Perjamuan itu berjalan dengan lancar,Arkana berbicara banyak dengan Lois dan juga Rangga mengenai kerjasama mereka.
Divia dan Arkana masih dalam perjalanan pulang ke rumah purna.Terlihat Divia hanya terdiam sembari menatap fokus ke jalan.Arkana melirik Divia yang sejak tadi tidak berbicara sepatah kata pun,semenjak mereka kembali dari perjamuan.
"Are you oke?"
"Eeemmm"Divia melirik sekilas,lalu mengangguk,memberi jawaban kepada pria yang masih di pikir oleh nya bahwa pria di samping nya saat ini adalah Raka suami sah nya.
Arkana langsung membelok arah mobil,dan masuk ke dalam pekarangan rumah Purna.Sebelum tiba,Divia lebih dulu menghubungi Rani,dan saat ini Rani telah menunggu mereka di ruang tamu.
Arkana melihat Divia yang langsung turun dari mobil nya,lalu di susul oleh Arkana,melihat Divia yang sudah duluan masuk,Arkana pun tidak memanggil nya.
"Bi,kamu langsung tidur saja!"
"Baik Den"
Rani pun berlalu ke kamar nya,sebelum masuk ke kamar,Arkana lebih dulu singgah di ruangan kerja nya.
Arkana baru saja menempelkan pantat nya di kursi kerja,sebuah panggilan mengagetkan Arkana yang saat ini duduk di kursi tersebut.
[Tuan,operasi nya berjalan dengan lancar,kapan anda bisa datang untuk melihat nya,namun saat ini saudara anda masih belum siuman,efek dari pengaruh obat bius]
"Aku akan melihat nya besok,malam ini masih tidak bisa datang"
[Baik lah]
Arkana menyimpan ponsel nya di atas meja kerja,lalu mendongakkan kepala nya ke atas menatap langit-langit ruang kerja,sembari membayangkan hal besar yang akan terjadi beberapa hari ke depan.
Arkana tidak pernah mengaku jika dia menyimpan rasa suka terhadap Divia sejak mereka di bangku TK.Namun,karena sikap dingin dan cuek Arkana,membuat Divia beralih dekat dengan Raka.
Pasal nya Raka adalah pria yang sangat mudah di ajak bergaul,apalagi Raka sangat peduli dengan Divia,Raka tidak pernah mengatakan ucapan kasar kepada Divia.
Berbeda dengan Arkana,sejak TK.Dia sudah menjaga jarak dengan Divia,apalagi saat tahu Raka mencintai Divia,itu semakin membuat Arkana menjadi orang yang dingin dan cuek.Untuk menghilangkan rasa suka nya kepada Divia,wanita yang di cintai oleh saudara kembar nya,yang mustahil dapat ia miliki.
Tanpa Arkana sadari,ia sudah tertidur selama dua jam di atas kursi kerja nya.Suara dentingan jam di ruang kerja membuat Arkana terbangun.Arkana melihat jam sudah pukul 00:00.
Arkana segera bangkit dari tempat duduk nya lalu pergi menuju kamar tidur,dimana saat ini Divia sedang tidur.
Ceklek !
Arkana membuka pintu kamar,ia melihat Divia yang tertidur dengan membelakangi dirinya.Lalu,Arkana mendekat,dan melihat Divia yang sudah tertidur.
Arkana pun tidak menganggu tidur Divia,ia hanya menyentuh lembut wajah Divia,"Maafkan aku!"hanya itu yang bisa di ucap oleh Arkana,terlepas ia sudah membohongi Divia selama beberapa bulan ini.
Tinggal dalam satu atap,satu kamar,membuat Arkana semakin sulit untuk menghilangkan rasa suka nya kepada Divia,tapi setelah dua hari yang lalu ia bertemu dengan Raka.
Akhirnya ia menyadari kalau dirinya hanya peran pengganti dalam pernikahan itu.Arkana menarik kembali tangan nya saat melihat Divia yang bergerak,dan berbalik kini menghadap ke arah Arkana.
...***...
Ke esokan pagi nya. . .
Seperti biasa,setelah subuh Divia tidak tidur lagi,namun Arkana memilih untuk tidur beberapa menit.
