Braaak!
Setelah mobil terhantam begitu jauh dari tempat kejadian,Arkana yang masih siuman dan setengah sadar,mencoba keluar dari mobil tersebut,Setelah berhasil,ia juga membantu mengeluarkan Raka dari dalam sana.
Banyak orang yang datang berlari ke arah mereka,untuk menolong mereka.Setelah ke dua nya berhasil di selamat 'kan mobil tersebut pun mengeluarkan bensin dan terbakar seketika itu di depan Arkana dan Raka.
Arkana langsung memeluk Raka dengan erat.
"Arka..."lirih Raka,Arkana langsung melihat ke arah Raka,yang wajah nya sudah di lumuri dengan darah.
"Kamu pasti bertahan,tunggu sebentar lagi ambulance akan tiba,Kita akan kerumah sakit"
Arkana begitu khawatir dengan kondisi Raka,meskipun ia sendiri juga terluka.
"Arka..."lirik nya lagi,Arkana memegang tangan Raka,lalu ia mendekatkan telinga nya kepada Raka,dan Arkana terkejut mendengar bisikan Raka.
"Menikahlah dengan Divia,jadi lah aku di hari pernikahan mu dengan Divia.Dengan keadaan ku begini,mungkin aku tidak akan bertahan,gantilah peran ku untuk sementara waktu!"
Bagaikan disambar petir di siang bolong.Arkana melepaskan genggaman tangan Raka,saat Pria itu di bawa masuk ke dalam mobil ambulance.
Drrt..Drrt...Drrt...
Getaran ponsel yang ada di atas nakas membangunkan Arkana dari pingsan nya.
"Eeemmm"Arkana sedikit menggeliat sebelum ia menyadari ada Divia yang berjaga semalaman tertidur di sisi ranjang nya.
Arkana meraih ponsel yang ada di nakas,lalu ia melihat panggilan dari dokter Metti.
"Iya dok!"
[Dokter yang melakukan operasi untuk saudara Tuan,telah tiba!]
"Jika bisa lakukan hari ini,dan pastikan semua nya baik-baik saja,aku akan datang besok untuk melihat nya!"
[Baik!]
Panggilan terputus,seseorang yang tidur di sisi ranjang pun terbangun dan mendapati Arkana yang sudah bangun.
"Mas,kamu sudah bangun?"tanya Divia,dengan raut wajah yang panik.
"Aku akan pergi mandi!"Arkana bangkit dari ranjang nya,dan memegang kepala yang masih terasa pusing.
'Entah berapa botol habis semalam'ia pun berjalan ke arah kamar mandi.
Divia hanya menatap punggung sang suami yang berjalan ke arah kamar mandi.Sampai pintu itu tertutup ia pun masih bengong di tempat nya.
'Aku harap operasi Raka berjalan dengan lancar,dan aku pun bisa kembali pada peran ku sendiri.Aku lelah harus menjadi orang lain terus,aku belum pernah menikmati peran ku dengan baik selama ini,Raka cepat lah kembali!'
Air yang jatuh dari shower mulai membasahi tubuh kekar Arkana,yang sering di latih saat ia tinggal di Inggris.Kalau mereka dapat melihat nya lebih jelas,fisik Raka dan Arkana saat berbeda.
Setengah jam telah berlalu,Arkana keluar dari kamar,lalu melihat Divia yang sedang menyiapkan sarapan untuk Arkana.
"Mas,enggak sarapan dulu?"
"Sudah terlambat,aku pergi dulu.Malam ini ada acara pertemuan dengan Tuan Rangga,aku sudah meminta Tante Anita untuk mengirim gaun kepada mu,bersiaplah aku akan menjemput mu setelah magrib!"
"Tapi Mas..."
Arkana telah berlalu ke pintu utama,sekali lagi Divia terlihat bingung dengan perubahan sikap sang suami.
Tiba di kantor Purna,Arkana langsung masuk ke dalam ruangan nya,dan duduk di kursi kerja.
Tok ! Tok ! Tok !
"Masuk!"
Anita datang membawakan file yang di minta oleh Arkana untuk nanti malam,dan Anita meletakkan nya di depan Arkana.
"Tante,gaun yang aku pesan sudah di kirim ke rumah?"
"Sudah Pak.Hari ini tidak ada jadwal meeting hanya ada perjamuan di gedung Tuan Rangga!"
"Terimakasih,aku sudah mengerti"
"Saya permisi Pak!"
"Eeemmm"
Anita langsung pergi,Arkana terlihat bersikap seperti sebelum nya,cuek dan dingin,sehingga membuat Anita sedikit terkejut dengan perubahan sikap Arkana,yang ia tahu sebelumnya jika Arkana adalah Raka.
Setelah sholat magrib di kantor,bahkan Arkana juga mandi disana,dan berganti pakaian di dalam kamar yang terdapat di dalam ruangan Ceo.
Arkana melihat seisi gedung sudah sepi,dan semua karyawan telah pulang,hanya ada satpam yang berjaga di depan lobi.
"Pak,tolong di kunci kembali ya!"
"Baik Tuan!"
Arkana pun segera berjalan ke arah tempat parkir,dan masuk ke dalam mobil nya.Masih melihat jam di tangan nya,untuk memastikan jika dia tidak akan telat untuk datang ke perjamuan.
Sebuah mobil BMW bewarna hitam keluar dari tempat parkiran,dan Satpam segera menutup gerbang perusahaan setelah Arkana pergi meninggalkan tempat itu.
Arkana dalam perjalanan menuju rumah nya untuk menjemput Divia yang mungkin sudah menunggu nya di rumah.
Tit...Tit...
Arkana sengaja membunyikan klakson agar Divia segera keluar,jadi Arkana tidak harus menunggu lama.
Ceklek !
"Maaf Mas,tadi aku menunggu Rani selesai sholat untuk menitip kunci rumah!"ujar Divia yang langsung duduk di sebelah Arkana,pria ini menatap sekilas,lalu segera mengangguk 'kan kepala nya.
"Eeemmm"tanpa menoleh ke arah Divia lagi,Arkana pun segera melakukan mobil nya.
Sikap dingin yang saat ini di tunjukan oleh Arkana membuat Divia semakin bertanya-tanya,apa lagi kesalahan nya kali ini sehingga Raka(Arkana) mulai bersikap dingin kepada nya sama seperti saat mereka baru menikah.
Arkana kembali pada mood awal,cuek dan dingin,karena ia pun harus sadar tidak boleh membawa perasaan dalam peran pengganti ini.
Tiba di sebuah gedung pencakar langit,dan banyak pengawal yang berjaga di luar gedung.Namun,tempat itu cukup tertutup hanya orang yang mendapat undangan yang bisa masuk.
Tanpa membuka pintu untuk Divia,Arkana langsung berjalan ke arah lift,saat ini mereka sedang berada di parkiran lantai bawah tanah.Divia segera turun sendiri,dan mempercepat 'kan langkah nya saat melihat pintu lift telah terbuka.
Arkana berdiri dengan tegak di samping Divia,ke dua tangan nya di masukan ke dalam saku celana,tidak seperti biasanya,bahkan Arkana tidak menggandengkan tangan Divia.
Setelan pintu lift terbuka,tiba di lantai dimana acara itu di mulai.Seorang pengawal meminta mereka untuk menunjukkan undangan kepada pengawal,dan Arkana langsung mengeluarkan ponsel nya,setelah melihat card di layar ponsel Arkana,pengawal itu mempersilahkan Arkana masuk.
Namun,melarang Divia untuk ikut serta,
"Dia pasangan ku,biarkan dia ikut masuk!"tukas Arkana,
"Maaf Tuan"
Divia pun mengikuti Arkana untuk masuk,sikap Arkana membuat Divia tidak nyaman.Bahkan,ia ingin sekali pergi saat itu juga.
"Hallo,Tuan Rangga.Selamat atas proyek baru anda!"seru Arkana yang mengulurkan tangan nya ke arah Rangga,
"Terimakasih!"jawab Rangga,ke dua nya saling berjabat tangan,ada Tania di samping Rangga,dan Divia di samping Arkana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Dyah Oktina
hah... kasihan arka... selalu dilema untuk menjadi dirinya sendiri... mau mengaku tp inget amanah raka... kpn arka bahagia thor...
2023-07-16
0
Muhammad Faraj Mubarroq
kasian bget si arka.,
2023-02-11
0
dzaweel_hubb
ap kurang cukup y kk,, pengorbanan arka dr kcil,,
Kya GG sukaaa gtuu ,,Raka terllu egois..cuma mikirin Dy doank ..
2023-02-11
0