Berziarah

Tepat hari ini,sudah tiga bulan Satria pergi,dan sudah empat bulan Azizah pergi meninggalkan dua anak nya dan seorang menantu.

Divia,Rani dan Raka pun turun dari dalam mobil,dengan membawa air dan keranjang bunga.

Mereka bertiga duduk di tengah-tengah makam Azizah dan Satria.Mereka bertiga berdoa di depan pusara orang tua Raka.

Setelah berdoa,Divia dan Rani menaburkan bunga di atas makam tersebut.

'Ma,hari ini aku datang dengan wanita yang selama ini ku cintai,restui kami ma,maaf aku tidak bisa datang bersama dengan saudara kembar Ku,aku meminta maaf telah gagal menjaga dan melindungi nya,sehingga membuat ia harus berbaring di ranjang rumah sakit!'Raka mengusap batu nisan milik Azizah,lalu ia mencium ke dua batu nisan yang ada di sebelah kanan dan kiri nya.

Tak terasa air mata Raka menetes,ia segera menyeka nya dan menutupi itu dengan kaca mata nya.Setelah menabur bunga,mereka pun segera pergi meninggalkan tempat tersebut.

Menutupi kesedihan itu tidak lah mudah,apalagi di depan orang yang kita sayangi,ingin sekali kita mencurahkan semua duka kita.Namun,sadar diri sudah dewasa dan sudah menjadi seorang suami,akan malu jika menangis di pelukan wanita biarpun itu istri sendiri,rasa nya masih belum terbiasa.

* * *

Tiba di depan rumah Purna,Rani dan Divia segera turun.

"Aku langsung ke kantor,hari ini aku lembur mungkin akan pulang telat!"ujar Raka,

"Baik Mas,hati-hati di jalan!"

"Iya.Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Raka pun memutarkan arah mobil nya.Meninggalkan kediaman purna.Raka langsung menancap gas ke arah kantor,mengingat hari ini ada meeting yang tidak bisa ia tunda,Raka berharap kalau ia tidak akan terlambat.

Tiba di kantor. . .

Seseorang sudah menunggu Raka begitu lama di lobi,bahkan terlihat Anita,begitu bersusah payah untuk meminta waktu kepada orang tersebut agar memberi waktu beberapa menit lagi.

"Maaf saya datang terlambat!"seru Raka yang kini berdiri di belakang orang itu.

"Kamu!"cetus wanita itu,menatap tajam ke arah Raka,ia sedang mengingat sesuatu,bahkan wanita itu merasa jika ia pernah bertemu dengan Raka.

"Maaf,apa kita pernah bertemu sebelum nya?"

"Tuan,Aku Mouza wanita yang pernah kamu tolong beberapa tahun lalu,saat kita bertemu di Inggris!" mendengar kata-kata itu,Raka pun tersenyum.

"Anda salah paham,yang di Inggris bukan saya,tapi kembaran saya Arkana!"

"Waah,betul begitu? saya tidak menyangka bisa bertemu dengan Anda disini,malah saya yang salah menebak orang"terlihat Mouza yang tertawa kecil karena sudah salah mengenali orang.

"Mari saya antar ke ruang Anita!"

Raka masih bingung dengan klien nya itu,karena sebelumnya ia tidak pernah bekerja sama dengan klien dari luar negeri.

Tiba di ruang meeting,Mouza pun memperkenalkan 'kan diri.

"Mohon maaf Pak Raka sebelumnya,mungkin anda bingung kenapa saya ada disini.Tujuan saya kemari ingin meminta maaf atas pembatalan kerja sama antara Purna dan Perusahaan Wiguna!"

Raka melirik ke arah Anita,wanita itu mengangguk nya.

"Karena kesalahan yang di perbuat oleh Paman saya hampir saja membuat perusahaan cabang Wiguna di Inggris terancam bangkrut,karena beberapa yang bekerja sama dengan Wiguna adalah Klien dari Purna cabang dari New York.LA bahkan Klien terbesar Purna,bisa di bilang jantung nya seluruh perusaan di Inggris!"ungkap Mouza,

"Saya memang tidak paham dengan yang anda maksud,karena yang memimpin ini sebelumnya adalah Papa saya.Namun,semenjak beliau meninggal Saya menggantikan nya.Jadi,untuk keputusannya akan saya serahkan kepada Tante saya dia lebih paham akan Purna dari pada saya!"pungkas Raka dengan sopan lalu melirik ke arah Anita.

Saat ini mereka bertiga berbicara menggunakan bahasa asing,yaitu bahasa Inggris.Sebelumnya Anita tahu,kalau Raka tidak terlalu fasih dalam menggunakan bahasa Inggris,namun saat melihat ia berbicara dengan Mouza membuat Anita sedikit lega.

"Kalau memang itu bisa menguntungkan purna kembali tidak masalah jika kita akan menerima kontrak baru lagi dengan Wiguna Grup.Namun,saya meminta surat permohonan maaf dari Tuan Rangga untuk almarhum Pak Satria.Bagaimana pun sikap Tuan Rangga waktu itu sangat tidak sopan!"

"Baik,saya mengerti maksud anda,Saya akan membicarakan itu dengan paman saya nanti nya.Setelah email saya di konfirmasi oleh beliau,saya pastikan beliau akan datang kesini lagi dalam waktu dua hari!"

"Baiklah.Lebih cepat terselesaikan lebih baik untuk kita semua!"

"Mohon maaf Pak Raka.Kalau boleh saya tahu,siapa yang memegang cabang purna di New York.Karena,saya telah mengirim hampir sepuluh kali email ke sana namun tidak ada tanggapan,apa mungkin Wiguna Grup cabang di tolak?"

"Itu saya tidak bisa pastikan,yang disana adalah Arkana,saya akan mengkonfirmasikan kepada Anda jika Arkana sudah bisa di hubungi,saat ini Arkana sedang sibuk,dengan proyek baru nya bersama dengan perusahaan Xander "

Mendengar kata Xander,langsung membuat mata Mouza memelototi Raka.

"Xander?"ulang nya.

"Benar!"

"Xander,pemimpin nya Tuan Albarak?"

"Iya!"

"Anda tahu,saya pernah bertemu dengan nya sekali,waktu perjamuan di Inggris.Tuan Al membawa Anak dan Istri nya kesana.Sungguh Istri nya itu,sangat mengagumkan,saya jarang melihat wanita berpakaian seperti Istri Tuan Al!"Mouza sudah berbicara panjang lebar,sehingga tidak tahu jika Raka masih memiliki meeting yang lain.

"Maaf-maaf! saya sudah berbicara panjang lebar,maafkan saya!"ucap Mouza dengan sopan,saat melihat Raka melihat jam di tangan nya.

"Tuan Raka,boleh kah saya meminta tanda tangan Anda di berkas ini,soal nya saya ingin mengirim ini kepada Paman saya,agar ia segera datang kemari,dan membawa ini kepada anda!"

"Baik lah!"

Raka segera bertanda tangan di berkas yang di sodorkan oleh Mouza barusan.

Di luar ruangan Meeting,Divia di antar oleh staf karyawan untuk menemui Raka.

"Bu,ini ruangan meeting nya,seperti nya meeting masih berlanjut,kalau anda mau anda bisa menunggu di ruangan Pak Raka!"

"Tidak usah,saya menunggu disini saja,karena saya tidak lama!"

"Baiklah,kalau begitu saya tinggalkan!"Divia hanya mengangguk,staf tesebut segera pergi meninggalkan Divia di depan ruangan meeting.

Dari luar Divia mendengar Raka yang sedang berbicara dengan Mouza,dan cara Raka berbicara menggunakan bahasa asing membuat Divia begitu candu,suara nya tegas tapi lembut.

'Sejak kapan bahasa inggris mas Raka begitu fasih,tapi kalau di dengar-dengar suara nya bikin candu!'Divia tersenyum,lalu ia menunggu Raka dengan patuh di luar ruangan.

Terpopuler

Comments

adning iza

adning iza

blum ada titik terang niihh

2023-09-06

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Mouza wanita yg di toko es krim...

2023-02-06

0

Neulis Saja

Neulis Saja

ehm

2023-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!