CHAPTER 4

...***...

Apakah menurutmu kisahnya hanya sampai di sana saja?. Tidak, kisah ini masih berlanjut, dan kau akan melihat apa yang sedang terjadi di saat Staz sedang berdebar-debar ketika bertemu dengan gadis manusia. Saat itu ada seorang pemuda berambut ping yang sedang melakukan atraksinya dengan menggunakan tanaman aneh.

"Yoho!. Selamat datang, dan mari saksikan bersama." Dengan raut wajah yang sangat gembira ia berkata seperti itu. "Mari lihat!. Mari lihat!. Ini adalah makhluk langka yang hanya ditemui di selatan, loh!." Lanjutnya sambil memperkenalkan tanaman yang ia bawa pada saat itu.

Memang pada saat itu suasana sedang ramai, sehingga ia mendapatkan perhatian yang banyak dari orang-orang yang berada di sana. "Bisa jadi peliharaan, atau bisa jadi hiasan rumah, loh?." Pemuda berambut ping itu semakin bersemangat memperlihatkan kepada mereka semua bagaimana keunggulannya jika memiliki tanaman unik itu. Ditambah lagi tanaman itu bisa berjalan dengan sangat anggunnya di tengah-tengah keramaian.

Akan tetapi sepertinya pemuda ping itu mendapatkan teguran dari seseorang. "Wajahmu terlihat sangat asing sekali." Suara itu terdengar berat sekali.

"Eh?." Pemuda berambut ping itu sangat terkejut mendengarkan seseorang yang berkata seperti itu padanya.

Ternyata orang yang menegur pemuda berambut pink itu adalah Deku. "Siapa yang memberi kau izin membuka lapak di sini?." Dengan raut wajah yang sangat jengkel Deku memberikan pertanyaan seperti itu pada pemuda berambut pink itu.

Pemuda berambut ping itu sedikit takut, ketika melihat raut wajah Deku yang sedikit menyeramkan. "Apakah butuh izin?." Dengan takut-takut ia bertanya seperti itu.

"Jangan gelar lapak seenak pantatmu!." Deku benar-benar terbawa amarah ketika pemuda berambut ping itu bertanya seperti itu padanya. Sehingga ia berteriak dengan suara yang sangat keras untuk melampiaskan amarah yang ia rasakan. "Di sini butuh izin dari bos!. Dan itulah aturan yang ada di dunia ini!." Deku telah mengeluarkan semua amarahnya karena pemuda berambut ping itu telah berani berbuat sesuka hati di wilayah seseorang.

"Kalau begitu, aku minta maaf." Pemuda berambut pink itu merasa tidak enak sama sekali. "Tapi, apakah aku bisa bertemu dengan bos daerah ini?." Namun pada saat itu sholat matanya telah berubah, begitu juga dengan suaranya yang berbeda dari yang sebelumnya.

"Bos sedang sibuk saat ini, cobalah beberapa saat lagi." Hanya jawaban seperti itu yang dapat Deku katakan pada pemuda berambut pink itu.

"Jadi begitu ya?." Pemuda berambut pink itu sedikit kecewa mendengarkan jawaban dari Deku. Sedangkan yang lainnya hanya menyimak saja, meskipun mereka sangat tidak suka dengan apa yang telah dikatakan oleh pemuda berambut pink itu. "Jadi, tidak semudah itu untuk bertemu ya?." Lanjutnya dengan sangat kecewa?. "Apa boleh buat ya?." Pemuda berambut pink itu sepertinya sedang ingin memancing sesuatu, sehingga membuat mereka yang mendengar itu tidak nyaman sama sekali.

Ctek!.

Pemuda berambut ping itu menjentikkan tangannya, seakan-akan ia sedang memberi kode pada tumbuhan bunga aneh itu. "Kalau begitu, kenapa tidak kita paksa saja dia untuk keluar.?." Pemuda berambut pink itu terlihat sangat menyeramkan.

Akan tetapi bukan hanya itu saja yang membuat suasana seketika berubah, tanaman aneh berbentuk bunga kembang sepatu itu berubah menjadi lebih besar dari yang sebelumnya. Sepertinya pemuda berambut pink itu ingin menantang bos daerah untuk bertarung. Tentunya dengan bantuan tanaman bunga yang memperlihatkan bagaimana kekuatan yang dimilikinya, sehingga tanaman itu terlihat memiliki gigi yang sangat tajam. Tanaman yang sangat tidak biasa dari tanaman normal lainnya.

Sementara itu, Staz sendiri sedang berbincang-bincang dengan gadis manusia itu. Ia sedang menanyakan sesuatu tentang tamatnya serial yang ia tonton selama ini?.

"Serius?." Staz sangat terkejut?. Kenapa ia malah terkejut?. Apa yang membuatnya terkejut?. "Apakah benar telah terbit sebanyak itu?." Dengan perasaan yang sangat membuncah ia bertanya seperti itu.

"I-iya. Benar sekali." Jawabnya agak ragu. Lebih tepatnya ia sangat takut dengan reaksi yang berlebihan dari Staz, apalagi Staz semakin merapat ke arahnya, hingga ia terpaksa bergeser duduk.

"Bukannya tertera final di sana?. Apa maksudnya itu?. Apakah kau bisa menjelaskannya padaku?." Staz masih belum puas, ia sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh gadis manusia itu, hingga ia terus mendesak gadis itu untuk mengatakan kebenarannya.

"Tapi sepertinya belum final. Aku telah melihatnya belum final." Jawab gadis itu dengan perasaan takut.

"Ekhm." Staz memperbaiki posisi duduknya. "Oh?. Aku jadi lega mendengarnya." Entah kenapa ia sangat senang mendengarkan ucapan itu dari gadis manusia itu. Tidak aku sangka, jika aku bisa berbincang-bincang dengan manusia sepertimu." Suasana hatinya benar-benar berubah setelah mendengarkan bahwa anime kesukaannya belum tamat. "Aku tidak sabar menunggu lanjutnya." Dalam hatinya sangat berharap akan ada lanjutnya?.

"Maaf?. Apakah kita boleh gantian untuk bertanya?." Gadis manusia itu berusaha untuk memberikan dirinya untuk bertanya pada Staz.

Akan tetapi pada saat itu hp nya kembali berbunyi. "Oh!. Maaf, tunggu sebentar." Ucapnya sambil merogoh kantongnya untuk mengambil HP-nya yang berbunyi. "Apaan sih?!." Suara Staz terdengar jengkel ketika bertanya seperti itu pada seseorang yang mengganggunya?. "Ada perebutan daerah?." Sungguh ia sangat kesal, di saat yang seperti itu ia malah mendapatkan informasi yang sangat tidak ia sukai?. "Hah?. Hah?. Tanaman?. Iya." Staz semakin jengkel mendengarkan ucapan itu. "Ah!. Mustahil, aku tidak bisa ke sana sekarang." Staz semakin kesal karena Deku menghubunginya untuk menghentikan seseorang yang telah berani berbuat keonaran di daerah kekuasaannya?. "Yop!. Yop!." Hingga urat jengkelnya hampir saja putus dari tempatnya saking marahnya ia karena diganggu?. "Sudah aku bilang tidak bisa!." Teriaknya dengan suara yang sangat marah, membuat gadis manusia itu sangat terkejut mendengarkan teriakan Staz yang sedang dikuasai oleh emosi yang berlebihan. "Hah?. Yamada akan mati?. Aku bahkan tidak kenal dengannya!." Teriaknya lagi. "Oh astaga!. Aku tidak dengar apa yang kau katakan!." Teriaknya semakin marah-marah, emosinya semakin meledak-ledak. Setelah itu ia mematikan sambungan HP-nya dengan paksa.

"Fiuh." Sedangkan gadis manusia itu merasa lega melihat Staz berhenti marah-marah.

"Jadi?. Sampai di mana pembicaraan kita tadi?." Setalah agak tenang, ia malah bertanya seperti itu pada gadis manusia itu?.

"Maaf?. Aku rasa itu telpon yang sangat penting." Gadis manusia itu merasa simpati mendengarkan pembicaraan Staz.

"Ah!. Jangan terlalu memikirkan mereka." Staz mencoba mengalihkan pembicaraan itu, karena ia tidak ingin repot nantinya.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah yang akan dilakukan Staz?. Apakah ia akan membantu anak buahnya?. Simak terus ceritanya ya pembaca tercinta.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!