KRING!!
Bel sudah kembali berbunyi menandakan jam istirahat telah selesai. Sherly dan Alice pun berjalan kembali menuju kelas mereka.
Setelah tiba di kelas, Alice pun dengan segera duduk kembali di mejanya. Namun, tatapan gadis itu seketika mengarah pada sebuah amplop yang berada di mejanya.
Alice mengambil amplop itu dan hendak membukanya. Namun, sebelum gadis itu membukanya seketika Sherly langsung merangkul pundak Alice dengan penasaran,
"Apa itu???? Ya ampun, jangan-jangan itu surat cinta!!!' ujarnya bersemangat.
"Ayo cepat dibuka!!!!" lanjutnya lagi tidak sabaran.
Alice mendengus kesal mendengar Sherly yang berisik, lalu gadis itu pun perlahan membuka amplopnya dan membaca sebuah surat dari dalam sana.
***Entah mengapa, sejak melihatmu.. Pikiran dan hatiku selalu terbayang wajahmu***
Seketika Alice mengernyitkan keningnya dan merasa tidak suka dengan tulisan di kertas itu. Sedangkan Sherly, ia langsung menutup mulutnya dengan penuh haru,
"Ya Tuhan... Benar ini surat cinta untukmu!!!" ujarnya bersemangat.
Sherly pun dengan cepat mengambil surat itu untuk melihat siapa yang telah mengirimnya,
"Disini tidak tertulis sebuah nama.. Ya ampun.. Ini benar-benar surat cinta dari penggemar rahasiamu" ujarnya terkikik.
Alice dengan cepat merebut surat itu dan merobeknya,
SRET!!!
"Tidak penting!!" desis Alice terlihat kesal.
Sherly yang melihat hal itu hanya dapat melongo dan kecewa,
"Kenapa kau merobeknya!!!!" kesalnya.
Alice tidak mengidahkan protes Sherly dan memilih duduk di kursi. Saat Sherly hendak kembali protes pada Alice, tiba-tiba seorang guru pun masuk ke dalam kelas dan membuat Sherly mau tidak mau harus duduk di kursinya sambil mendengus kesal.
"Baik anak-anak cepat keluar buku kalian!!!!!" perintah guru itu yang langsung dituruti oleh para murid.
CKLEK!!
Jessica seketika mengarahkan pandangannya ke arah pintu. Ibu Jack telah kembali ke dalam ruangan putranya dan menghampiri Jessica,
"Lebih baik kau pulang saja dulu Jessica, ini sudah siang.. Biar Bibi saja yang menjaga Jack disini" ucapnya lembut.
Jessica tersenyum pada ibu Jack dan menggeleng pelan,
"Aku akan disini saja Bi, lebih baik Bibi saja yang pulang dan istirahat.. Lagipula, aku sudah sengaja cuti bekerja hari ini" jawabnya.
Ibu Jack terlihat tersenyum tipis dan menghela nafasnya pelan,
"Jessica... Kau ini masih muda dan cantik..." ucapnya tiba-tiba.
"Bibi yakin, pasti banyak di luar sana pria yang menyukaimu.." lanjutnya sambil menahan tangis.
"Kau tidak seharusnya menunggu Jack selama ini.. Kau tidak perlu menghabiskan masa mudamu pada pria yang belum tentu akan bangun kembali" ucapnya sedih.
Seketika Jessica menggeleng keras sambil menahan tangisnya,
"Tidak Bi!! Aku tidak akan meninggalkan Jack!!" ucapnya tegas.
"Aku sangat mencintainya... Aku akan setia padanya sampai Tuhan yang memisahkan kami!!" lanjutnya tersedu.
Jessica menyentuh tangan Ibu Jack dan menatapnya lembut,
"Aku benar-benar tulus mencintai Jack.. Kami telah bersama saat kami di sekolah dulu.. Aku tidak bisa jauh dari Jack, aku akan menunggunya sampai kapan pun.." ucapnya tulus.
"Aku yakin suatu hari nanti Jack pasti akan sadar dan kembali berkumpul bersama kita.. Aku yakin itu!!" lanjutnya penuh keyakinan.
Ibu Jack pun menghela nafasnya dan menatap wajah Jessica dengan lembut,
"Terimakasih.. Terimakasih kau masih setia pada Jack.. Jack sangat beruntung mempunyai seseorang yang sangat tulus mencintainya seperti dirimu" lanjutnya.
Jessica pun menghapus air matanya dan tersenyum tulus. Pandangannya kembali mengarah pada Jack. Wanita itu menyentuh tangan Jack dengan lembut,
'Aku akan menunggumu sampai kapanpun Jack.. Aku akan selalu berada disisimu...' ucapnya tulus dalam hati.
KRING!!!
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Alice dengan segera merapihkan bukunya dan memasukkannya ke dalam tas.
Sherly menghampiri meja Alice dan tersenyum padanya,
"Apa kau mau pulang bersamaku?? Hari ini sopirku akan menjemput, aku bisa mengantarmu sampai rumah" ucapnya bersemangat.
Alice memakai tasnya dan menatap Sherly dengan datar,
"Tidak usah, kita berbeda arah" jawabnya acuh.
Alice pun berjalan kearah pintu dan dengan segera Sherly menyusulnya,
"Tidak apa-apa!!! Aku tidak keberatan Alice, lagipula aku juga ingin melihat nenekmu" ucapnya.
Alice berhenti melangkah dan menatap Sherly hendak menolak tawarannya lagi. Namun, seketika beberapa gerombolan siswa wanita berlari melewati mereka di koridor dan tidak sengaja menyenggol keduanya,
BRUK!!!
"Ya Tuhan!! Ada apa dengan orang-orang ini!!!" kesal Sherly.
Ia pun menahan salah satu siswa yang berlari,
"Hey ada apa ini?? Mengapa mereka berlarian kearah sana??" tanyanya penasaran.
Siswa itu pun menatap Sherly dan menjawabnya dengan malas,
"Ada pertandingan basket antara Justin dan Ruben di lapangan" jawabnya singkat dan berlalu pergi.
Seketika Sherly pun membelalakkan matanya dengan ekspresi yang berbinar,
"Ya ampun.. kedua pria tertampan di sekolah sedang bertanding!!!" ucapnya bersemangat.
Seketika Sherly pun menarik tangan Alice untuk membujuknya,
"Alice, kita harus kesana!!!" ujarnya tidak sabaran.
Alice yang mendengar ajakan Sherly seketika memutarkan matanya dengan malas dan menarik tangannya dari Sherly,
"Aku sama sekali tidak tertarik!! Kau saja yang kesana!!" ucapnya hendak berbalik pergi.
Namun Sherly dengan cepat menahan kembali tangan Alice dan mencoba membujuknya,
"Ayolah!!! Ayolah!! Kumohon... Hanya sebentar saja, temani aku, ya!!!" bujuknya sambil memasang wajah memohonnya.
Alice berdecak kesal dan kembali menghempaskan
tangannya dari Sherly,
"Aku tidak mau!! Lagipula aku telah berjanji pada nenek untuk pulang tepat waktu" tolaknya dingin.
Sherly terlihat tak menyerah dan langsung mengeluarkan handphonenya. Alice yang melihat tingkah Sherly hanya dapat mengernyitkan keningnya dengan tidak sabaran,
Gadis itu menekan nomor seseorang dan menghubunginya,
"Hallo Nenek, ini aku Sherly.." ucap Sherly yang seketika membuat Alice langsung menatap kearahnya.
"Nenek, aku ingin meminta izin... Bolehkan Alice hari ini pulang sedikit terlambat?? Kami ingin menonton pertandingan basket dulu" ucapnya bersemangat.
Seketika Alice terlihat kesal dan mencoba merebut handphone milik Sherly. Namun, Sherly dengan cepat menghindar dan kembali berbicara dengan Nenek Alice,
"Iya Nek... Justin yang bertanding!! Bolehkan kami menonton sebentar???" tanyanya bersemangat.
Alice lagi-lagi mencoba merebut handphone Sherly namun Sherly tidak mau kalah dan terus menghindar sambil menunggu jawaban dari Lola,
"Oh!!! Terimakasih Nek, setelah ini aku akan langsung mengantar Alice pulang!!" ucapnya senang.
"Baik Nek, sampai jumpa" lanjut Sherly dan langsung menutup panggilannya dengan tersenyum senang.
Alice menghela nafasnya kasar dan menatap Sherly dengan kesal,
"Apa-apaan itu!!!" kesal Alice.
Sherly hanya dapat terkekeh dan mencoba merangkul tangan Alice,
"Aku sudah minta izin pada Nenekmu. Dan dia sama sekali tidak keberatan.." ucapnya.
"Jadi... Ayo sekarang kita ke lapangan!!" ajak Sherly.
Alice menahan tangannya dan enggan untuk mengikuti Sherly,
"Aku tidak mau!!!!" kesalnya.
Sherly menghela nafasnya dan kembali merangkul tangan Alice,
"Ayolah!!! Aku janji hanya sebentar saja!! Ya!! Ya!! Please....." bujuknya lagi.
"Ayolah!!! ayolah!!!" lanjut Sherly sambil menarik-narik tangan Alice.
Alice yang merasa pusing dengan suara berisik Sherly pun akhirnya hanya dapat menahan rasa kesalnya,
"Baiklah!! Hanya 5 menit saja!!" ucap Alice tajam.
Sherly pun terlihat memutar matanya dan mengangguk,
"Baiklah.. Baiklah.. 10 menit tidak lebih!! Ayo!!" ujar Sherly dan kini berhasil membawa Alice menuju lapangan.
Bersambung..
Hai, bantu support cerita ini ya 🙏🙏
Jangan lupa kasih like, vote, komen dan hadiahnya ☺️
Oh iya, kalau baca novel jangan sampai lupa waktu ya, apalagi ninggalin sholat 😁👍
Jangan lupa juga mampir di novelku yang judulnya 'Gadis Penakluk Pria Dingin' 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments
Rahma Wati
disini banyak yg kasihan.... banyak kayanya yg bakal patah hati🤭
2023-10-20
1