Seorang wanita tengah berjalan di koridor rumah sakit yang terlihat masih sepi karena hari masih menunjukkan pukul 6.00 pagi.
Seperti biasa, ia datang seorang diri sambil membawa setangkai bunga di tangannya. Wanita itu terlihat tersenyum sambil menghirup aroma bunga di tangannya.
Wanita itu pun berhenti di salah satu ruangan dan terdiam untuk beberapa saat sambil menatap pintu itu dalam diam.
Ia pun menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Dan dengan segera membuka pintu di depannya sambil memasang kembali senyuman di wajahnya.
CKLEK!!
Wanita itu tersenyum kearah seorang pria yang tengah tertidur di atas ranjang dengan beberapa selang yang terpasang di tubuhnya, serta oksigen yang berada di mulutnya.
Wanita itu meletakkan bunga yang di bawanya kearah pot yang berada di pinggir tempat tidur. Terlihat sudah cukup banyak bunga yang ada di dalam pot itu.
Ada bunga yang masih segar dan ada juga bunga yang sudah coklat dan mengering.
Wanita itu memilih bunga-bunga yang kering dan layu, lalu memindahkannya ke pot yang berbeda, dimana kumpulan bunga-bunga yang sudah kering berada.
Setelah selesai, wanita itu pun menghampiri pria yang sedang terbaring itu dan duduk di samping ranjangnya.
"Selamat pagi.." sapanya dengan senyuman lembut.
Seperti biasa, tidak ada balasan dan respon dari pria yang tengah tak sadarkan diri itu.
"Aku datang lagi seperti biasa.." lanjutnya.
Ia pun perlahan mengambil sebuah sapu tangan dan membasahinya sedikit untuk membersihkan tangan dan wajah pria itu.
"Aku akan membersihkan tangan dan wajahmu dulu ya.." ucapnya lembut.
Wanita itu terlihat berhati-hati untuk membersihkan wajah sang pria. Ia menatap wajah itu untuk beberapa saat dan mengecup keningnya dengan lama dan lembut.
CUP!!
Ia pun melepaskan ciumannya sambil menyeka air matanya yang perlahan keluar.
Lalu tak lama berselang, pintu ruang rawat itu pun terbuka, memperlihatkan seorang wanita paruh baya yang masuk ke dalam.
CKLEK!!!
Seketika wanita itu mengangkat wajahnya dan melihat wanita paruh baya yang baru tiba itu sambil tersenyum lembut,
"Bibi.." ucapnya tersenyum lembut.
Wanita paruh baya itu pun mengangkat wajahnya dan menatap wanita itu sambil membalas senyumannya.
"Jessica.." ujarnya lembut.
Wanita paruh baya itu melangkah masuk dan menghampiri Jessica,
"Kapan kau tiba??" tanyanya sambil memeluk wanita di depannya.
Jessica membalas pelukan wanita paruh baya itu dan tersenyum lembut,
"Aku baru saja tiba" jawabnya.
Wanita paruh baya itu pun tersenyum lembut dan mengangguk pelan. Jessica menarik salah satu kursi dan mempersilahkan wanita paruh baya itu untuk duduk.
Wanita paruh baya itu menatap pria yang terbaring di ranjangnya dengan tatapan sedih,
"Ini sudah terlalu lama bukan???" ucapnya sedih.
Jessica menatap arah pandang wanita paruh baya itu dan menunduk sedih,
"Ini sudah lebih dari 5 tahun.." lanjutnya bergetar.
"Sampai kapan aku harus menunggu lagi.. hiks.." ucapnya mulai menangis.
Jessica mengusap bahu wanita paruh baya itu dan mencoba menenangkannya sambil menahan air matanya,
"Sabar bi.. Suatu saat nanti aku yakin Jack pasti akan sadar dan berkumpul kembali bersama kita" ucapnya menenangkan.
Wanita paruh baya itu mengusap air matanya dan menatap Jessica dengan serius,
"Jessica.. Ada yang inginku bicarakan padamu" ujarnya.
Jessica menatap wanita paruh baya itu dan mengangguk pelan,
"Tadi.. Tadi dokter telah memeriksa Jack, dia bilang... dia bilang kemungkinan Jack untuk sadar kembali setelah koma selama lima tahun ini hanya 5 persen saja" ucapnya menahan tangis.
"Dokter bilang, mungkin saat ini hanya alat saja yang membuat Jack terlihat seperti sedang bernafas hiks.." lanjutnya sambil menangis pilu.
Jessica menggelengkan kepalanya dan mulai menangis pelan sambil menyentuh kedua tangan wanita paruh baya di depannya,
"Tidak bi... Itu tidak benar.." bantahnya.
"Aku yakin Jack masih hidup.. Suatu hari nanti pasti akan ada keajaiban yang membuatnya sadar.. Aku yakin itu" ucapnya yakin.
Wanita paruh baya itu kembali tersedu dan menatap Jessica kembali,
"Aku selalu berdoa keajaiban itu akan segera terjadi.. Tapi..." ucapnya terputus.
"Tapi terkadang aku merasa menyerah dan putus asa" lanjutnya tersedu.
Jessica menghapus air matanya dan menggeleng pelan,
"Bibi tidak boleh putus asa.. Kita harus yakin pada doa dan harapan kita. Dan, aku yakin Tuhan pasti akan mengabulkan doa kita selama ini suatu hari nanti" ujarnya lembut.
Wanita paruh baya itu pun mulai sedikit tenang dan mengangguk pelan. Jessica tersenyum lembut dan mengusap kedua tangan wanita paruh baya itu untuk menenangkannya,
"Baiklah, bibi akan menelpon paman dulu untuk mengabarinya" ucapnya sambil mengambil handphone di dalam tas nya dan melangkah keluar ruangan.
Jessica terdiam beberapa saat lalu memandang kearah Jack yang masih tak sadarkan diri,
"Sampai kapan kau akan tertidur terus seperti ini Jack??" tanyanya pelan menahan tangis.
"Aku merindukanmu... Sadarlah..." bisiknya sambil menyentuh tangan pria itu penuh harap.
Tanpa Jessica sadari, terlihat sesosok pria yang sedang berdiri tak jauh darinya.
Pria itu sejak tadi telah berada disana tanpa disadari oleh Jessica dan ibunya.
Jack menatap tubuhnya yang masih terkapar tak sadarkan diri dengan berbagai macam alat medis di tubuhnya.
Pria itu menghela nafasnya pelan dan kembali menatap Jessica yang masih menangis pelan sambil menggenggam tangannya,
"Maafkan aku..." bisiknya dalam.
"Kau tidak seharusnya menunggu dan menangisiku selama ini.. Aku tidak pantas untukmu, Jessica.." lanjutnya merasa bersalah.
KRING!!!
Bel istirahat pun berbunyi..
Alice dengan segera merapihkan alat tulisnya dan bersiap untuk keluar kelas.
Sherly dengan cepat menghampiri Alice dengan senyuman tiga jarinya,
"Ayo kita ke kantin!! Aku sudah lapar.." ucapnya sambil merangkul tangan Alice dengan manja.
Alice terlihat menghela nafasnya dan pasrah saat Sherly mulai menuntunnya pergi.
Mereka berdua pun kini telah berada di kantin dan bersiap mengambil makanan. Setelah selesai Sherly pun kembali menuntun Alice ke salah satu meja kosong yang berada di sudut,
"Ayo kita duduk disana!!" ucap Sherly semangat.
Mereka pun duduk di meja itu dan mulai memakan makanan mereka,
"Oh iya, kau akan ikut kemping kan??" tanya Sherly semangat.
Alice memakan makanannya dengan santai dan mengangkat bahunya pelan,
"Aku harus meminta izin nenek terlebih dahulu" jawabnya acuh.
Sherly pun mengangguk pelan mendengar jawaban Alice.
Saat sedang memakan makanannya, tiba-tiba Alice menatap Sherly sejenak dengan ragu,
"Ekhem.. Apa.. Apa kau tau siapa siswa terpintar di sekolah ini???" tanya Alice tiba-tiba.
Sherly seketika mengangkat wajahnya dan mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Alice yang tiba-tiba,
"Siswa terpintar???" ujar Sherly terlihat berpikir.
"Hmm... Kalau aku tidak salah, siswa terpintar di angkatan kita itu adalah Justin. Tapi.. Aku juga tidak tau pasti, mungkin ada siswa lain juga.. Tetapi yang terkenal di kalangan para siswa ya Justin.." ujarnya sedikit ragu.
Alice seketika mengernyitkan keningnya mendengar jawaban Sherly.
Bukankah pria itu bilang ia adalah siswa terpintar di sekolah ini??? pikir Alice.
Alice pun seketika mendengus pelan, mengapa dia harus mempercayai omongan pria bernama Jack itu, pikirnya.
Dia saja jarang masuk ke sekolah untuk belajar. Mana mungkin orang seperti itu bisa menjadi siswa terpintar, pikirnya lagi.
Bersambung..
Hai, bantu support cerita ini ya 🙏🙏
Jangan lupa kasih like, vote, komen dan hadiahnya ☺️
Oh iya, kalau baca novel jangan sampai lupa waktu ya, apalagi ninggalin sholat 😁👍
Jangan lupa juga mampir di novelku yang judulnya 'Gadis Penakluk Pria Dingin' 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments
Cancer
jdi Jack yg d skolah itu arwah😳
2023-03-08
1
Muzakar pranata
akhirnya aku ketemu lagi dengan cerita ini yg beberapa waktu lalu aku susah membuka dan membaca untuk klanjutan nya..
2023-03-07
1