Miranti berkunjung

Raka dan Divia sedang sarapan pagi,ke dua nya terlihat sangat menikmati hidangan tersebut.

Ting..Tong..

"Seperti nya ada yang datang?"Divia melirik ke arah Raka,

"Biar saya yang membuka pintu.Nyonya sarapan saja dulu"seru Rani,saat melihat Divia akan bangkit dari tempat duduk nya.

"Terimakasih Bi!"Rani pun duduk kembali,lalu melirik Raka yang tak bergeming saat senang sarapan,lalu Divia menawarkan salad buah untuk di bawakan Raka ke kantor.

"Mas,mau membawa ini,aku ada banyak di kulkas?"

"Eemmm boleh,beri satu kotak aku akan memakan nya saat siang nanti!"

"Baik.Tunggu sebentar!"Divia pun bangkit dari tempat duduk nya lalu berjalan ke arah dapur,Raka memperhatikan sang istri yang sudah pergi meninggalkan meja makan.

"Tuan,Ibu mertua Anda disini"seru Rani,mengantar Miranti ke ruang makan.

"Mama duduk lah!"tukas Raka,yang segera berdiri karena sudah selesai sarapan.

"Dimana Divia?"tanya Miranti,setelah tidak melihat ada anak nya di meja makan.

"Mama aku disini"sahut Divia membawakan cemilan untuk Raka.Divia memeluk sang ibu,melepaskan kerinduan mereka yang sudah lama tidak bertemu setelah menikah.

"Aku akan pergi ke kantor,terimakasih untuk salad nya!"setelah memberikan nya kepada Raka,Divia mencium punggung tangan Raka,dan Raka mencium punggung tangan ibu mertua nya.Miranti tersenyum melihat keharmonisan rumah tangga anaknya.

Setelah mengantar Raka ke depan,Divia masuk lagi,dan menemui ibu nya di meja makan.

"Mama sudah sarapan?"

"Udah,tadi sebelum pergi mama makan dulu,ini mampir mampir karena sekalian pergi belanja bulanan!"tukas Miranti,

"Mama enggak mau nginap satu malam gitu?"

"Enggak lah,mama enggak mau ganggu pengantin baru,apa kalian enggak sepi tinggal di rumah sebesar ini?"tanya Miranti,

"Bosan sih mah,sepi lagi!"sahut Divia yang kini makan salad buah milik nya yang tersisa.

"Biar enggak sepi buruan punya anak,biar ada kesibukan mu dan Raka,jadi kamu enggak akan bosan kalau suami mu pergi kerja!"

Divia tersenyum kecut mendengar ucapan sang ibu.

"Mama pikir punya anak itu gampang apa,'kan perlu rencana juga ma,kita ini udah siap apa belum,kalau terlalu memaksa takut nya anak nanti enggak ke urus!"

"Mama mau tanya,kalian setelah menikah pisah satu bulan,terus apa kalian sudah melewati malam pertama?"tanya Miranti yang cukup penasaran,Divia tidak langsung menjawab,karena soal itu ia tidak ingin orang lain tahu.

"Mama makan lah ini,salad nya enak!"Divia mengalihkan pembicaraan itu,Miranti menyadari kalau ada sesuatu yang enggak beres sama Anak dan menantu nya.

"Divia!"panggil Miranti,

"Ma,soal itu tidak perlu aku bercerita sama Mama,selama aku dan Mas Raka,hidup bahagia aku sudah cukup,soal anak bisa aja kami belum siap!"Divia berdiri lalu membantu Rani membereskan meja makan.

"Mama tau,tapi kamu juga tidak boleh menunda nya terlalu lama,Mama juga ingin melihat cucu mama,sebelum mama pergi!"

"Mama,apa yang kamu katakan,bukan kah,saat ini masih ada aku,mari kita nikmati dulu masa-masa ini ma,soal anak aku akan pikirkan nanti!"

"Pokonya saran mama,jangan di tunda lebih lama,atau kamu tidak akan punya anak selama nya!"

"Mama,apa yang mama katakan,aku tidak menunda nya!"

"Mama harap begitu!"

Divia memberikan mangkuk salad yang kosong kepada Rani.

"Div,mama pamit dulu,mama harus segera pulang,takut ikan mama nanti busuk!"

"Eeemm hati-hati ma,lain kali datang lah lagi dan harus menginap!"

