Setelah selesai mandi,Raka mendapati Divia sudah tertidur,ia pun segera naik ke atas ranjang,dan tidur di sebelah Divia,dengan membalikkan tubuh nya membelakangi Divia.
Klik!
Raka mematikan lampu tidur,ia pun memejamkan mata nya.Karena ia sendiri merasa cukup lelah hari ini,ia disibukan dengan berbagai macam berkas,dan di lelah 'kan dengan banyak rapat di luar perusahaan Purna.
Di sisi lain,ada Divia yang belum tertidur,tadi ia sengaja memejamkan mata nya untuk melihat reaksi Raka terhadap dirinya.Namun,hal itu justru membuat Divia bersedih,dan ia menangis sepanjang malam.
Divia takut,jika cinta Raka mulai memudar terhadap dirinya,ini ada tahun ke enam perjalanan cinta mereka,tapi malah terlihat tidak harmonis.
Divia merindukan cinta yang dulu,dimana Raka tidak bisa tidur jika Divia belum tertidur,ia rela menelpon semalaman untuk memastikan jika Divia sudah tidur.
Bahkan Raka tidak akan tenang sebelum memastikan keadaan Divia baik-baik saja disaat ia akan pergi ke mana pun,selalu memberikan kecupan manis di kening saat Raka akan meninggalkan nya.
Raka sadar,jika Divia belum tidur,karena ia mendengar suara isak tangis dari istri nya itu.Raka mengepalkan tangan nya,ia merasa sakit saat mendengar suara tangisan Divia begitu pilu.
'Maaf Div,Maaf!'Raka tetap bersikukuh untuk tidak membangunkan Divia lagi,atau bertanya kepada nya apa yang membuat ia menangis.
Ke esokan pagi nya. . .
Divia sudah bangun terlebih dulu,bahkan ia sudah menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan Raka sang suami.
Raka yang baru bangun tidur,tidak mendapati ada nya Divia di dalam kamar,seperti biasa Divia akan mencoba membangunkan nya,tapi hari ini Divia tidak melakukan itu.
Raka segera turun dari ranjang,dan membersihkan diri,lalu bersiap-siap untuk pergi kerja.
Di ruang tamu,Divia sudah selesai menata segala menu di atas meja.Mendengar suara pintu kamar terbuka,Divia menoleh ia melihat Raka yang sudah selesai berpakaian dan sudah rapi.
"Pagi mas!"sapa Divia,seperti biasa seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
"Pagi Div!"Raka tersenyum,Divia hanya tersenyum kecut,lalu mengambil makanan untuk Raka.
"Sedikit saja,hari ini aku ada makan siang dengan klien ku!"ujar Raka,
"Eeemm!"Divia hanya mengangguk,lalu segera duduk di kursi nya.
"Hari ini Aku ingin berbelanja,semua keperluan di dapur telah habis,aku sekalian ingin membeli keperluan kamar.Ada yang ingin mas butuh 'kan?"
"Tidak,aku tidak membutuhkan apapun"Raka mengambil dompet nya,lalu mengeluarkan kartu ATM milik nya,Raka menyodorkan kartu tersebut kepada Divia.
"Puaskan dirimu,beli lah apa yang kamu suka,jangan sungkan-sungkan,semua nya milik mu!"tukas Raka,yang tersenyum ke arah Divia,sekali lagi Divia dapat melihat Raka yang dulu yang duduk di depan nya.
"Mas,terimakasih!"Divia memegang tangan Raka cukup lama,itu membuat Raka terkejut,saat Divia tiba-tiba memegang tangan nya.
"Sama-sama!"sekali lagi Raka tersenyum kepada Divia,dan mereka langsung mengabiskan sarapan yang sudah di anggurin di atas piring sejak tadi.
Seperti biasa,Divia selalu mengantar suami nya untuk berangkat kerja,sampai ke pintu depan.
"Hati-hati mas!"
"Iya,Kamu juga hati-hati,ajak lah Rani untuk menemani mu bersama!"
"Iya mas!"
Meskipun mobil Raka sudah meninggalkan rumah,Divia masih dengan senang hati melambaikan tangan nya ke arah bayangan mobil Raka.
Tiba di dalam,Divia tidak melihat adanya Rani di dapur,ia pun segera mencari nya di ruang laundry.
"Oh,disini ternyata!"
"Loh,Nyonya cari saya?"
"Iya,aku Bi kita pergi berbelanja!"
"Iya Nyonya,tunggu sebentar,Bibi mandi dulu"
"Iya,aku pun sama!"Divia dan Rani segera pergi menuju kamar masing-masing.
* * *
Anita sudah bersama dengan Raka di sebuah restoran yang ada di mall Jakarta.
"Tante,apa benar hari ini rapat nya,kenapa mereka belum tiba!"
"Iya hari ini,harusnya sih sudah sampai"
"Kita tunggu sepuluh menit lagi!"
