Ya, itu Justin..
Itu benar-benar Justin..
Ashley pun seketika mengepalkan tangannya dengan wajah penuh emosi,
'Jadi... Apa benar Alice dan Justin memiliki hubungan khusus????' pikirnya marah.
Justin terlihat telah berdiri di depan gerbang dan membalikkan tubuhnya untuk melihat dan menuggu Alice yang masih lumayan jauh di belakangnya.
Gadis itu memilih berjalan kaki daripada ketahuan oleh siswa lain kalau dia berangkat bersama dengan pria itu pagi ini.
Justin masih berdiri di depan gerbang untuk menunggu Alice. Lalu beberapa saat kemudian sebuah mobil pun berhenti di depannya.
Terlihat Ashley mulai turun dari mobilnya dan menatap Justin dengan tatapan yang sulit di artikan. Gadis itu berdiri di depan Justin dalam diam, membuat Justin sedikit mengernyitkan keningnya melihat Ashley yang tiba-tiba berdiri di depannya.
Lalu pandangan Justin pun seketika teralih saat melihat Alice yang berjalan menghampiri gerbang sekolah. Seketika pria itu pun menghela nafasnya dan tersenyum lega.
Ashley yang melihat mimik wajah Justin yang terlihat senang saat menatap Alice pun semakin curiga dengan hubungan mereka berdua. Gadis itu seketika merasakan sakit di hatinya, tangannya mengepal kuat menahan amarahnya.
Saat Alice sudah berada di depan Justin dan Ashley, seketika Ashley pun membalikkan tubuhnya menatap Alice dan berpura-pura tersenyum,
"Selamat pagi Alice.." sapa Ashley tiba-tiba pada Alice.
Alice sedikit mengangkat wajahnya dan menatap Ashley dengan tatapan datarnya. Sedangkan Justin sedikit mengernyitkan keningnya melihat Ashley yang terlihat ramah pada Alice,
'Bukankah kemarin mereka terlihat saling bermusuhan??' pikir Justin.
Ashley yang menatap wajah curiga Justin seketika berdehem pelan dan mulai merangkul tubuh Alice dengan akrab,
"Kau tidak perlu menatapku dengan curiga seperti itu Justin.." ujarnya berpura-pura ramah.
Alice hanya bersikap datar dan menunggu hal apa sebenarnya yang akan di lakukan Ashley padanya,
"Aku dan Alice adalah teman sekelas.. Pertengkaran kemarin hanya kesalahpahaman.. Kami sudah berbaikan, ya kan Alice??" ujarnya sambil menatap Alice.
Alice tersenyum mencemooh dalam hatinya mendengar ucapan Ashley. Gadis itu tau, Ashley pasti memiliki perasaan khusus pada Justin. Itu sangat terlihat jelas dari tatapan matanya.
Dan Alice sedikit heran melihat hal itu karena Sherly bilang Ashley mempunyai hubungan khusus dengan Ruben.
"Oh iya.. Aku tadi tidak sengaja melihat kalian berangkat bersama.. Apa, kalian mempunyai suatu hubungan??' tanya Ashley mencoba untuk tenang.
Justin merespon datar pertanyaan Ashley dan menghela nafasnya dengan malas,
"Memangnya kenapa???" tanya Justin acuh.
Ashley terlihat diam-diam mengepalkan tangannya dan mencoba memendam rasa cemburunya.
Tiba-tiba Alice menghempaskan tangan Ashley yang berada di bahunya,
"Kami hanya tetangga biasa! Aku terpaksa pergi dengannya karena taxi pesanku tiba-tiba mengalami masalah" ujar Alice datar.
Alice pun mendelik pada kedua orang itu lalu dia membenarkan letak tas nya dan berlalu pergi meninggalkan Ashley dan Justin. Gadis itu tidak ingin berurusan dengan orang-orang yang tidak penting dan menghabiskan waktunya dengan sia-sia.
Ashley menatap kepergian Alice dengan tatapan kesalnya, walaupun sebenarnya ada sedikit rasa lega di dalam hatinya namun Ashley tidak ingin langsung percaya dengan ucapan Alice. Bisa saja gadis itu berbohong padanya, pikirnya.
Justin menatap kepergian Alice dengan sedikit kecewa. Walaupun apa yang diucapkan gadis itu adalah benar, tetapi entah mengapa hatinya sedikit merasa sakit mendengar hal itu.
Pria itu pun lalu menghela nafasnya dan menatap Ashley dengan malas,
"Kau sudah dengarkan.. Kalau begitu, aku permisi dulu" ujarnya datar lalu berlalu pergi meninggalkan Ashley.
Ashley menatap punggung Justin dengan nanar,
'Mengapa kau begitu sulit untuk ku gapai???' tanyanya sedih dalam hati.
Tak lama setelah itu bel pun berbunyi. Para siswa bersiap-siap memasuki kelas masing-masing untuk memulai pelajaran.
Alice memasuki kelas dan menyimpan tas nya di atas meja, gadis itu mengacuhkan sapaan Sherly padanya.
Alice pun mulai duduk di kursinya. Lalu seketika pandangannya terarah pada bangku yang masih kosong di sampingnya. Apakah pria gila itu tidak masuk hari ini?? pikir Alice.
Baguslah.. Setidaknya hari ini Alice bisa tenang dan fokus belajar, pikirnya.
Seorang guru pun masuk dan memulai pelajarannya..
Jam-jam pelajaran pun telah terlewat, bel tanda istirahat akhirnya telah berbunyi. Alice merapihkan bukunya dan hendak bangkit dari mejanya untuk pergi ke kantin.
Sherly dengan gerakan cepat menghampiri Alice dan tersenyum ramah pada gadis itu,
"Hai Alice!! Ayo kita ke kantin bersama!!" ajaknya semangat.
Alice hanya merespon acuh sapaan Sherly dan mulai melangkah meninggalkan Sherly terlebih dahulu. Sherly yang di tinggal oleh Alice pun seketika berlari dan menyusul Alice,
"Heyyy tunggu aku!!!!!" teriaknya.
Setelah berada di kantin Alice dan Sherly pun mulai mengambil makanan mereka dan duduk di salah satu kursi untuk menyantap makan siang mereka.
Saat sedang makan Sherly terlihat selalu menatap wajah Alice dan tersenyum senang. Wajah Alice memang sangat cantik dan tidak membosankan. Andai saja dia lelaki, Sherly pasti akan mati-matian mendapatkan hati gadis itu.
Sherly menyuapkan makanannya, lalu tiba-tiba saus makanan tadi sedikit mengenai sudut bibirnya. Dengan cepat gadis itu pun mengambil tisu dan mengelap bibirnya.
Seperti teringat sesuatu, Sherly pun mengeluarkan sesuatu dari dalam saku nya.
Alice sedikit melirik kearah Sherly dan menatap sapu tangan yang sedang di pegang oleh gadis itu. Sherly yang mengerti dengan tatapan Alice pun dengan semangat memberitahukan sesuatu hal padanya,
"Oh iya, lihat.. ini adalah sapu tangan milik kakakku kemarin.. Aku meminjamnya sebentar hehe" ujarnya tersenyum senang.
"Cantik bukan??" tanyanya lagi pada Alice.
Sapu tangan itu berwarna peach dengan motif yang sangat indah. Alice menatap sapu tangan itu sekejap dan kembali bersikap datar,
"Sapu tangan ini adalah sapu tangan yang kekasih kakakku berikan padanya.." ceritanya.
"Kakakku dan pria ini telah menjalin hubungan sejak mereka pertama kali duduk di bangku SMA.. Kekasih kakakku ini sangat tampan dan menjadi pria paling tampan di sekolah saat itu.. Dan, entah bagaimana caranya akhirnya pria itu menjalin hubungan dengan kakakku, sampai sekarang.." ujarnya.
Sherly pun seketika terdiam sambil menunduk dan menghela nafasnya,
"Tapi sayang.. Kekasih Kak Jessica mengalami sebuah kecelakaan cukup parah sekitar 5 tahun yang lalu. Dan, kondisinya saat itu sangat kritis... Kekasih Kak Jessica koma dan belum sadarkan diri.. Sampai sekarang..." lanjutnya sedih.
Alice seketika langsung terdiam dan berhenti menyuapkan makanannya saat mendengar cerita itu. Entah mengapa gadis itu bisa merasakan kesedihan yang di alami oleh kakaknya Sherly.
"Kak Jessica sangat mencintai kekasihnya. Bahkan sampai sekarang, dia masih sering mengunjungi kekasihnya di rumah sakit dan berharap akan datang suatu keajaiban yang bisa membuat kekasihnya itu kembali sadar" lanjut Sherly penuh haru.
Sherly pun menghapus air mata di sudut matanya dan mendekatkan wajahnya pada Alice untuk menunjukkan sapu tangan itu,
"Kau lihat.. Disini bertuliskan J&J.." terangnya.
"Singkatan ini diambil dari nama depan mereka berdua, Jessica & Jack.." lanjut Sherly.
"Dan.. apakah kau tau?? Mereka juga dulu lulusan dari sekolah kita ini.." ungkapnya.
Alice tidak menanggapi ucapan Sherly dan memilih memakan makanannya dalam diam.
Setelah selesai makan, Alice dan Sherly pun melangkah bersama untuk kembali ke kelas karena sebentar lagi bel akan berbunyi.
Seketika Alice pun berhenti berjalan dan membuat Sherly juga ikut menghentikan langkahnya,
"Ada apa??" tanya Sherly pada Alice.
Alice pun menatap Sherly dengan datar,
"Aku mau ke toilet sebentar, kau duluan saja" ujar Alice lalu berbelok kearah kiri untuk pergi ke toilet.
Sherly pun terlihat bingung dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke kelas duluan.
Alice masuk ke dalam toilet. Setelah selesai gadis itu berjalan kearah wastafel untuk mencuci tangan. Tidak ada orang lain di dalam toilet selain dirinya.
Setelah selesai Alice pun berjalan kembali kearah pintu. Saat Alice mencoba membuka pintu toilet, gadis itu terdiam sesaat ketika pintu toilet tidak bisa terbuka.
KREK!!
KREK!!
Alice pun mencoba membuka kembali pintunya dengan kuat namun pintu tidak kunjung terbuka seperti sudah terkunci.
KREK!!
KREK!!
Alice kembali mencoba membuka pintunya, namun tetap pintu tak kunjung terbuka.
TOK..
TOK..
"Apakah ada orang di luar???" ujar Alice keras mencoba meminta pertolongan. Sepertinya dirinya terkunci di dalam kamar mandi.
Alice kembali mencoba menggedor dan menarik pintu, namun tetap pintu tak kunjung terbuka.
'Sial, sepertinya dirinya terkurung disini' pikir Alice.
Bersambung..
Hai, support selalu cerita ini ya,
Jangan lupa kasih like, vote, komen dan hadiahnya ☺️
Oh iya, kalau baca novel jangan sampai lupa waktu ya, apalagi ninggalin sholat 😁👍
Jangan lupa juga mampir di novelku yang judulnya 'Gadis Penakluk Pria Dingin' 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments
Rahma Wati
cerita alex dan anna pun bagus bgt. aku jg sambil baca yg anna...
2023-10-20
0