yang kau lakukan sebenarnya?!. Vampir sialan?!." Dalam keadaan sakit ia masih bisa mengumpat kesal seperti itu?.
"Semuanya telah berakhir!." Ucapnya sambil menjatuhkan kuat tangannya ke bawah, seakan-akan ia sedang menghempaskan sesuatu dengan sangat kasarnya.
Duarh!.
Saat itu terdengar suara ledakan yang sangat kuat?. Lalu bagaimana dengan nasib pemuda berambut ping itu?. Tentunya ia lenyap seiring dengan ledakan itu. Begitu juga dengan tanaman aneh itu menghilang dalam hitungan detik.
Kekuatan meremas jantung!. Zip!. Itu adalah salah satu kekuatan terbesar yang dimiliki oleh Staz.
Semua orang bersorak bahagia melihat kemenangan yang diraih oleh Staz. Mereka bersorak gembira karena bos mereka berhasil mempertahankan kekuasaannya. Artinya bos mereka masih tetap Staz si vampir yang sangat kuat.
Sedangkan Staz sangat senang dan bangga, ia mengakar kedua tangannya, akan tetapi raut wajahnya terlalu bahagia. "Kalian bisa melihat itu, kan?. Aku ini sangat kuat, loh?." Ucapnya sambil menyeringai lebar.
Deku mendekatinya, ia melihat bagaimana penampilan Staz saat itu yang agak berantakan, akan tetapi tubuhnya masih aman, meskipun menerima ribuan cambukan dari tanaman aneh itu. "Bos. Kerja bagus, anda sangat hebat sekali." Deku mengarahkan tangannya untuk tos?. Setidaknya ia sangat senang, dan ingin menyampaikan perasaan bangganya dengan tos?.
"Ya. Tentu saja aku ini hebat." Tanpa mengubah ekspresi raut wajahnya ia hanya membalas tos tangan Deku sambil berkata seperti itu.
Deku melihat dengan bangga ke arah bosnya itu. "Kau begitu hebat hari ini." Deku masih saja memuji bos-nya?. Sedangkan Staz malah melambaikan tangannya ke anak buahnya yang lainnya. "Jadi?. Apakah kau sudah menyantap habis manusia itu?." Deku kembali bertanya seperti itu. "Apakah setelah menyantap gadis itu, kau terlihat semakin kuat seperti ini?." Deku penasaran dari mana datangnya kekuatan yang dimiliki oleh bos-nya itu.
"Tidak, tidak aku santap sama sekali dia." Balas Staz dengan santainya. "Oh iya?. Aku serahkan pada kalian sisanya ya?." Kali ini ia berbicara dengan anak buahnya yang lainnya. "Bereskan yang berantakan itu. Jangan biarkan sisa sampah mengotori tempat ini." Lanjutnya.
"Siap bos!." Mereka yang lainnya langsung bergerak setelah menerima perintah itu.
"Bos?. Kau belum menjawab pertanyaanku sama sekali." Deku masih penasaran.
"Kalau begitu kau ikut denganku." Staz mengajak Deku untuk ikut dengannya. Baginya Deku adalah asisten yang akan melakukan apapun untuk dirinya.
"Haik!." Deku hanya menuruti apa yang dikatakan Staz.
Saat itu mereka menuju tempat tinggal Staz yang berada di lantai paling atas.
"Bos?. Gadis itu belum bos makan?." Deku masih belum puas, jika bos-nya itu tidak menjawab apa yang ia tanyakan padanya.
"Kau ini sangat berisik sekali deku!." Staz sangat kesal. "Bukankah tadi aku telah menjawabnya?!. Kenapa kau malah menanyakan pertanyaan yang sama?!." Staz sangat kesal dihujani dengan pertanyaan yang sama.
"Tinggal jawab saja bos." Deku berani berkata seperti itu?.
"Ah!. Kau ini memang sangat menyebalkan!. Bukankah aku telah mengatakan padamu?!. Bahwa aku tidak memakan gadis itu!." Bentaknya dengan penuh emosi.