"Iya sayang,mama pulang dulu"Miranti pun pergi meninggalkan rumah purna.Setelah ibu nya pergi,Divia membantu Rani menyiapkan makan siang dan makan malam.

"Bi,ini simpan saja,kita panaskan untuk nanti malam"

"Baik Nyonya!"terlihat Divia begitu senang membantu Rani memasak di dapur.

Di perusahaan Purna. . .

Raka baru saja keluar dari ruang meeting bersama dengan Anita.

"Tante,mana berkas yang mau aku periksa?"tanya Raka,

"Ini Pak,silahkan !"

"Panggil Raka saja,kita sudah seperti keluarga!"ujar Raka yang tersenyum.Anita adalah karyawan senior dan bentar lagi akan pensiun.

Raka membawa berkas tersebut ke dalam ruangan nya,lalu ia mulai memeriksa satu persatu berkas tersebut.

Dua jam berlalu,Raka merasa pundak nya mulai pegal,dan ia pun berhenti,dan merebahkan kepala nya sebentar.

Tut..Tut..Tut..

Terdengar panggilan yang belum terhubung.

[Iya Tuan]

"Bagaimana ?"

[Kondisi Tuan Arkana sudah membaik Tuan,semenjak dari siuman,orang pertama yang ia cari adalah anda,hari ini ia menanyakan Anda lagi]

"Katakan padanya aku akan melihat nya nanti,hari ini masih banyak pekerjaan yang belum ku selesaikan!"

[Baik Tuan]panggilan pun terputus.

Raka menyimpan kembali ponsel nya,lalu ia melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.

Jam 23:14 malam. . .

Raka pulang begitu terlambat,setelah menyimpan mobil di garasi,ia segera berjalan ke arah pintu masuk,dan mengambil kunci cadangan di saku celana nya.

Ceklek !

Raka segera masuk,seluruh lampu sudah di matikan dan terlihat sedikit gelap.Disaat Raka akan menaiki kaki di tangga,ia menoleh ke arah sofa ruang tamu,ia melihat Divia yang tertidur disana.

Raka pun segera menghampiri Divia dan ia tidak berniat untuk membangunkan nya.

"Divia pasti lelah menunggu ku pulang.Maaf ya Divia,aku membuat mu khawatir!"Raka menyentuh lembut wajah Divia,dan Wanita itu menggeliat,Raka segera menarik kembali tangan nya.

Melihat Divia yang belum bangun,Raka langsung mengendong nya ke kamar.

Tiba di kamar,Raka membaringkan tubuh Divia secara perlahan agar tidak membangunkan nya.

"Mas,kamu pulang?"tanya Divia,

"Maaf aku sudah membangun 'kan mu"

"Tidak apa-apa,aku akan menyiapkan air mandi untuk mu mas!"disaat Divia mau turun dari ranjang,Raka melarang nya.

"Kamu tidur aja,aku bisa sendiri,kamu 'kan sudah capek seharian!"Raka mengusap kepala Divia,ia menatap netra wanita yang sangat di cintai nya.

"Maaf,aku menyusahkan mu!"lirih Divia,

"Tidak,kamu tidak menyusahkan ku,malah aku yang sering merepotkan mu,maaf 'kan aku!"

"Kita adalah pasangan,suka dan duka harus berbagi!"ujar Divia yang kini menyentuh pipi Raka,Divia menuntun wajah nya agar lebih dekat dengan wajah Raka,begitu juga dengan Raka,kedua nya larut dalam suasana,dan cahaya lampu yang sedikit remang-remang.

"Eemmm,Divia aku harus mandi lebih dulu!"Raka langsung bangkit dari jongkok nya,lalu pergi ke kamar mandi,meninggalkan Divia di atas ranjang dalam keadaan bingung.

Terpopuler

Comments

Andi Fitri

Andi Fitri

apa kh dia suami pengganti sementara krn arkana sakit..msh teka teki..lanjut lah

2023-10-03

0

Dyah Oktina

Dyah Oktina

iya...thor... sama dugaanku dgn pembacamu yg lain... kla mereka bertukar posisi.. wah.. kacau2 kla mereka bersentuhan

2023-07-16

0

Neulis Saja

Neulis Saja

ah ini mah kayanya Arkana dan Raka lagi sakit di NY kalau ada dusta maka selanjutnya akan ada dusta yg lain ehm bgmn kalau terjadi hub intim yg bukan mahrom ?

2023-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!