Anita dan Raka pun menunggu Klien mereka sepuluh menit lagi,karena Raka sendiri masih ada rapat di tempat lain.Hari ini jadwal Raka begitu padat.
"Ma-Maaf,saya datang terlambat!"ucap Lois,
"Lois!"
"Arkana!"teriak Lois,tentu saja itu membuat Raka tertawa.
"Gue Raka,bukan Arkana!"
"Iya kalau pakai pakaian begini mengingatkan Gue sama Adik Lo Arkana.Apa kabar dia sekarang?"
"Baik,Arkana baik.Saat ini ia ada di Inggris !"
"Inggris? bukan kah sekolah sudah selesai?"
"Sudah,Arkana mengambil jurusan tutor untuk murid tahun baru,dan ia sangat sibuk!"
"Pantesan,nomer Wa nya tidak pernah aktif lagi!"
"Biasa sibuk"sahut Raka,lalu ia memesan minuman dan makan siang.
Anita pun memberikan berkas kontrak kepada Lois,saat ini Lois mengantikan posisi Aldo yang sudah pensiun.
Raka terus saja memperhatikan Lois,pria ini sudah banyak berubah,yang tidak berubah adalah penampilan nya selalu terlihat keren dan tampan.
"Terimakasih atas kerja sama nya!"Lois berjabat tangan dengan Anita dan Raka.
"Eh,Raka Lo 'kan sudah nikah ya,maaf ya Gue enggak bisa datang,hari itu Gue lagi ikut tugas keluar negeri!"
"Iya tidak apa-apa.Bagaimana kabar Tante dan Km Aldo?"
"Mereka baik,sedang menikmati masa tua,saat nya yang muda bekerja!"pungkas Lois.
"Kalau seandainya Papa mama masih ada juga pasti sedang menikmati masa tua nya!"
"Yang sabar,yang hidup semua nya akan kembali kepada Nya!"
"Benar,oh ya Lois,Aku harus segera pergi,masih ada rapat ku di perusahaan lain!"
"Kamu masih sibuk seperti dulu,tidak heran Purna semakin meroket!"
"Kamu bisa aja,Andara juga tidak pernah tertinggal jauh!"
"Hampir,apalagi saat Nenek dan Kakek sakit,kami semua sempat di buat stres dengan pendapatan Andara yang anjlok"
"Tapi aku dengar,semenjak kamu ambil alih,Andara meroket"
"Alhamdulillah!"
"Lois,sampai bertemu lagi di acara pesta proyek baru kita!"
"Iya benar,sampai jumlah satu Minggu lagi"Raka dan Anita pun berpamitan sama Lois.
Di dalam mobil,Anita mengambil posisi kemudi.
"Tuan Lois,sangat mirip dengan Pak Aldo,dari cara ia berbicara,tidak heran dulu ,Pak Aldo dan Pak Satria berteman sangat dekat.Hari ini aku melihat kedekatan kalian berdua seperti melihat kedekatan Pak Aldo dan Pak Satria!"ungkap Anita,
"Maaf Raka, Tante terlalu hanyut dalam ingatan masa lalu"Anita menyeka air mata nya,lalu ia menyalakan mesin mobil.
"Tidak apa -apa Tante,aku kita pergi ke rapat lain, biar hari ini tidak perlu lembur!"
"Siap bos!"Anita pun melajukan mobil nya meninggalkan tempat parkiran.
Drrt...Drrt...Drtt..
Ponsel Raka bergetar,Divia menelpon.
"Hallo,iya Divia?"
[Mas,kamu ganti kata sandi ATM mu ya? kok enggak bisa?]
"Enggak aah,masih yang lama,coba lagi!"
Divia pun menyuruh tukang kasir untuk menekan pin ATM tersebut sekali lagi.Setelah mendengar pin yang di sebut Divia Raka baru mengingat nya.
"Maaf,Aku sudah mengantikan pin nya satu hari yang lalu,ada perbaikan dokumen di perusaan!"
[Jadi,apa pin nya sekarang mas!]
"Tanggal lahir mu,kamu pasti ingat 'kan tanggal lahir mu!"
[Ingat dong,yasudah aku bayar dulu ya mas.Terimakasih!]
Panggilan pun terputus,Raka menyimpan kembali ponsel nya.
"Huufff!"Raka membuang kasar nafas nya.
"Capek ya pak? begitu lah rumah tangga,Bapak akan lebih capek saat kalian akan di repot 'kan dengan kehadiran baby.Tapi,itu bisa membuat lelah mu menjadi semangat kembali saat melihat tawa baby di rumah!"
Raka hanya mengangguk,sembari tersenyum,mendengar ocehan Anita yang sudah banyak berpengalaman akan hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Andi Fitri
meraka mgkin kembar dia yg gantikan arkana.
2023-10-03
0
adning iza
mungkinkah betukar peran
2023-09-06
0
Ratna
mana ada kakak ipar, dlm islam siapa yang mengucapkan ijab qabul, dialah suaminya
2023-05-04
0