Jam 07:20,Arkana keluar dari kamar nya dengan pakaian yang sudah rapi dan lengkap dengan jas.Setelah malam dimana Arkana pulang dalam keadaan mabuk,Divia memilih untuk mengurangi interaksi dengan Arkana,dan juga Divia hemat bicara dengan pria yang ia tahu masih berstatus suaminya.
"Den mau sarapan atau langsung pergi?"
Arkana terkesiap,saat tiba di meja makan,pertanyaan itu biasanya Divia yang bertanya,tapi kali ini malah Rani yang menanyakan itu,membuat Arkana menaikan alisnya.
"Sarapan di rumah!"Arkana langsung menarik kursi,dan ia melihat semua makanan favorit nya ada di meja makan,Arkana melirik ke arah Divia yang sibuk mengambil makanan untuk di letakkan di atas piring Arkana.
Setelah siap,Divia pergi ke dapur untuk mengambil satu box salad buah,dan juga satu botol jus nanas mix susu coklat,bahkan Divia meletakkan perasa leci di dalam nya.
"Ini untuk bekal mas nanti,sebelum siang!"ujar Divia yang duduk di kursi lain yang sedikit jauh dari Arkana.
Arkana tidak ingin bertanya,dengan begitu pun ia bisa perlahan-lahan menjauh dengan Divia,tanpa harus merasa selalu tertekan,disaat ke dua nya terlihat seperti suami pada umum nya.
Rani membawakan cumi saus tiram untuk Divia,lalu ia melirik dua majikan nya yang berdiam diri.
'Ke mereka berdua banyak diam akhir-akhir ini lagi sariawan kah?'
Setelah meletakkan piring berisi cumi saus tiram,Rani pun berlalu kembali ke dapur.
Setelah selesai sarapan,Arkana bangkit dari duduk nya."Terimakasih untuk bekal nya,aku pergi dulu.Assalamualaikum"ucap Arkana yang langsung pergi,tanpa ada cium tangan atau kecup kening.
Divia hanya terdiam,sembari menggenggam kuat sendok yang di tangan,tanpa terasa air mata menetes ke atas piring nya.
"Nyonya,anda baik-baik saja?"tanya Rani,yang melihat Divia menangis,
"Aku baik-baik saja Bi,aku ke kamar dulu"Divia pun berlalu ke kamar,meninggal 'kan makanan yang ada di atas piring,belum ia sentuh sedikit pun.
Tiba di dalam kamar,Divia teringat akan hadiah ultah beberapa hari yang lalu,yang di berikan oleh Anita,Lois dan juga Arkana,bahkan ia juga belum membuka milik dari Miranti.
Divia pun membuka satu persatu kota hadiah yang di berikan oleh mereka.
Di perusahaan Purna,Arkana sedang sibuk bekerja,lalu menerima panggilan masuk dari nomer yang tidak di kenal.Arkana langsung mematikan nya.
Namun,orang yang menelpon Arkana belum juga menyerah,sampai Arkana mengangkat panggilan itu.
"Apa anda tidak memiliki pekerjaan apapun sehingga menganggu aktivitas orang lain?"ketus Arkana dengan kesal,
[Apa aku harus menunggu waktu senggang mu untuk menghubungi kamu?]
"Mentari?"seru Arkana,
[Iya Tuan Raka,ini saya Mentari,calon adik ipar mu.Ha Ha Ha,aku hanya bercanda.Raka,aku sudah menghubungi Arkana,tapi nomer nya tidak bisa di hubungi,apa dia ganti nomer?]
"Arkana sangat sibuk di NY.Sehingga tidak punya waktu untuk hal-hal seperti ini!"
[Ayo kita ketemu,aku ingin membahas sesuatu dengan mu,Aku juga ingin mengobrol banyak dengan mu,aku baru kembali dari Inggris,masak ia kamu tidak ingin datang menemui ku?]
"Baiklah,kita bertemu di jam makan siang"
[Baik Tuan Raka!]
Panggilan pun terputus,begitu Mentari tiba di Indonesia.Mentari langsung mencari Lois untuk meminta nomer Raka,karena nomer Arkana tidak dapat di hubungi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
adning iza
mentari tuh adiky louis kah
2023-09-08
0
nuraeinieni
kayax mentari lebih cocok deh sama arkana
2023-02-12
0
🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja
semoga arkana nanti bisa sama mentari aja deh kak...mentari kan dari dulu menyukai arkana....
2023-02-12
2