...***...
Staz masih bingung dengan apa yang telah terjadi sebenarnya. Karena merasa panik ia tadi hampir saja ngelag, Otaknya agak sedikit kusut ketika ia melihat keadaan gadis manusia itu.
"Bos?." Deku malah melihat ke arah Staz yang masih mencoba memikirkan apa yang telah terjadi.
"Tunggu, tunggu bentar." Sepertinya otaknya hampir saja tidak sampai ke sana memikirkan bagaimana kondisi gadis manusia itu yang sebenarnya. "Ah!. Dengan kata lain, ini maksudnya apa ya?." Staz jadi bingung sendiri dengan apa yang telah terjadi sebenarnya. "Jadi ini milik siapa?. Apakah milik orang lain?." Staz mencoba memikirkannya kemungkinan yang terjadi sebelum ia masuk ke ruangan itu. "Bukankah kau tadi mengatakan jika yamada dimakan oleh salah satu tanaman milik pemuda berambut ping sialan itu?." Staz mencoba mengingat kembali ingatannya sebelum yang masuk ke ruangan itu.
"Tapi aku rasa bukan tanaman itu yang memakannya bos." Deku agak ragu jika memang tanaman itu yang memakan Yamada.
"Tapi jika memang bukan yamada?. Lalu dia ini siapa?." Staz masih bingung.
"Apakah dia hanya memakan bajunya saja?." Deku malah berpikiran ke arah sana.
"Yang terpenting adalah, bisakah kau memberikan aku sesuatu untuk menutupi tubuhku?." Gadis manusia itu sangat ketakutan karena tubuhnya tidak ditutupi oleh apapun?.
"Benar juga, jika dipikir-pikir ini sangat aneh, ia masih hidup di sini." Staz melihat kembali ke arah kepala tengkorak itu.
"Apanya yang aneh?." Gadis manusia itu benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan kondisinya.
"Tapi entah kenapa?. Aku tidak tertarik sama sekali padamu." Staz mengamati bagaimana penampilan gadis manusia itu.
Deg!.
Perasaan gadis itu benar-benar hancur ketika mendengarkan ucapan yang menyakitkan itu dari seorang laki-laki yang baru saja menyandera dirinya.
"Sakit!. Hatiku sangat sakit sekali." Dalam hati gadis itu merasa hancur mendengarkan ucapan yang menyakitkan seperti itu.
"Kok bisa ya?." Staz malah bingung sendiri. "Padahal sebelumnya aku sangat memiliki gairah yang sangat besar untuk menghisap darahnya." Staz semakin aneh dengan dirinya sendiri.
"Oh, kalau itu sih-." Deku sepertinya menyadari sesuatu yang membuat bosnya itu tidak tertarik lagi dengan gadis manusia itu. "Manusia yang telah jatuh ke dalam dunia iblis, mereka disebut sebagai hantu. Bisa jadi itu penyebabnya bos." Jelas Deku melihat sesuatu yang berbeda dari gadis itu.
Staz sedang memikirkan apa yang telah dikatakan Deku. "Apakah memang seperti itu?." Dalam hatinya masih belum mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Deku.
"Dan di kepalanya akan muncul tanda segitiga." Deku dapat melihat ada tanda segitiga yang dilambangkan bahwa gadis manusia itu kini telah berubah menjadi hantu.
Staz kembali melihat kepala tengkorak itu. "Jadi hantu ya?." Entah kenapa ia malah sedih?. "Oh, jadi gitu ya?." Staz bahkan mengulang ucapannya. "Jadi intinya, dia sudah bukan manusia lagi, ya?." Dalam hati Staz bertanya-tanya, kemungkinan penyebab ia tidak tertarik lagi pada gadis manusia itu. "Oh, tidak. Ini masih terlalu cepat untuk menyerah." Dalam hati Staz saat itu memiliki sebuah perasaan yang berbeda ketika ia hampir saja menyerah. "Jika sudah ada jiwa dan tulang, tinggal mencari daging untuknya." Staz masih memperhatikan kepala tengkorak itu.
Staz ingat sesuatu yang mungkin bisa ia gunakan untuk membangkitkan gadis manusia itu kembali?. Apakah benar ia akan melakukan itu?.
