CHAPTER 5

...***...

Staz memang orang yang sangat cuek pada sekitarnya. Bahkan ia sangat tidak peduli bagaimana dengan nasib anak buahnya?. Selama itu tidak mengganggu dirinya?.

"Apakah kau tidak membantu mereka?." Gadis manusia itu bertanya karena merasa heran dengan sikap yang ditunjukkan oleh Staz.

"Hah?. Kami memang seperti itu." Staz sangat tidak suka dengan raut wajah gadis manusia itu. "Ada yang merusuh di wilayah, dan ingin memotong kepala bos." Lanjutnya sambil mengibas tangannya dengan santainya, tapi raut wajahnya memang terlihat sangat cuek sekali.

"Kepala bos?." Gadis manusia itu sedikit terkejut mendengarkan ucapan Staz.

"Karena bos-nya saat ini adalah aku. Namun jika ingin menjadi bos berikutnya tentunya adalah dengan memotong kepalaku." Lanjut Staz dengan ogah-ogahan. "Seperti itulah peraturan perebutan daerah." Staz memang terlihat tidak takut sama sekali meskipun ada ancaman seperti itu yang datang padanya, bahkan dengan santainya ia mengupil dihadapan gadis manusia itu. "Sombong sekali, kan?. Seakan-akan ia dapat melakukan itu dengan mudahnya." Staz sebenarnya tidak peduli sama sekali.

Sedangkan gadis manusia itu sedang mencerna apa yang dikatakan Staz padanya. Apakah benar Staz seperti itu?. Apakah benar ia sama sekali tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya?.

Sementara itu di luar?.

Tanaman bunga itu semakin menggila, bahkan apa yang dikatakan Deku melalui telepon itu sangat benar. Tanaman bunga aneh itu memakan salah satu anak buahnya yang bernama Yamada. Entah Staz memang tidak kenal pada anak buahnya itu atau ia berpura-pura tidak kenal dihadapan gadis manusia itu?.

"Yamada?." Teriak Kirin dengan suara dipenuhi ketakutan yang sangat luar biasa. "Yamada!." Teriaknya lagi ketika bunga aneh itu melarikan diri entah kemana sambil menekan bulat temannya yang bernama Yamada.

Kembali ke ruangan Staz.

"Aku-." Gadis manusia itu mencoba untuk mengatakan perasaan yang terpendam di dalam hatinya.

"Hah?." Staz malah terpesona mendengar suara gadis manusia itu.

"Sebenar aku belum tahu, ini ada di mana. Dan kenapa aku bisa berada di sini." Gadis manusia itu menundukkan kepalanya sambil mencoba mengingat apa yang terjadi padanya saat itu.

"Ya?. Ya?." Tanpa mengubah raut wajahnya yang terpesona akan suara gadis manusia itu, Staz malah bereaksi seperti itu?.

"Entah kenapa, terasa seperti sedang berada di alam mimpi saja." Gadis manusia itu memang tidak percaya jika ia berada di tempat aneh.

"Hah?. Benar, aku juga merasa sedang bermimpi." Balas Staz dengan entengnya?. "Masa ada manusia di sini?." Staz masih belum pernah itu.

"Bukan seperti itu." Gadis manusia itu sendiri membantah atas apa yang dikatakan oleh Staz.

"Eh?." Staz sedikit terkejut mendengarnya.

"Aku tidak terlalu mengerti, tapi-." Gadis manusia itu sedikit berpikir tentang apa yang akan ia sampaikan pada Staz. "Sepertinya kau lebih baik pergi ke tempat teman-teman mu." Ucapnya sambil melihat ke arah Staz.

"Lagi-lagi." Dalam hati Staz sangat terkejut dengan apa yang ia lihat pada saat itu. Pancaran mata itu terlihat sangat polos dan bening ketika pertama kali ia melihat sorot mata gadis manusia itu. "Kenapa saat mata itu menatapku?." Dalam hatinya mulai merasakan sensasi yang sangat berbeda dari yang sebelumnya.

Deg!.

Saat itu ia merasakan ada sensasi aneh yang sedang bergejolak di dalam dirinya yang ingin berontak. Jiwa iblis vampirnya telah meledak ketika ia melihat hal yang sangat menggiurkan dari gadis manusia itu. "Epfhm." Staz dengan sekuat tenaga menahan dirinya agar tidak lepas kendali, sebab jiwa iblisnya mulai berontak ingin sesuatu yang berbeda dari gadis itu. Jiwa iblisnya ingin berontak keluar begitu saja?. "Astaga!. Jadi ini?." Saat itu taring vampirnya terlihat sangat tajam dari yang sebelumnya.

"Ee?. Ma-maaf?. Apakah kau baik-baik saja?." Gadis manusia itu melihat ada hal yang aneh yang ditunjukkan oleh Staz. Ia merasa heran dengan sikap yang ditunjukkan Staz.

Saat itu Staz sedang berusaha untuk menahan dirinya untuk tidak memakan gadis manusia itu. Meskipun ada gejolak hasrat yang sangat tidak biasa yang ia tunjukkan pada saat itu, tapi ia memang harus menahan dirinya agar tidak lepas kendali. "Kau ini-." Staz sedikit kesulitan menahan dirinya karena gadis manusia itu berdiri di belakangnya. Hingga terlihat keringat yang bercucuran membasahi wajahnya?. "Kau ini sangat manis sekali." Tanpa diduga Staz malah membalikkan tubuhnya, kedua tangannya mencengkram pundak gadis manusia itu dengan kedua tangannya.

"Eh?." Gadis manusia itu sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Staz, dan apa yang dikatakan Staz saat itu. "Sangat mempesona sekali!." Ucap Staz semakin menggebu-gebu. "Karena itulah aku tidak akan membiarkanmu terluka!." Entah kesurupan apa Staz berkata seperti itu dengan semangatnya yang luar biasa. "Pokoknya aku harus melindungimu!." Matanya memancarkan hasrat yang sangat kuat. Seperti tekadnya yang telah berubah menjadi keinginan yang mustahil ia lakukan sebelumnya. "Ya!. Harus aku lindungi!." Ia bahkan tidak dapat menahan dirinya untuk berkata seperti itu pada gadis manusia yang baru pertama kali ia lihat.

Sedangkan gadis manusia itu masih terpaku dengan raut wajah ketakutan mendengarkan apa yang telah dikatakan Staz tentang dirinya. "Dan aku juga tidak memiliki keinginan, untuk menancapkan taringku ke lehermu!." Saking semangatnya ia malah berkata seperti itu, membaut gadis manusia itu semakin menatapnya dengan tatapan horor. "Dan apapun yang kau minta!. Pasti akan aku penuhi!." Hasrat itu telah mengubah dirinya dalam waktu yang sangat singkat, hanya karena ia merasa terpesona dengan apa yang ada pada gadis manusia itu, sehingga ia membuat sebuah janji akan melakukan apapun untuk gadis manusia itu?. "Jadi aku akan ke sana." Lanjutnya sambil melepaskan cengkeramannya dari pundak gadis manusia itu. Senyumannya juga terlihat sangat berbeda dari yang sebelumnya. "Karena teman-temanku sedang dalam masalah!." Ucapnya sambil lari di tempat?. Namun setelah itu ia berlari dengan sangat cepat, tanpa bisa dihentikan oleh gadis manusia itu.

"Tunggu sebentar." Gadis manusia itu sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Staz?. "Bukankah di sana itu jendela?." Gadis manusia itu mencoba untuk memberikan peringatan pada Staz.

Namun Staz sama sekali tidak peduli dengan apa yang dikatakan gadis itu, ia malah melompat dari jendela itu sambil berteriak. "Aku berangkat!." Dan ia benar-benar melompat dari jendela besar itu. Apakah ia tidak sadar jika ia melompat dari lantai paling atas dari bangunan itu?. Dan ia meluncur ke bawah setelah melompat salto dengan indahnya. Rasanya urat takutnya telah putus dari tempatnya berfungsi, sehingga Staz dengan sangat percaya diri terjun bebas dari lantai atas. Apakah yang akan terjadi?.

Next.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!