"Eh?. Tumben sekali bos?." Deku hampir saja tidak percaya dengan apa yang telah dikatakan Staz padanya. "Apakah bos menyimpannya untuk sementara waktu?." Dengan polosnya Deku malah bertanya seperti itu?.
"Jangan sembarangan kalau berbicara!." Staz semakin kesal.
"Oh?. Maafkan aku." Deku sedikit gugup karena mendapatkan tatapan mematikan dari Staz.
Namun saat itu mereka telah sampai di tempat tinggal Staz. Masuk ke ruangannya kembali lewat pintu normal untuk memastikan apakah gadis itu masih ada di ruangannya atau tidak. "Sip!. Dia tidak keluar." Staz sangat senang ketika ruangan itu masih terkunci dengan amannya. Itu karena ketika ia pergi tadi, ia melewati jendela.
"Sepertinya bos terlihat begitu sangat senang sekali." Deku yang tadinya diusir oleh bosnya itu memang mendengar jika bosnya mengunci pintunya dengan sangat rapat.
"Ya, mana mungkin lah?." Staz kali ini memang terlihat sangat senang. "Memang iya." Dalam hati Staz hampir saja membayangkan bagaimana gadis manusia yang ia tinggalkan itu. "Aku tidak ingin menghisap darahnya walaupun aku adalah vampir." Sambil mencoba membuka kunci rumahnya dengan sangat tenang. "Aku ingin menemuinya sebagai manusia." Membuka pintu dengan santainya. "Aku pulang-." Ucapannya terhenti ketika ia melihat sesuatu yang sangat aneh di depan matanya.
Deg!.
Ia melihat tanaman menari-nari dengan santainya?. Dan setelah itu memuntahkan tengkorak?. Apakah mereka tidak salah lihat pada saat itu?. Bagaimana mungkin tanaman aneh itu bisa memuntahkan tengkorak?.
"Tuahaa!." Staz dan Deku berteriak horor, raut wajah mereka benar-benar sangat mengerikan. Wajah mereka sangat pucat seakan-akan mereka telah melihat sesuatu yang sangat mengerikan terjadi di depan mata mereka pada saat itu.
Staz langsung mencabik-cabik tanaman itu dengan kekuatannya. Hatinya pada saat itu sedang dipenuhi oleh amarah yang sangat membara, sehingga tanpa pikir panjang ia membunuh tanaman itu dengan mencabik-cabiknya. Namun ia hanya melihat pakaian saja?. "Wuuaaa!." Staz sangat terkejut karena hanya itu saja yang ia dapatkan pada saat itu. Nyawanya seakan-akan malayang meninggalkan tubuhnya melihat pakaian itu. "Apakah gadis itu telah tiada?." Dalam hatinya sangat sakit mengingat apa yang telah terjadi di depan matanya. "Tidak mungkin?." Staz tersungkur bersujud tidak percaya sama sekali. "Hal sekeji ini-?." Staz sangat sedih sambil mengangkat kepala tengkorak yang juga terlihat sangat sedih. Sedangkan Deku?. Ia melihat ada hal yang berbeda?. "Bos?." Ia menunjuk ke belakang bosnya. Ternyata gadis manusia yang disangka Staz dimakan oleh tanaman itu ternyata duduk dengan penuh ketakutan di tempat tidur Staz.
"Oh tidak, kenapa aku bisa seperti ini?." Gadis manusia itu bertanya entah pada siapa?. "Kenapa aku bisa telanjang seperti ini?." Ia malah kebingungan dengan dirinya sendiri?.
Switch!. Switch!.
Staz dan Deku berkedip beberapa kali hanya untuk memastikan, apakah yang mereka lihat itu benar atau tidak?. Setelah itu keduanya salin bertatapan satu sama lain. Staz melihat kepala tengkorak yang ada di tangannya?. Staz sedang mencoba mencerna apa yang telah terjadi sebenarnya. Apakah yang terjadi sebenarnya?. Temukan jawabannya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments