DEG!!
Alice seketika membelalakkan matanya saat melihat pria yang menjadi teman sebangkunya itu berada di belakangnya,
"Kau????" ujarnya terkejut.
Jack menatap Alice dalam dan menyeringai tipis pada gadis itu. Jack pun melangkah semakin dekat pada Alice.
Alice menatap tajam pria itu,
"Apa yang kau lakukan disini?? Apa kau penguntit??" tanya Alice sinis.
Jack kembali menyeringai dan sedikit menundukkan wajahnya agar saling berhadapan dengan wajah Alice. Pria itu hendak menyentuh rambut Alice, namun dengan cepat gadis itu menepis kasar tangan Jack.
PLAK!!
"Jangan pernah berani untuk menyentuhku!!!" gertaknya tajam.
Jack pun kembali menyeringai dan menarik tangannya lalu memasukkannya ke dalam saku celana,
"Ya ampun.. Kau benar-benar kasar" ujarnya menggoda.
Alice tidak mengidahkan ucapan pria itu dan memilih untuk memalingkan wajahnya dan melangkah masuk ke dalam rumah.
Namun belum sempat Alice melangkah, tangan Jack dengan cepat meraih tangan gadis itu untuk menahannya,
"Tunggu!!" ujar Jack.
Alice yang sadar tangannya di sentuh oleh Jack pun seketika merasa emosi dan dengan segera dirinya membalikkan tubuhnya untuk menampar wajah Jack.
Namun, dengan gerakan cepat Jack menahan tangan Alice dan memutar tubuh gadis itu. Lalu dengan segera Jack membawa tubuh Alice ke dalam pelukannya dan memeluk pinggang gadis itu dengan erat,
GREP!!!
Posisi wajah keduanya terlihat begitu dekat. Alice yang terkejut dengan gerakan cepat Jack pun seketika baru tersadar bahwa tubuhnya sedang di peluk oleh pria itu.
Dengan wajah yang penuh emosi, Alice pun mencoba menarik tangannya dan memberontak di dalam pelukan Jack dengan kuat,
"Brengsek!!!! Lepaskan Aku!!!!!" teriak Alice.
Jack menyeringai pelan dan membawa wajah Alice ke dalam pelukannya,
GREP!!
Alice semakin memberontak dan mencoba menggelengkan kepalanya dengan kuat agar terlepas dari dekapan Jack,
"HEY BAJINGAN!! LEPASKAN!!!" teriak Alice.
Sekuat tenaga gadis itu menggerakkan tubuhnya agar terlepas dari pelukan Jack. Namun tenaga Jack begitu kuat, pria itu menggenggam kedua tangan Alice dengan satu tangannya, dan satu tangannya lagi memeluk wajah Alice.
Alice semakin brutal di dalam dekapan Jack. Lalu gadis itu pun mulai mengangkat kakinya hendak menendang milik Jack dengan lututnya, namun sebelum dia berhasil, Jack lebih dulu melepaskan pelukannya pada Alice.
Alice seketika mundur dan menatap Jack dengan tatapan membunuhnya. Rambut gadis itu sedikit berantakan karena mencoba untuk melepaskan diri dari Jack tadi,
"KAU!! KAU BENAR-BENAR BAJINGAN TIDAK TAU DIRI!!!!" teriak Alice marah.
Namun Jack hanya menyeringai dan memasukkan kembali tangannya ke dalam saku celana miliknya,
"Terimakasih sayang... Aku menganggap itu sebagai pujian" ujarnya lembut.
Nafas Alice terlihat memburu karena menahan amarah di dalam dirinya. Gadis itu mengepalkan tangannya lalu hendak memukul wajah Jack yang terlihat begitu menyebalkan di matanya,
"BRENGSEK!!!" teriak Alice.
BUGH!!
Dengan cepat Alice melayangkan tinjunya menuju wajah tampan Jack. Namun sayang, lagi-lagi Jack dapat menahan kepalan tangan Alice,
SRET!!
Jack menarik tangan Alice yang di genggamnya dan membuat wajah mereka berdua saling berhadapan dengan jarak yang begitu dekat,
"Mulutmu ternyata pedas juga.." bisiknya.
"Tapi.. Aku suka.." lanjut Jack sambil menyeringai.
Anna menatap sinis pada Jack dan masih mencoba untuk menarik tangannya dari genggaman Jack.
Jack tersenyum melihat usaha Alice yang mencoba untuk melepaskan diri lagi darinya. Pria itu kembali menyeringai tipis. Lalu dengan cepat Jack pun melepaskan cengkeramannya dari tangan Alice.
Alice menghembuskan nafas kasarnya dan menatap Jack dengan tatapan super tajamnya,
"Dasar pria sinting!!!!" ujarnya tajam.
Lalu dengan cepat Alice pun melangkah memasuki pagar rumah neneknya dan menguncinya. Gadis itu menatap kearah Jack dengan sinis lalu segera membalikkan tubuhnya untuk masuk ke dalam rumah.
Namun, sebelum Alice sampai di depan pintu, Jack tiba-tiba saja memanggil namanya,
"Alice!!!" ujarnya keras.
Alice tidak ingin membalikkan tubuhnya menghadap pria itu dan memilih mengabaikan panggilan pria yang dia benci itu.
Saat tangan Alice hendak menggapai ganggang pintu, Jack pun kembali mengucapkan sesuatu,
"Kalung itu..." ujarnya terhenti sesaat.
Alice terdiam sesaat dan mencoba mendengarkan ucapan Jack,
"Kalung yang ada di lehermu itu... Adalah sebagai simbol, bahwa kau adalah milikku.." lanjut Jack yang membuat Alice seketika menatap kearah lehernya.
Alice menatap sebuah kalung yang berada di lehernya dengan terkejut. Gadis itu seketika membalikkan tubuhnya dan menatap Jack yang tengah tersenyum menyeringai padanya,
"KAU!!!!" teriak Alice.
Alice dengan segera mencoba menarik kalung yang ada di lehernya. Namun sayang, kalung itu tidak bisa terlepas. Dengan sekuat tenaga Alice menarik kalung itu agar terlepas dari lehernya. Namun lagi-lagi kalung itu tidak bisa terlepas.
Alice mencoba mencari pengait kalung itu untuk melepaskannya, namun kalung itu tidak ada pengait sama sekali. Dengan kesal Alice kembali mencoba menariknya, namun tidak kunjung berhasil dan malah membuat lehernya terasa sakit dan memerah,
"Jangan menariknya lagi.. Kau akan menyakiti lehermu.." ujar Jack sambil tersenyum.
Alice dengan nafas memburunya langsung menatap Jack dengan penuh emosi,
"Kau!!! Apa kau benar-benar sudah gila!!!!" teriak Alice.
Jack hanya tersenyum merespon ucapan Alice dari balik pagar. Lalu pria itu pun mengangguk pelan,
"Mungkin.. Mungkin aku memang sudah tergila-gila padamu" ujarnya menggoda sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Kalau begitu masuklah.. Hari sudah hampir gelap.." ujar Jack lembut.
Alice dengan nafas yang masih memburu menatap Jack dengan tatapan tidak percaya bercampur kesalnya,
"Dasar sinting!!" gerutu Alice lalu masuk ke dalam rumah sambil membanting pintunya cukup keras.
BRAK!!
Alice menutup matanya untuk menghilangkan segala kekesalan di dalam hatinya. Gadis itu mencoba menarik nafasnya dan membuangnya secara perlahan.
Alice tidak habis pikir, baru kali ini ada seorang pria yang begitu menyebalkan dan seenaknya pada dirinya. Sampai-sampai Alice kewalahan seperti ini..
"Alice kau kah itu??" tanya seseorang tiba-tiba dari belakang tubuhnya.
Alice pun membuka matanya dan membalikkan tubuhnya menatap neneknya yang sedang berjalan menghampirinya,
"Ah.. nenek, maaf.. aku tidak sengaja menutup pintunya terlalu keras" ujar Alice merasa bersalah.