"Bos?." Deku merasa heran dengan sikap aneh bos-nya. "Apakah kau baik-baik saja bos?." Deku sedikit cemas dengan apa yang terjadi pada bos-nya itu.
"Sudah aku putuskan." Staz mengangkat tinggi kepala tengkorak itu. Raut wajahnya terlihat sangat senang ketika berkata seperti itu. "Kau akan aku hidupkan kembali." Staz mengucapkan kalimat itu dengan sangat jelas.
"Eh?!." Deku hampir saja tidak percaya dengan apa yang ia dengar pada saat itu. "Apakah benar dia adalah bos?." Deku merasa ada yang berbeda dari bos-nya.
Sedangkan gadis manusia itu telah menutupi tubuhnya dengan kain alas tempat tidur Staz, karena ia tidak dipedulikan sama sekali oleh Staz dan Deku. "Itulah sumpah darahku." Dalam hati Staz tersenyum kecil sambil mengelus kepala tengkorak itu dengan suasana hati yang bahagia.
"Maaf?." Gadis manusia itu semakin takut?. "Bisakah aku meminjam pakaianmu?." Dengan takut-takut ia berkata seperti itu.
"Bos?. Apakah kau yakin?." Deku hanya ingin memastikan sekali lagi ucapan bos-nya.
"Tentu saja." Staz menjawabnya dengan senyuman yang sangat lebar.
"Oh?!. Gitu ya?." Sepertinya Deku tidak lagi berkomentar tentang apa yang akan dilakukan bosnya itu.
Setelah itu.
Gadis manusia itu sedang memandangi bajunya yang dijemur di teras ruangan milik Staz. Ia tidak menyangka jika bajunya dapat dicuci dengan baik seperti itu. Sambil menunggu bajunya kering, ia menatap dan melihat awan yang sangat cerah pada saat itu.
"Entah kenapa, aku tidak begitu sedih karena kematianku ini." Dalam hati gadis manusia itu mencoba memikirkan apa yang telah terjadi padanya. "Sebenarnya, apa yang membuat aku jadi seperti ini ya?." Dalam hatinya bertanya-tanya. Karena ia tidak ingat sama sekali dengan apa yang terjadi pada dirinya.
Sedangkan Staz juga telah berganti pakaian, ia terlihat sedang mengelap kepala tengkorak itu dengan sangat tenangnya. Namun apa yang telah terjadi pada saat itu?. Saat itu Staz hendak menyimpan kepala tengkorak itu ke dalam sebuah lemari?.
"Kenapa menaruh tulangku di sana?!." Gadis manusia itu sepertinya sangat tidak suka dengan apa yang telah dilakukan oleh Staz terhadap kepala tengkorak miliknya.
"Di sini tidak apa, kan?." Staz bertanya dengan santainya.
"Kepalaku bisa panas nantinya!." Gadis manusia itu masih berani membantah dengan apa yang dikatakan oleh Staz?.
"Kau tenang saja. Di ini dijamin aman." Staz sedikit jengkel.
"Lalu, apa kau punya pakaian yang lain?." Gadis manusia itu sedikit tidak nyaman dengan pakaian yang diberikan Staz padanya. "Kaos dan celananya, sepertinya terlalu-." Ucapnya agak ragu. "Terlalu terbuka." Ia ingin mengatakan?. "Jadi begitu-." Ucapannya terhenti ketika matanya melihat Staz telah melakukan kegiatan yang lain?. Apakah Staz menyimpan kepala tengkorak miliknya ke dalam lemari itu?. "Kau mengabaikan aku?!." Gadis manusia itu sangat kesal melihat Staz yang dengan santainya malah membaca sebuah manga?.
"Gunakan saja itu sampai pakaianmu kering, enggak masalah bukan?. Dasar hantu yang suka mengganggu!." Balas Staz dengan jengkelnya.
"Staz-san?." Dalam hati gadis manusia itu sangat sedih mendengarkan ucapan itu. "Ia adalah bos di daerah sekitar sini." Dalam hatinya masih ingat dengan apa yang dikatakan anak buahnya. "Tapi di mataku-." Dalam hati gadis manusia itu sedang memperhatikan bagaimana Staz yang pada saat itu.
Next halaman.
...*** ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments