Alice mengangkat wajahnya dari buku dan menatap kearah rak buku yang berada cukup jauh dari mejanya. Gadis itu merasa seperti sedang di awasi oleh seseorang.
Alice menghela nafasnya sambil menggeleng pelan, mungkin hanya perasaannya saja, pikirnya.
Gadis itu pun kembali memfokuskan dirinya pada buku sambil membetulkan earphone nya. Sebenarnya Alice sedang tidak mendengarkan musik atau apapun. Gadis itu hanya memakai earphone agar fokus membaca dan agar orang lain tidak mengganggunya.
Setelah cukup lama membaca, bel sekolah pun kembali berbunyi pertanda bahwa jam istirahat telah berakhir.
Alice kembali ke kelasnya dan duduk di kursinya. Guru pun sudah masuk ke dalam kelas dan bersiap untuk mengajar jam pelajaran selanjutnya.
Alice menatap sekilas bangku yang masih kosong disampingnya dengan acuh. Sepertinya kali ini dia akan belajar dengan tenang, pikirnya.
Setelah selang beberapa jam akhirnya jam pulang pun sudah tiba. Alice dengan segera memasukan alat tulisnya ke dalam tas dan bersiap untuk pulang.
Tiba-tiba sekelompok siswa wanita menghampiri mejanya,
"Hai..." sapa salah satu dari mereka.
Alice mengangkat wajahnya dan menatap sekelompok wanita yang terlihat berpenampilan modis dengan dandanan yang cukup tebal. Mereka tersenyum pada Alice dengan wajah yang ramah namun terlihat palsu di mata Alice.
"Namamu Alice kan??? Wah.. Kau sangat cantik" ujar salah satu dari mereka dengan nada suara yang sedikit menyebalkan menurut Alice.
Alice tidak menjawab sapaan gadis itu dan mulai memakai tas nya. Gadis itu bangkit dari duduknya dan menatap sekelompok wanita itu dengan tatapan datarnya,
"Bisakah kalian minggir??" tanya Alice dingin.
Seketika sekelompok wanita itu saling memandang dan tersenyum mengejek mendengar ucapan Alice. Lalu salah satu dari mereka menatap Alice dari atas sampai bawah dengan tajam,
"Wah.. Apakah sifat mu memang sesombong itu?? Kau tidak dengar, temanku sedang bertanya padamu.. Apa kau tidak punya sopan santun???" ujarnya tajam.
"Baru pertama berada di sekolah ini tingkahmu sudah sangat angkuh!! Jangan pikir kau bisa seenaknya seperti itu, mentang-mentang banyak pria yang suka padamu kau bisa berbuat seenaknya!!" lanjutnya tajam.
Alice menghela nafasnya dan menatap wanita itu dengan datar,
"Bukankah kau sudah tau namaku?? Sekarang bisakah kalian minggir?? Aku ingin pulang" ujarnya.
Salah satu wanita berdecak sambil menatap Alice dengan tatapan mencemoohnya,
"Kau sepertinya memang benar-benar tidak tau sopan santun. Apakah orang tuamu tidak pernah mendidikmu?? ckck.. jangan mentang-mentang orang-orang memuji kecantikanmu kau menjadi sombong seperti ini!!" ujarnya keras.
"Lagipula aku yakin.. Wajahmu itu pasti palsu bukan?? Berapa banyak kau menghabiskan uang untuk melakukan operasi plastik???" lanjutnya sambil mendorong bahu Alice.
Alice sedikit terhuyung kebelakang. Gadis itu menatap wanita di depannya sambil mengepalkan kedua tangannya.
Tidak bisakah mereka tidak mengusiknya?? pikir Alice marah.
Saat Alice hendak melawan para siswa wanita itu, tiba-tiba saja siswa lelaki yang bernama Ruben mendekati para wanita itu dengan tajam,
"Untuk apa kalian berkumpul disini?? Apakah kalian tidak dengar bel pulang sudah berbunyi???" tanya Ruben tajam.
Para siswa wanita itu pun seketika terdiam dan menatap kearah Ruben. Salah satu siswa yang bernama Ashley pun mendekati Ruben dengan wajah sedih yang dibuat-buat,
"Ruben, aku hanya ingin berkenalan dengannya.. Tapi kurasa dia terlalu angkuh dan sombong!!!" ujarnya manja.
Ruben menatap kearah Alice yang sedang membuang wajahnya dari Ruben dan para siswa wanita itu.
Ruben menyeringai pelan sambil membuang wajahnya dari Alice,
"Dia memang gadis yang sombong.. Jadi, jangan membuang-buang waktu kalian untuk berteman dengannya!" ujar Ruben sambil menatap Alice dengan tatapan yang sulit di artikan.
Ashley pun menggandeng tangan Ruben sambil tersenyum meledek pada Alice,
"Kau benar!! Girls!! Tinggalkan gadis palsu ini!! Tidak ada gunanya kita berbicara padanya" ujarnya tajam.
Para siswa wanita itu pun mengangguk setuju dan meninggalkan Alice.
Alice menghela nafasnya lega lalu segera berjalan kearah pintu untuk pulang.
Ruben menatap punggung Alice penuh arti. Pria itu sebenarnya secara tidak langsung menolong Alice untuk keluar dari kerumunan siswa perempuan tadi.
Ashley masih menggandeng tangan Ruben dan tersenyum padanya,
"Oh iya Ruben, apa kau akan berlatih basket hari ini???" tanyanya manja.