Lola berdiri di depan Alice dan tersenyum lembut padanya,
"Tidak apa-apa sayang.. Nenek hanya sedikit terkejut, nenek pikir ada orang lain yang masuk" ujar Lola.
Lola pun memandang keluar jendela dengan kening yang berkerut,
"Apa kau berbicara dengan seseorang di luar tadi??" tanya Lola tiba-tiba.
Alice seketika terlihat sedikit panik dan menggeleng pelan,
"Tidak.. Tidak nek, mungkin nenek salah dengar" ujar Alice berbohong.
Lola pun kembali menatap keluar dan tidak melihat siapapun disana. Ia pun menghela nafasnya dan tersenyum pada Alice,
"Mungkin nenek salah dengar.. Maklum, nenek sudah tua" ujarnya sambil tertawa pelan.
"Baiklah, kalau begitu cepat bersihkan dirimu, sebentar lagi kita akan makan malam. Nenek sudah memasak untukmu" lanjutnya sambil mengusap bahu Alice.
Alice pun tersenyum dan mengangguk pelan,
"Iya nek" ujarnya.
Setelah itu Alice pun naik ke lantai dua menuju kamarnya...
Setelah berada di dalam kamar, Alice pun langsung menyimpan tasnya di atas meja belajar dan membuka jas sekolahnya.
Pandangannya pun mengarah kearah cermin di atas meja yang memperlihatkan kalung yang berada di lehernya.
Dengan kesal Alice pun mencoba kembali menarik kalung itu agar terlepas dari lehernya. Namun nihil, kalung itu benar-benar sulit untuk di lepas.
Alice tidak habis akal, gadis itu pun mengambil gunting di atas meja dan mencoba untuk memotong rantai kalung itu.
Saat Alice mencoba menggunting kalung itu, tiba-tiba saja gunting yang di pegangnya terasa panas,
"Ahh..." rintih Alice pelan dan membuat gunting itu terjatuh di atas lantai.
Alice pun seketika terdiam dan merasa ada yang janggal. Gadis itu kembali menatap buah kalung yang berada di lehernya,

Di dalam buah kalung itu terlihat ada sepasang bunga berwarna biru. Alice sedikit terpana dengan keindahan bunga itu.
Namun Alice kembali menggeleng dan mencoba melepaskan kalung itu,
"Sial.. Ini benar-benar sulit untuk di lepas.." gerutunya.
Alice kembali terdiam dan mengingat kejadian menyebalkan tadi. Sebenarnya kapan pria itu memasangkan kalung ini di lehernya?? tanyanya dalam hati.
Apa saat pria gila itu memeluknya??
Tapi, mengapa Alice tidak menyadari hal itu?? pikirnya lagi.
Alice pun menghela nafasnya, mungkin besok dia harus pergi ke tempat penjual kalung dan meminta agar kalung ini bisa di lepaskan darinya.
Pria sinting itu!!! Dia benar-benar membuat Alice kesal!!
Alice pun mencoba untuk melupakan kejadian tadi dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Disisi lain, Jack masih berdiri bersandar di salah satu pohon yang menghadap ke rumah Alice. Pria itu menatap sebuah jendela di lantai 2 yang terlihat terang.
Jack menatap jendela itu dengan tatapan yang dalam. Lalu beralih menatap tanda di pergelangan tangannya. Salah satu kelopak bunganya terlihat mulai memudar.
Pria itu pun menghela nafasnya sambil menutup matanya,
"Kuharap waktu bisa berhenti sebentar saja..." bisiknya pelan.
Setelah itu Jack pun berdiri tegak dan kembali menatap jendela itu,
"Selamat malam..." bisiknya dalam sambil menatap rumah di depannya.
Lalu dia pun berlalu pergi dari rumah Alice..
Bersambung..
Hai, support selalu cerita ini ya,
Jangan lupa kasih like, vote, komen dan hadiahnya ☺️
Oh iya, kalau baca novel jangan sampai lupa waktu ya, apalagi ninggalin sholat 😁👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments