Setelah cukup lama menangis, Alice pun menjauhkan wajahnya dari dada pria di depannya,
"Apakah sudah lebih baik???" tanya pria itu lembut.
Alice tidak menjawab pertanyaan pria di depannya dan memilih memalingkan wajahnya menghindari tatapan pria itu.
Pria itu pun tersenyum tipis dan mengangkat tangannya untuk menyentuh dagu Alice dan membawa wajah gadis itu untuk bertatapan dengannya.
Jarak mereka terlihat sangat dekat. Alice bahkan bisa merasakan terpaan lembut nafas pria di depannya itu di wajahnya. Mereka terlihat saling bertatapan untuk beberapa detik sebelum Alice menepis tangan pria itu dan kembali memalingkan wajahnya,
"Aku tidak apa-apa" ujarnya singkat.
"Lupakan apa yang kau lihat barusan" lanjutnya.
Seketika pria itu pun menyeringai tipis dan kembali menatap Alice. Tangannya menempel di rak lemari dan tubuhnya pun menahan tubuh Alice yang masih bersandar di lemari.
Alice seketika mengangkat wajahnya dan menatap pria itu dengan datar. Namun kebalikan dengan jantungnya yang tiba-tiba berdetak tidak karuan.
Alice menatap waspada pada wajah pria di depannya itu yang semakin menunduk dan mendekat kearah wajahnya. Gadis itu mengangkat tangannya dan menahan dada pria di depannya tadi agar tidak semakin mendekat padanya,
"Menjauh dariku Jack!!" ujarnya tajam.
Jack terlihat tidak mengidahkan ucapan Alice dan menatap wajah gadis itu dalam,
"Dengarkan aku Alice..." ujarnya terjeda.
Pria itu menggenggam tangan Alice yang berada di dadanya dan menekannya disana. Alice menatap kedua mata Jack yang terlihat begitu dalam memandang tepat kearah matanya.
Degupan jantung Alice semakin tak karuan. Gadis itu pun memutuskan untuk kembali memalingkan wajahnya dan tidak ingin menatap wajah pria itu,
"Alice... Jangan selalu memendam segalanya seorang diri. Tidak apa-apa jika ingin menangis sesekali.. Karena kau tau.. Sesuatu yang di pendam itu rasanya sangat tidak enak. Biarkan emosimu sesekali meluapkan apa yang kau rasakan di hatimu.." ujarnya lembut.
Alice seketika menatap kearah Jack dengan tajam sambil melepaskan tangannya dari genggaman pria itu,
"Kau tidak usah berlagak tau tentang diriku!! Urus saja hidupmu sendiri!!" ujar Alice tidak suka.
Jack pun terdiam dan menghela nafasnya,
"Alice.. aku mengatakan itu semua karena aku peduli padamu.. Aku tidak ingin kau merasakan sakit dan kesedihan" ujarnya lagi.
Alice terlihat mengepalkan tangannya dan menatap Jack dengan tajam,
"Peduli??? Untuk apa kau peduli padaku??" tanya Alice tajam.
Gadis itu pun menghela nafasnya dan mencoba untuk meredam amarahnya,
"Sudahlah! Lupakan! Jangan berlagak kau tau segalanya tentangku!!" lanjutnya lagi.
Jack pun kembali terdiam dan mulai menghembuskan nafasnya pelan,
"Baiklah.. Maafkan aku.." ujarnya pelan.
Alice memilih diam dan menatap kearah jendela. Diluar masih hujan lebat. Dia harus segera kembali ke rumah, neneknya pasti sangat mengkhawatirkannya.
Alice pun melangkah melewati Jack yang berada di depannya,
"Aku harus pulang sekarang" ujarnya sambil melangkah keluar.
Namun sebelum Alice menjauh, Jack pun dengan segera menahan tangannya,
"Tunggu.. Diluar masih hujan" ujarnya.