Ruben melepaskan tangan Ashley yang bergelayut di tangannya dengan cepat,
"Aku akan berlatih" jawabnya singkat.
Ruben adalah bagian dari tim basket di sekolah. Dia juga termasuk pria tertampan di sekolah dan banyak juga siswa wanita yang mengincarnya, sama seperti Justin. Namun Ruben di kenal sebagai seorang playboy. Dia tidak pernah serius jika mendekati seorang wanita.
Salah satu pacarnya sekarang adalah Ashley, siswa yang cantik, dari kalangan orang kaya dan salah satu tim cheerleaders di sekolah. Ashley sangat posesif pada Ruben.
Namun, Ruben sebenarnya tidak pernah tertarik dengan Ashley. Dia hanya sekedar bermain-main dengan gadis itu.
Ashley menatap Ruben yang terlihat sedang memikirkan sesuatu,
"Ada apa dengan wajahmu?? Apa.. Jangan-jangan kau tertarik dengan murid baru itu???" tanya Ashley curiga.
Seketika Ruben menatap Ashley sambil tertawa kecil,
"Kau gila!! Aku tidak suka dengan wanita angkuh seperti itu" ujarnya acuh.
Ashley pun terdiam sesaat lalu tersenyum senang. Gadis itu kembali meraih tangan Ruben dan bersandar di bahu pria itu,
"Baguslah..." ujarnya senang.
Disisi lain, Alice tengah berjalan kearah gerbang sekolah. Namun saat Alice sudah berada di depan gerbang, tiba-tiba gadis itu menatap pria yang sebangku dengannya di kelas tadi tengah bersandar disisi gerbang dan menatap kearahnya sambil tersenyum.
Alice menatap pria itu sekilas lalu kembali berjalan menghiraukannya. Namun, tiba-tiba pria itu berjalan kearah Alice dan menghalangi jalannya.
Alice seketika berhenti melangkah dan menatap pria itu dengan tajam. Tidak tinggal diam, Alice pun mencoba berjalan kearah kiri untuk melewati pria itu, namun pria itu mengikuti langkah Alice dan tidak membiarkan gadis itu untuk lewat.
Alice kembali melangkah kearah kanan dan pria itu terus menghalangi jalan Alice.
Sambil berdecak kesal, Alice pun mengangkat wajahnya dan menatap pria itu dengan tajam,
"Menyingkir dari hadapanku!!!" ujarnya tajam.
Namun pria itu hanya menyeringai kecil dan tak mengidahkan ucapan Alice.
Tiba-tiba pria itu mengarahkan bibirnya ke telinga Alice dan berbisik padanya,
"Aku akan melepaskanmu... dengan satu syarat" bisiknya penuh arti.
Seketika Alice mengangkat tangannya dan hendak memukul pria itu. Namun dengan cepat pria itu menahan tangan Alice sambil menatapnya dalam,
"Lepaskan!!!" ujar Alice tajam sambil mencoba melepaskan cengkraman pria itu.
Pria itu menatap Alice dalam dan dengan cepat menarik tangan Alice sampai tubuh Alice membentur dadanya,
GREP!!
Pria itu pun membawa tubuh Alice ke dalam pelukannya.
Alice yang sadar pun dengan sekuat tenaga mencoba melepaskan tubuhnya dari pelukan pria itu,
"LEPASKAN BRENGSEK!!!" teriak Alice.
Namun pria itu tidak mengidahkan ucapan Alice dan masih memeluk tubuh gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
Untung saja suasana di depan gerbang terlihat sepi. Jadi tidak ada yang bisa mendengar teriakan Alice,
Pria itu menutup matanya dan mendekatkan bibirnya ke telinga Alice,
"Jangan dekati pria mana pun... Selain aku...." bisiknya dalam yang membuat Alice seketika terdiam.
Lalu Alice pun dengan cepat mendorong tubuh pria itu dan menatap tajam padanya,
"Dasar pria gila!!!!!" ujarnya marah.
Alice pun dengan cepat hendak melangkah pergi meninggalkan pria itu. Namun dengan cepat, pria itu kembali menahan tangan Alice dan tersenyum padanya,
"Namaku Jack!! Jack Holland Switzer!!" ujarnya sambil menyeringai penuh arti.
Alice terlihat tidak peduli dan dengan sekuat tenaga melepaskan cengkraman pria itu. Setelah itu Alice pun menatap tajam pada pria itu dan membalikkan tubuhnya lalu pergi meninggalkan pria bernama Jack tadi.
Jack menatap punggung Alice yang telah menjauh. Lalu seketika wajahnya pun berubah menjadi sendu,
"Kuharap... Kau akan percaya padaku nanti.. Sebelum waktuku habis..." bisiknya.
"Dan... Sampai hari itu tiba... Kuharap kau akan terus percaya padaku sampai kita bertemu kembali..." lanjutnya.
Bersambung...
Hai, support selalu cerita ini ya,
Jangan lupa kasih like, vote, komen dan hadiahnya ☺️
Oh iya, kalau baca novel jangan sampai lupa waktu ya, apalagi ninggalin sholat 😁👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments
Rahma Wati
g luoa waktu sih. cuman sering "ntar dulu" dan " bentar lagi" tau tau waktu dah lewat...
2023-10-19
0
™febri@n.*
lanjut baca thor
2023-08-15
1