Matahari terlihat menyinari langit dengan begitu cerahnya di pagi hari ini.
Alice baru keluar dari dalam rumah untuk berangkat ke sekolah dengan di temani oleh neneknya Lola,
"Taximu belum datang ya??" tanya Lola pada Alice.
Alice mengarahkan pandangannya ke jalan dan menggeleng pelan,
"Sepertinya belum" jawabnya.
Tiba-tiba sebuah taxi terlihat menghampiri Alice dan berhenti di depannya. Alice mengernyitkan keningnya melihat taxi itu. Sepertinya taxi di depannya itu bukanlah taxi yang dia pesan, pikirnya.
Kaca taxi itu pun terbuka dan memperlihatkan wajah Justin yang tersenyum ramah pada Lola dan Alice,
"Oh Justin.. Kukira ini taxi yang di pesan Alice" ujar Lola tersenyum.
Justin keluar dari dalam taxi dan menyapa Lola,
"Selamat pagi nenek" sapanya pada Lola.
Lola membalas sapaan Justin dan tersenyum padanya, sedangkan Alice terlihat bersikap acuh dan tidak terlalu memperdulikan keberadaan Justin,
"Dimana motormu?? Kenapa kau naik taxi hari ini??" tanya Lola.
Justin terlihat menggaruk tengkuknya dan tersenyum pelan,
"Ah.. Motorku pagi ini tiba-tiba mati. Aku sudah membawanya ke bengkel untuk di perbaiki.. Mungkin 2 hari ke depan aku akan naik taxi ke sekolah" jelas Justin.
Lola pun mengangguk mengerti, sedangkan Alice terlihat masih mengarahkan pandangannya ke jalan untuk menunggu taxi pesanannya.
Tiba-tiba Alice pun merasakan handphone yang berada di sakunya bergetar. Alice mengambil handphonenya dan mengangkat panggilan itu,
KLIK!!
"Hallo" ujarnya datar.
("Ha.. Halo Nona, Maaf sepertinya hari ini saya tidak bisa menjemput Nona. Ban Mobil saya tiba-tiba pecah dan sekarang saya sedang berada di bengkel, mungkin membutuhkan waktu cukup lama untuk mengganti ban mobilnya, dan saya tidak akan sempat untuk menjemput Nona ke sekolah, sekali lagi mohon maaf..") ujarnya merasa bersalah.
Alice seketika menghela nafasnya sambil menyentuh keningnya,
"Baiklah Pak, tidak apa-apa.. Aku akan mencoba memesan taxi yang lain.." ujarnya pelan.
Alice pun mematikan panggilannya dengan sedikit kecewa,
"Ada apa??" tanya Lola.
Alice menatap Lola dan menghela nafasnya pelan,
"Ban mobil taxi yang biasa menjemputku tiba-tiba pecah.. Aku rasa aku akan mencoba mencari kendaraan yang lain" ujarnya menjelaskan.
Lola pun seketika merasa khawatir,
"Ya ampun Alice, tapi jika kau harus menunggu lagi, nenek rasa kau akan terlambat datang ke sekolah.." ujarnya.
Seketika Lola pun mempunyai sebuah ide dan langsung menatap Justin di depannya,
"Bagaimana.. Bagaimana kalau kau berangkat dengan Justin saja??" usulnya.
Alice pun langsung menatap Lola dengan wajah keberatannya,
"Tidak usah nek!! Aku bisa mencari kendaraan lain.." tolak Alice.
Lola terlihat menatap Alice dan menggeleng cepat,
"Tidak ada waktu Alice!! Apa kau mau datang terlambat hari ini?? Sudahlah.. Lagipula Justin juga tidak keberatan kan??" ujarnya pada Justin.
Justin terlihat sedikit tersenyum malu dan mengangguk,
"Tidak sama sekali.. Aku tidak keberatan nek.." ujarnya.
Alice menatap Justin tajam dan menghela nafasnya,
"Aku akan cari kendaraan lain saja.." tolak Alice lagi.
Lola terlihat gemas melihat tingkah cucunya itu dan dengan cepat dia pun menarik tangan Alice ke arah taxi,
"Sudah dengarkan nenek!! Tidak ada waktu lagi, kau akan terlambat nanti!! Sekarang masuk saja, apa susahnya?? Lagipula tidak akan terjadi hal apapun kan?? Mengapa kau begitu keras kepala seperti kakekmu!! omelnya sambil membuka pintu mobil.
"Sekarang duduk tenang disini sampai kau tiba di sekolah.. Lagipula hanya sekitar beberapa menit saja Alice.." lanjutnya sambil memaksa Alice untuk duduk di dalam mobil.
Alice terlihat mencoba kembali menolak dan menarik tangannya,
"Tapi nek.." protesnya lagi.
Lola pun menatap Alice dengan tajam sambil menggeleng,
"Tidak ada bantahan!! Sekarang cepat masuk dan duduk dengan tenang!!" ujar Lola tegas.
Alice pun akhirnya hanya bisa menghela nafasnya dengan pasrah. Dia pun mulai duduk di kursi belakang taxi.
Lola menutup pintunya dan kembali berjalan kearah Justin yang terlihat sedikit tersenyum tidak enak kearah Alice.
Lola pun berdiri di hadapan Justin dan tersenyum lembut padanya,
"Masuklah, kalian bisa terlambat nanti.." ujarnya.
Justin pun akhirnya hanya dapat tersenyum dan mengangguk,
"Baik nek, aku permisi dulu" ujarnya.
Lola pun mengangguk dan menepuk pundak Justin penuh arti,
"Tolong jaga Alice ya.." ujarnya tersenyum.
Justin pun membalas tersenyum dan mengangguk,
"Pasti nek.." ujarnya.
Lalu Justin pun masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah kiri kursi belakang.
Setelah itu taxi pun berangkat. Lola terlihat tersenyum puas sambil melambaikan tangannya,
"HATI-HATI" teriaknya sumringah.
Di dalam mobil Alice terlihat tidak nyaman dan hanya mengarahkan pandangannya ke luar jendela. Justin pun masih terdiam sambil sedikit mencuri pandang pada Alice dengan sudut matanya,
"Maaf.. Aku tidak bermaksud apa-apa" ujar Justin tidak enak.
Alice tidak menghiraukan ucapan Justin dan masih fokus memandang keluar jendela,
"Jika kau merasa tidak nyaman, aku akan turun disini dan mencari taxi lain.." ujarnya lagi merasa bersalah.
Justin tau, Alice sangat tidak nyaman sekarang. Dia tidak mau membuat Alice merasa terganggu,
"Kalau begitu aku...." ujar Justin hendak membuka pintu dan turun, namun Alice dengan cepat menatap kearahnya sekilas,
"Tidak usah!!" ujar Alice cepat.
"Aku tidak apa-apa, jangan hiraukan aku.." lanjutnya dingin dengan tatapan yang masih fokus kearah luar jendela.
Justin pun seketika tersenyum dan mengurungkan niatnya untuk turun,
"Terimakasih..." bisiknya pada Alice.
Alice tidak menjawab ucapan Justin dan tetap fokus menatap jalanan di luar.
Setelah beberapa menit, taxi yang di tumpangi Alice dan Justin pun hampir tiba di gerbang sekolah. Namun sebelum taxi sampai di gerbang, Alice pun menyuruh sopir taxi itu untuk berhenti,
"Berhenti disini!!" ujar Alice.
Justin pun seketika menatap kearah Alice sambil mengernyitkan keningnya,
"Ada apa??" tanya Justin.
Alice memakai tasnya dan hendak membuka pintu mobil,
"Aku turun disini saja" ujarnya datar.
Alice pun membuka pintu dan melangkah keluar. Dari kursinya Justin terlihat kebingungan, pria itu hendak menahan Alice namun gadis itu dengan cepat turun dan menutup mobilnya.
BRAK!!
Justin terdiam sesaat dan menghela nafasnya,
"Sepertinya sangat sulit untuk dekat dengannya.." bisik Justin sedikit kecewa.
Pria itu pun kembali mengarahkan pandangannya ke depan, dan mobil taxi itu kembali melaju kearah gerbang sekolah.
Dari kejauhan Ashley yang berada di dalam mobilnya tidak sengaja melihat Alice yang baru saja keluar dari dalam taxi. Gadis itu terlihat mencibir pada Alice, namun seketika pandangannya pun mengarah pada taxi yang membawa Alice tadi.
Setelah mobilnya tiba di depan gerbang, Ashley pun melihat kearah taxi tadi dan langsung terkejut melihat Justin yang baru saja keluar dari dalam taxi yang ditumpangi Alice juga,
"Justin??????" bisiknya tidak percaya.
Ashley mencoba menenangkan pikirannya dan kembali menatap Justin. Saat itu dia benar-benar berharap penglihatannya sedang terganggu. Tetapi ternyata penglihatannya terlihat sangat jelas dan tidak mungkin salah,
Ya, itu Justin..
Itu benar-benar Justin..
Ashley pun seketika mengepalkan tangannya dengan wajah penuh emosi,
"Jadi... Apa benar Alice dan Justin memiliki hubungan khusus????" pikirnya marah.
Bersambung...
Hai, support selalu cerita ini ya,
Jangan lupa kasih like, vote, komen dan hadiahnya ☺️
Oh iya, kalau baca novel jangan sampai lupa waktu ya, apalagi ninggalin sholat 😁👍
Jangan lupa juga mampir di novelku yang judulnya 'Gadis Penakluk Pria Dingin' 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments