Rumah sakit Purna

Sekitar jam 07:00 pagi,Raka merasa kepala nya sedikit pusing saat ia terbangun.Raka mulai mengucek mata nya lalu melihat Divia yang tidur di samping ranjang nya.

Raka mengusap kepala Divia yang tidur di samping dirinya,sudah menjaga dan menunggu dirinya sejak tadi malam.

"Heeemmm"Divia menggeliat,saat kepala nya di sentuh oleh Raka.Lalu,ia terkejut dan segera menatap Raka yang sudah bangun.

"Mas,kamu sudah bangun?"

"Apa yang terjadi? kenapa aku disini?"Raka tahu,saat ini dirinya sedang berada di rumah sakit purna,dan itu tentu saja membuat ia sedikit merasa khawatir.

"Semalam mas pingsan,dan seluruh tubuh mas terdapat lembab merah,aku takut mas keracunan,jadi aku membawa nya kemari!"tukas Divia,

"Tapi,aku sudah enggak apa-apa,ayo kita pulang!"ajak Raka,Divia melirik ke arah infus yang masih tersisa.

"Tunggu aku panggilkan dokter,apa mas sudah boleh pulang atau belum!"

"Eeemmm.Katakan,aku banyak pekerjaan di kantor yang tidak bisa ku tinggalkan!"

"Iya mas!"Divia pun keluar,Raka berusaha untuk duduk dia tidak ingin berlama-lama di rumah sakit,karena tidak ingin Divia bertemu dengan saudara kembar nya yang saat ini juga di rawat di rumah sakit Purna sebagai pasien rawat inap.

Di luar ruangan,Divia berusaha mencari ruangan dokter yang semalam merawat Raka.

"Permisi sus,dimana ruangan dokter Metti?"

"Dokter Metti ruangan nya paling ujung,lihat saja ruangan yang baru,itu ruangan nya!"

"Terimakasih!"

Divia pun pergi menemui dokter Metti,dan kini berada tepat di depan ruangan dokter Metti.

Tok ! Tok ! Tok !

"Masuk!"

Ceklek !

"Silahkan duduk!"

"Terimakasih dok!"

Divia menarik kursi yang ada di depan meja dokter Metti.Lalu,duduk di depan wanita itu.

"Dok,suami saya meminta pulang hari ini,apa bisa?"

"Pak Raka bisa pulang hari ini,tapi tolong untuk sementara jangan biarkan dia memakan,makanan yang dapat memicu alergi nya jika tidak itu bisa membuat nyawa nya dalam bahaya.Tolong perhatikan sejenis makanan yang tidak bisa dia makan,atau alergi terhadap beberapa jenis makanan lain nya!"

"Suami saya alergi makanan?"ulang Divia yang terkejut,pasalnya Raka tidak pernah memberitahu dirinya kalau dia alergi sama makanan.

"Iya.Dia alergi dengan sup ayam,jamur dan juga beberapa sayuran hijau seperti kangkung,brokoli dan juga bayam dia tidak bisa memakan nya!"pungkas dokter Metti memberikan riwayat pemeriksaan kesehatan Raka kepada Divia,wanita ini langsung mengambil dan melihat nya.

"Heeeemm"Divia menghela berat nafas nya saat melihat hasil yang di berikan dokter Metti kepada nya.

"Baik dok,saya mengerti,saya akan lebih memperhatikan suami saya lagi,terimakasih untuk bantuan nya semalam.Dan sekali lagi saya ingin membawa nya pulang bisa kah,anda membantu saya untuk mengurus kepulangan nya?"

"Tentu bisa,silahkan!"

Divia pun bangkit dari tempat duduk nya,lalu segera keluar dan menemui Raka di ruangan inap nya.

Begitu pintu terbuka,Divia tidak menemukan ada nya Raka disana,tentu saja itu membuat Divia panik,dan berusaha untuk mencari nya.

Divia sudah mencari di kamar mandi,namun ia tidak menemukan adanya Raka disana.

"Mas Raka ini kemana sih?"gumam Divia yang segera keluar untuk mencari di luar ruangan.

Ceklek !

"Mas!"seru Divia saat melihat Raka yang sudah berada di depan ruangan nya.

"Mas kemana aja sih,bikin panik aja!"keluh Divia yang cemberut.

"Maaf,aku sudah membuat mu panik,aku tidak akan menyusahkan mu lagi,maaf 'kan aku!"Raka menyentuh wajah Divia,lalu Divia segera memeluk Raka dengan erat.

"Jangan tinggalkan aku,jangan hilang tiba-tiba,ayo kita pulang aku sudah meminta dokter Metti untuk mengurus nya"Divia melepas pelukan Raka.

Raka melirik ke arah sisi rumah sakit,ada seseorang yang sedang memperhatikan nya.Tentu saja orang itu adalah Arkana kembaran Raka.

"Ayo kita pulang!"Raka segera membawa Divia pergi dari sana,sebelum Divia sadar akan kehadiran Arkana disana.Divia memeluk lengan Raka,sembari kedua nya berjalan menelusuri lorong rumah sakit,sebelum mereka jauh,Raka sempat menoleh ke belakang dan melihat Arkana menatap ke arah mereka berdua.

'Maaf...!'batin Raka,yang kini memegang tangan Divia yang memeluk lengan nya.

* * *

Raka bersandar di tempat tidur nya,dengan laptop yang ada di pangkuan nya.Lalu,Divia yang baru saja kembali dari luar kamar segera menghampiri sang suami yang masih kerja.

"Sudah cukup mas.Kamu masih sakit,ayo kita istirahat!"Divia segera menyimpan laptop yang ada di atas pangkuan Raka ke atas nakas.

"Tapi Div.."

"Sssttt! jangan membantah Pak suami!"ucap Divia dengan senyuman yang terukir di bibir cantik nya,membuat Raka tersenyum dan itu bahkan membuat nya tergoda,sebagai lelaki normal.

"Sekarang tidur ya!"Divia membantu membaringkan tubuh Raka,lalu menyelimuti sang suami.Disaat Divia akan pergi,Raka menarik tangan nya.

"Kamu mau kemana? ayo tidur!"ajak Raka,Divia tersenyum,lalu naik ke atas ranjang,dan berbaring disisi Raka sembari memeluk suami nya.

Ke esokan pagi nya...

Masih seperti biasa nya,Raka dan Divia menikmati sarapan bersama,hari ini adalah hari ulang tahun Divia,Raka sengaja tidak mengucapkan nya,ia memilih untuk mengucapkan nya nanti.

"Mas,tanggal berapa hari ini?"

"Eeemmm tanggal lima belas!"jawab Raka,yang kini segera berdiri dari tempat duduk nya.

"Sayang maaf,aku harus pergi,ada meeting pagi ini,klien ku dari luar negeri tiba disini!"tanpa menunggu Divia mengantar nya ke depan,Raka langsung berjalan ke arah pintu depan.

"Mas!"panggil Divia,tapi Raka tidak menggubris nya.Divia tahu,ia belum bersalaman dengan Raka,dan suami nya sudah pergi begitu saja.

Di dalam mobil,Raka mengambil ponsel nya,lalu menghubungi Lois.

[Iya ]

"Bagaimana ? malam ini aku ingin membawa Divia untuk makan malam,kau sudah mengatur semua nya?"

[Sudah,datang lah jam 20:00.Jangan telat!]

"Oke!"

Panggilan terputus,Raka segera menambah kecepatan mobil nya agar segera sampai di perusahaan.

Tiba di purna. . .

Raka melihat Anita yang sedang berbicara dengan resepsionis.

"Tante,segera hubungi klien kita hari ini,minta mereka untuk memajukan meeting hari ini,karena malam ini aku tidak bisa pergi!"

"Baik Pak,aku akan menghubungi klien kita,Pak jam 16:10,bisa?"

"Bisa Tante!"

"Oke!"

Raka pun bergegas menuju ke ruangan nya,dan meminta beberapa staf untuk membawakan nya berkas yang ingin ia tanda tangan.

Tangan tak berhenti berjalan di atas berkas-berkas yang ada di atas meja.Begitu pula dengan mata yang terus melirik kiri dan kanan,untuk memastikan kalau semua itu sudah benar dan jelas.

Terpopuler

Comments

Tia Mutia

Tia Mutia

jd bingung bacany

2023-02-10

1

Arda Pratama

Arda Pratama

kak kok jelasin keadaan arkana dong kak tor jd penasaran nih tentang arkananya

2023-02-08

0

🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja

🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja

apa mereka sdh berganti posisi lagi?

2023-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!