Alice menatap tangan Jack yang menahannya dan mencoba untuk melepaskannya kembali,
"Aku harus pulang sekarang! Nenekku pasti sedang mengkhawatirkan ku" ujarnya lagi.
Jack masih menahan tangan Alice dan menatap gadis itu dengan khawatir,
"Aku tau..." ujarnya.
"Aku akan menemani pulang" lanjutnya lagi yang membuat Alice langsung menatap kearahnya.
Alice ingin membuka mulutnya untuk menolak ucapan Jack, namun dengan cepat Jack mendekat pada Alice dan menempelkan jari telunjuknya pada bibir gadis itu,
"Ssstt... Aku tidak menerima penolakan!" ujarnya tegas.
"Setidaknya kau harus berterimakasih kepadaku karena telah mengeluarkanmu dari sini.. Dan, sebagai ucapan terimakasih, kau tidak boleh menolak permintaanku!" lanjutnya lagi.
Alice pun terdiam sesaat dan menatap Jack dengan tatapan tidak sukanya. Gadis itu pun menghela nafasnya dan menepis jari Jack yang berada di bibirnya,
"Terserah" ujarnya datar.
Alice pun membalikkan tubuhnya dan bergegas berjalan kearah pintu. Jack menatap punggung Alice dan tersenyum penuh arti. Setelah itu ia pun menyusul dan berjalan di samping Alice.
Saat ini keduanya telah keluar dari dalam gudang. Mereka berjalan di koridor sekolah yang cukup gelap. Hujan terlihat masih lebat. Alice menatap keatas langit dan menghela nafasnya, bagaimana caranya ia pulang jika hujan lebat seperti ini?? pikirnya. Neneknya pasti sangat mengkhawatirkannya, pikirnya lagi.
Jack berdiri di samping Alice dan menatap kearah langit,
"Hujannya masih sangat lebat.." ujarnya pelan.
Pria itu pun menatap Alice yang masih menatap hujan dalam diam. Jack menatap Alice dalam, entah apa yang dia pikirkan sekarang.
Alice yang merasa di tatap oleh Jack pun seketika memalingkan wajahnya untuk menatap Jack,
"Bolehkah aku bertanya??" tanyanya datar.
Jack menatap wajah Alice dan tersenyum sambil mengangguk,
"Silahkan.. Kau boleh bertanya padaku tentang apapun" ujarnya.
Alice pun menghela nafasnya dan kembali menatap hujan,
"Darimana kau tau aku berada disini??? Bukankah hari ini kau tidak masuk sekolah??" tanyanya ingin tau namun masih bersikap acuh.
Jack terdiam beberapa saat mendengar pertanyaan Alice lalu menyeringai pelan,
"Darimana kau tau aku tidak masuk sekolah???" tanyanya balik.
Alice pun menatap Jack sambil mengernyitkan keningnya sedikit,
"Tentu saja aku tau.. Kau bahkan tidak masuk kelas" ujar Alice sedikit ketus.
Jack tersenyum melihat ekspresi Alice dan memasukkan tangannya ke dalam saku celana,
"Aku tidak masuk kelas, bukan berarti aku tidak datang ke sekolah.." ujarnya.
Alice pun menatap Jack tidak mengerti.
Jack yang melihat ekspresi kebingungan Alice pun tersenyum gemas melihat wajah gadis di depannya itu,
"Hari ini aku datang ke sekolah.. Tetapi aku tidak mengikuti pelajaran di kelas. Kau tau, aku tidak perlu mengikut pelajaran karena aku memang sudah terlahir menjadi orang yang pintar" ujarnya percaya diri.
Seketika Alice pun tersenyum mencemooh pada Jack,
"Mana mungkin.." ujarnya tidak percaya.
Jack pun tersenyum sambil menatap Alice,
"Jika kau tidak percaya, kau bisa tanya pada guru-guru di sekolah, siapa murid yang paling pintar di sekolah ini.." ujarnya lagi.
Alice pun menghela nafasnya dan tidak menepis ucapan Jack lagi,
"Lalu... Bagaimana kau tau aku dikurung di dalam gudang itu??" tanyanya lagi.
Jack seketika terdiam dan menatap kearah hujan yang sudah berhenti turun,
"Hujannya sudah berhenti.." ujarnya mengalihkan pembicaraan.
Alice pun menatap kearah langit yang sedikit lebih terang dari sebelumnya dan hujan pun sudah berhenti turun,
"Ayo.. Aku akan mengantarmu pulang" ujar Jack sambil mengulurkan tangannya pada Alice.
Alice menatap uluran tangan Jack dengan acuh dan memilih berlalu berjalan lebih dulu meninggalkan Jack di belakangnya.
Jack pun tersenyum melihat reaksi Alice dan kembali menarik tangannya,
"Hey tunggu aku!!" ujarnya sambil menyusul Alice.
Mereka berjalan kaki kearah pintu gerbang. Namun seketika Jack pun terdiam saat melihat seorang penjaga pintu gerbang tengah berbicara dengan seorang pria yang sedang berdiri di balik gerbang dengan motornya.
Alice pun ikut terhenti dan menatap pada Jack yang terlihat sedang terdiam sambil menggertakkan giginya kuat. Pria itu menatap tajam kearah gerbang. Dan seketika Alice pun ikut mengikuti arah pandang Jack.
Namun sebelum wajah Alice menatap kearah gerbang, tiba-tiba saja Jack menakup wajah gadis itu dan menatapnya dalam,
"Maaf Alice, sepertinya aku tidak bisa mengantarmu pulang" ujarnya pelan.
Alice pun menatap pada Jack sambil mengernyitkan keningnya,
"Sepertinya ada seseorang yang akan menjemputmu.." lanjutnya lagi pelan.
Alice pun melepaskan tangan Jack yang berada di wajahnya dan menatap kearah gerbang.
Disana terlihat seorang penjaga sedang membuka pintu gerbang dan mempersilahkan seorang pria untuk masuk ke dalam.
Alice dapat mengetahui siapa pria itu dari motor yang di pakainya. Justin pun seketika berhenti di depan Alice dengan tubuh yang basah kuyup. Pria itu membuka helmnya dan menatap Alice dengan cemas,
"Alice...." ujarnya lega.
Justin turun dari motornya dan menyentuh bahu Alice tanpa sadar,
"Apa kau baik-baik saja?? Apa ada yang terluka???" tanya Justin panik.
Alice pun menatap Justin dengan datar,
"Aku baik-baik saja" ujarnya.
Alice pun menatap tangan Justin yang berada di bahunya. Justin yang sadar dengan tatapan Alice seketika menarik tangannya dengan canggung,
"Maaf.." ujarnya pelan.
Justin terlihat menggaruk tengkuknya dengan canggung,
"Ayo kita pulang... Nenekmu pingsan karena mengkhawatirkanmu" ujarnya.
Alice pun seketika membelalakkan matanya dan panik,
"Benarkah???" tanyanya terkejut.
Ya Tuhan, dia telah membuat neneknya khawatir. Alice harus segera kembali..
Dia tidak ingin membuat keadaan neneknya semakin buruk.
Alice pun seketika membalikkan tubuhnya untuk menatap Jack. Namun, saat gadis itu menatap ke belakang, dia tidak menemukan keberadaan Jack dimana pun.
Gadis itu mengarahkan pandangannya ke segala arah, namun dia tidak menemukan keberadaan Jack.
'Dimana pria itu???' pikirnya bingung.
Bersambung..
Hai, support selalu cerita ini ya,
Jangan lupa kasih like, vote, komen dan hadiahnya ☺️
Oh iya, kalau baca novel jangan sampai lupa waktu ya, apalagi ninggalin sholat 😁👍
Jangan lupa juga mampir di novelku yang judulnya 'Gadis Penakluk Pria Dingin' 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments